Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Ojek Online Fajar Berjuang Melawan Diabetes Sambil Menghidupi Anaknya Pengidap Thalasemia

Di tengah kesulitan ekonomi dan perjuangan melawan diabetes, Fajar, seorang pengemudi ojek online di Bekasi, menghadapi tantangan berat merawat anak

istimewa
Di tengah kesulitan ekonomi dan perjuangan melawan diabetes, Fajar, seorang pengemudi ojek online di Bekasi, menghadapi tantangan berat merawat anaknya yang menderita thalasemia. 

TRIBUNJATENG.COM - Walaupun didiagnosis menderita diabetes, Fajar, seorang pengemudi ojek online berusia 32 tahun asal Bekasi, tidak kehilangan semangat untuk bekerja.

Dengan penghasilan harian sekitar Rp 100.000, ia berusaha memenuhi kebutuhan hidup anaknya, Fikar, yang berusia 3 tahun dan tengah berjuang melawan thalasemia, sebuah gangguan darah.

Dilansir dari Tribun Jatim, Fajar mengakui bahwa dia tidak dapat mengemudi dari pagi hingga malam karena kondisi kesehatannya dan juga perlu merawat Fikar.

Fajar (32), seorang ayah yang bekerja sebagai ojek online untuk mencari uang demi anaknya, Fikar (3), yang menderita penyakit thalasemia atau kelainan darah (Dok Istimewa via Kompas.com)
Fajar (32), seorang ayah yang bekerja sebagai ojek online untuk mencari uang demi anaknya, Fikar (3), yang menderita penyakit thalasemia atau kelainan darah (Dok Istimewa via Kompas.com) (Kompas.com)

Baca juga: Berburu Takjil Berujung Hidayah: Kisah Viral Seorang Non-Muslim Memeluk Islam

"Merasa sangat bersyukur apabila bisa menghasilkan Rp100.000 dalam sehari," ujar Fajar dalam wawancara dengan Kompas.com, yang dilaporkan pada Selasa (4/7/2023).

Dia mengingatkan bahwa pendapatannya tahun lalu bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari.

Berdomisili di Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Fajar mencari pelanggan sebanyak mungkin, bahkan rela mengantar hingga ke Jakarta atau Tangerang.

Meskipun Rp100.000 dianggap tidak banyak, Fajar tetap merasa beruntung dapat mengurus keempat anggota keluarganya.

Namun, Fajar mengakui bahwa dia memiliki waktu terbatas untuk mencari pesanan karena harus bergiliran merawat Fikar bersama istrinya.

"Keterbatasan waktu membuat saya tidak bisa bekerja hingga malam," tuturnya.

Fajar segera membawa Fikar ke rumah sakit untuk transfusi darah ketika kondisi anaknya memburuk, yang sering ditandai dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, dan pucat.

Pada suatu kesempatan, Fajar harus menunggu hingga empat hari di unit gawat darurat karena kesulitan mencari darah yang cocok untuk anaknya, yang memiliki golongan darah AB yang langka.

Menurut Fajar, satu-satunya pengobatan untuk Fikar adalah transfusi darah, yang harus dilakukan seumur hidupnya.

Diagnosis thalasemia pada Fikar dikonfirmasi pada April 2023, setelah Fajar menyadari Fikar sering jatuh sakit dan hemoglobinnya terus menurun.

Fajar memutuskan untuk berpindah rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih detail, yang akhirnya mengungkapkan bahwa Fikar mengidap thalasemia, sebuah penyakit genetik keturunan.

Meskipun tidak ada riwayat thalasemia di keluarga Fajar atau istrinya, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka berdua adalah pembawa gen thalasemia.

Fajar mengungkapkan bahwa biaya pengobatan Fikar ditanggung oleh BPJS, namun terkadang terdapat kebutuhan mendesak yang membuatnya harus membayar biaya tambahan.

Fajar, yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2 sejak berusia 25 tahun, mengatakan bahwa kondisi kesehatannya membuatnya cepat lelah saat bekerja sebagai pengemudi ojek online, sehingga dia tidak dapat bekerja hingga larut malam.

"Saya hanya bisa bekerja dari pagi hingga sore karena kondisi diabetes saya yang juga mempengaruhi paru-paru," tutur Fajar.

Baca juga: Pernikahan Suami Istri 19 Tahun Bubar Gara-gara Tato, Fakta Menyedihkan Terungkap di Pesta Kantor

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved