Berita Kudus
Memasuki Bulan Ramadan Harga Beras di Kabupaten Mulai Turun
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetyo memastikan harga-harga kebutuhan pokok
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -- Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetyo memastikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Kudus terbilang stabil saat Ramadan.
Dia juga mengatakan bahwa harga beras pada Ramadan hari ketiga mencapai Rp13.500/kg, pihaknya juga sudah melakukan stabilisasi, terkait harga gabah kering panen Rp6.800/kg.
"Saat ini harga beras sudah mulai turun, mencapai Rp13.500/kg ini sudah stabil. Saat ini kami meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Kudus," ujarnya.
Panen padi masa tanam pertama di Kabupaten Kudus mencapai 30.527 ton. Masa tanam pertama ini memang mundur karena dampak elnino.
Biasanya masa tanam pertama di Kudus pada September, pada masa tanam pertama kali ini dimulai pada Oktober. Untuk panen masa tanam pertama dimulai pada Februari sampai April 2024 lahan yang bakal panen ada seluas 6.896 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan di Kudus.
Dari total luas lahan tersebut potensi produksi gabah ada sebanyak 47.683 ton. Kalau dikonversi dalam bentuk beras potensi produksinya mencapai 30.527 ton.
Sementara untuk potensi panen terbesar di Kabupaten Kudus ada di Kecamatan Undaan.
Dengan luas lahan 5.086 hektare yang berpotensi panen. Untuk Februari 2024 ini lahan pertanian di Kecamatan Undaan yang berpotensi panen yaitu di Desa Larikrejo dengan luas lahan 30 hektare, di Desa Wates dengan luas lahan 170 hektare.
Di Desa Ngemplak dengan potensi panen di lahan seluas 165 hektare dan di Desa Karangrowo dengan luas lahan 287 hektare.
Didik melanjutkan, untuk akhir panen masa tanam pertama di Kecamatan Undaan diperkirakan pada pekan kedua bulan Maret yang berpotensi panen di sejumlah desa. Di antaranya yaitu di Desa Wates seluas 110 hektare, di Desa Ngemplak seluas 95 hektare, dan di Desa Karangrowo seluas 210 hektare.

Untuk produksi gabah per hektare pada masa panen kali ini juga mengalami kenaikan dibanding dengan masa panen sebelumnya. Jika pada masa panen sebelumnya lahan satu hektare rata-rata produksi gabah mencapai 6,6 ton, pada masa panen kali ini produksi gabah per hektare rata-rata sampai 7 ton.
Bagi petani yang mengalami kesulitan dalam mengakses alat dan mesin pertanian, Dispertanpangan Kudus telah menyediakannya. Tentu jumlahnya tidak sepadan dengan jumlah luasan lahan sawah yang ada di Kudus.
Alat dan mesin pertanian yang dimiliki Dispertanpangan yaitu mesin pemanen combine dengan jumlah 5 unit, kemudian traktor 10 unit, dan pompa air sebanyak 10 unit.
“Untuk traktor yaitu sebanyak 10 terdiri atas traktor roda empat ada 2 dan traktor roda dua ada 8. Kemudian pompa ukuran 6 inch ada lima dan pompa ukuran 4 inch ada 5 juga,” kata Didik.
Bagi petani yang hendak meminjam bisa dikoordinir oleh kelompok tani. Alat dan mesin tersebut tersimpan di gudang Dispertanpangan yang ada di Undaan. Didik memastikan bagi petani yang meminjam tidak dipungut biaya. (Rad/ADV)
Baca juga: Beredar Foto Prewedding Happy Asmara dengan Gilga Sahid, Segera Menikah?
Baca juga: Anda Caleg di Semarang? Dicari Korban Banjir, Sebelum Pemilu Datang saat Banjir Hanya Disambangi Air
Baca juga: Hukum Berpuasa dan 4 Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan 2024
Baca juga: Dalane Rame Atiku Sepi, Not Angka Pianika Klebus Denny Caknan
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.