Berita Ekonomi
Sejumlah Pabrik di Jawa Tengah Terdampak Banjir, Buruh Terancam Tak Dapat THR?
Banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa hari ini turut berdampak pada mandeknya beberapa aktivitas usaha di kawasan tersebut
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa hari ini turut berdampak pada mandeknya beberapa aktivitas usaha di kawasan tersebut.
Beberapa pabrik disebutkan mengalami kerugian, terutama yang berada di sekitar jalur Pantai Utara (Pantura) Demak-Kudus karena tidak bisa produksi sementara waktu.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan, kondisi ini merupakan malapetaka bagi pengusaha. Ia mengaku khawatir kerugian dialami pengusaha ini akan berimbas pada sulitnya perusahaan membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada buruh.
Baca juga: Akhirnya Siswi SMP yang 3 Hari Diperkosa 10 Pria Buka Suara, Sambil Menangis Ungkap Fakta Baru
Baca juga: Perjalanan Vidi Aldiano Kembali ke Islam Usai Agnostik, Merinding Cerita Detik-detik Dapat Hidayah
"Ini puasa sebentar lagi kami mau bayar THR kepada karyawan. Kalau banjir begini sampai merugikan pengusaha, saya khawatir (kalau mereka sulit membayar THR).
Memang ini berat. Tapi kalau sampai terjadi, saya harap karyawan memahami dulu. Tapi harapan saya tidak terjadi, perusahaan berkomitmen memberi THR itu," kata Frans dihubungi Tribun Jateng, Senin (18/3/2024).
Menurut Frans, kerugian dialami pengusaha akibat banjir cukup signifikan terutama untuk industri-industri di Kabupaten Demak dan Kudus. Namun, saat ini ia sendiri belum bisa menyebutkan persis total kerugian tersebut.
Menurutnya kerugian terlihat saat ini yakni akibat transportasi yang lumpuh karena banjir, sehingga mengganggu aktivitas pengiriman bahan baku maupun produk.
Di samping itu mesin-mesin dimungkinkan turut terendam banjir, turut menimbulkan kerugian.
"Jadi itu baru kita lihat di dalam pabriknya sendiri, apalagi kalau mereka itu misalnya sudah terikat dalam satu kontrak untuk menghasilkan barangnya, itu sudah terlambat.
Jadi kerugian itu cukup banyak. Jumlahnya belum bisa saya kemukakan, memang banyak dan ini kita sangat prihatin dengan bencana alam ini," ujarnya.
Frans lebih lanjut mengharap pemerintah lebih serius dalam menangani banjir dan terus melakukan antisipasi agar tidak terjadi lagi tanggul jebol.
"Tanggul-tanggul itu kalau tidak kuat, bisa mendatangkan kerugian besar. Ini sebenarnya bisa diantisipasi.
Kemudian soal bendungan yang dulu sudah menjadi perhatian pemerintah, itu harapan kami juga betul-betul serius karena ini bukan hanya sekali," imbuhnya. (idy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.