Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kepala Bayi Tertinggal di Rahim saat Persalinan, Ibu: Beri Saya Keadilan

Mukarromah melahirkan bayi perempuan dalam kondisi kepala terpisah dengan tubuh dan tertinggal di rahimnya.

Tribunnews.com
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang ibu muda asal Desa Panpanjung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, membuat laporan ke polisi atas persalinannya.

Wanita itu bernama Mukarromah (25).

Dalam laporan disebutkan, Mukarromah melahirkan bayi perempuan dalam kondisi kepala terpisah dengan tubuh dan tertinggal di rahimnya.

Baca juga: Viral Kepala Bayi Putus dan Tertinggal di Rahim saat Persalinan, Ini Penjelasan Dinkes Bangkalan

Peristiwa tersebut terjadi saat ia melahirkan di Puskesmas Kedungdung, Kecamatan Modung, Kabupatem Bangkalan pada Senin (4/3/2024).

Ia bercerita, hari itu, ia datang ke Puskesmas Kedungdung dalam kondisi pembukaan empat dan didampingi oleh bidan desa setempat.

Setelah menunggu beberapa jam, pembukaan meningkat menjadi enam. Saat itu, Mukarromah menolak untuk melahirkan di puskesmas.

Ia pun meminta rujukan kepada dokter di puskesmas untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan.

Namun permintaan tersebut ditolak pihak puskesmas dengan alasan pihak rumah sakit tak merespons.

“Kata dokter Puskesmas, pihak dokter RSUD Syamrabu Bangkalan tidak merespons sehingga harus ditangani di Puskesmas,” terang Mukarromah saat ditemui di rumahnya di Desa Panpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Selasa (12/3/2024).

"Saya dibawa ke ruang persalinan, katanya mau usaha sendiri. Saya gak mau melahirkan kesini. Saya mau minta rujukan aja, mau operasi. Katanya: Iya, sebentar ya... sebentar terus," ungkap Mukarromah.

Akhirnya, persalinan Mukarromah pun dilakukan di puskesmas oleh seorang bidan dan dua orang lain.

Dengan penuh perjuangan, ia pun melahirkan secara normal di puskesmas, namun ternyata kepala bayinya putus dan tertinggal di dalam rahim.

Saat proses melahirkan, Mukarromah mengaku didampingi tantenya.

Mukarromah mengaku ia merasa diintimidasi saat meminta operasi untuk mengeluarkan kepala bayinya yang tertinggal.

“Saat kepala bayi saya terputus, saya minta agar dioperasi saja. Namun saya diintimidasi bahwa kalau dirujuk ke rumah sakit tidak akan dioperasi dan kepala bayi yang tertinggal akan ditarik menggunakan tangan. Yang menangani juga bukan perempuan, melainkan laki-laki bertubuh kekar,” ungkap Mukarromah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved