Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Rusia

Rusia Menggelar Pemilihan Presiden hingga 17 Maret 2024, Akankah Putin Kembali Berkuasa?

Rusia telah menggelar Pilpres 15-17 Maret 2024 ini. Pilpres ini akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Rusia ke depan.

Istimewa/Sergei BobyLyov/Sputnik/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUNJATENG.COM, RUSIA -- Rusia telah menggelar Pilpres 15-17 Maret 2024 ini. Pilpres ini akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Rusia ke depan.

Namun sejumlah media Barat meramal petahana saat ini, Presiden Vladimir Putin, akan kembali terpilih menjadi presiden. Putin akan kembali berkuasa sepanjang dekade hingga setidaknya tahun 2030-an.

Dominasi Putin atas sistem pemilu Rusia semakin menguat seiring semakin dekatnya pemilu. Saingan terberatnya Alexei Navalny, yang meninggal di penjara bulan lalu, juga telah dilarang mencalonkan diri. Ini juga berlaku ke sosok anti perang, Boris Nadezhdin.

Diketahui, pemungutan suara sebenarnya telah dilakukan di beberapa wilayah luar negeri, kalangan ekspatriat Rusia di seluruh dunia. Bukan cuma wilayah Rusia, pemungutan suara juga akan dilakukan di wilayah Ukraina yang dianeksasi sejak September 2022 lalu.

Sama seperti RI, akan ada putaran kedua- dalam tiga minggu- jika setelah akhir pekan ini tak ada kandidat yang memperoleh 50 persen lebih suara. Pemilu legislatif, untuk pembentukan Duma (DPR Rusia), baru akan dijadwalkan 2026.

Putin Berkuasa

Hal ini terkait perubahan UU pada tahun 2021. Ini memungkinkan Putin mencalonkan diri untuk dua masa jabatan presiden lagi dan berpotensi memperpanjang masa jabatannya hingga tahun 2036.

Kala itu referendum dibuat di 2020 yang mengatur ulang batasan masa jabatan presiden. Dari semula hanya dua periode menjadi lebih.

Upaya itu juga menjadi kelanjutan dari upaya sebelumnya yang juga dilakukan Putin, saat meng-amademen konstitusi negara itu di 2008 tentang perpanjangan masa jabatan presiden. Awalnya presiden hanya berkuasa di satu periode pemerintahan selama empat tahun tetapi kini enam tahun.

"Dia pada dasarnya telah menjadi kepala negara sepanjang abad ke-21, menulis ulang peraturan dan konvensi sistem politik Rusia untuk memperluas dan memperluas kekuasaannya," kata pakar politik.

"Hal ini menjadikannya penguasa terlama di Rusia sejak diktator Soviet Joseph Stalin," tambahnya.

Populer

Jejak pendapat sangat sedikit di Rusia. Namun, sebuah organisasi jajak pendapat non-pemerintah Levada Center sempat melaporkan tingkat dukungan terhadap Putin lebih dari 80 % .

Peningkatan substansial suara terjadi akibat perang Rusia ke Ukraina. Perang tersebut memberikan pesan nasionalis, membuat Putin untung menggalang dukungan rakyat Rusia.

"Meningkatkan citranya, dan bahkan ketika kampanye Rusia gagal pada tahun 2023, perang tersebut tetap mendapat dukungan luas," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved