Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Total 67 Orang Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia di Jawa Tengah

Puluhan petugas pemilu di Jateng gugur saat melaksanakan tugas beberapa waktu lalu. Data yang dihimpun

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
Tribun Jateng/Indra Dwi Purnomo
ILUSTRASI TPS 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Puluhan petugas pemilu di Jateng gugur saat melaksanakan tugas beberapa waktu lalu.

Data yang dihimpun Tribunjateng.com, total petugas pemilu yang meninggal saat bertugas mencapai 67 orang.


Petugas pemilu yang meninggal tersebut dari dari KPPS, PPK, pengawas pemilu, pantarlih hingga anggota Satlinmas.

 

Jika dibandingkan pemilu sebelumnya pada 2019, jumlah petugas pemilu di Jateng yang meninggal dunia bertambah.


Data dari Pemprov Jateng, pada pemilu 2019 ada 25 petugas pemilu yang gugur saat bertugas.


Peningkatan jumlah petugas pemilu yang meninggal tersebut hampir mencapai 140 persen.


Peningkatan jumlah petugas pemilu yang meninggal dunia itu dibarengi dengan kenaikan honor para petugas pemilu.


Dikutip dari laman KPU, honor petugas KPPS untuk jabatan ketua di angka Rp 550 ribu sedangkan anggota KPPS hanya Rp 500 ribu.


Sementara pada pemilu 2024, honor ketua KPPS mencapai Rp 1,2 juga dan anggota KPPS Rp 1,1 juta.


Melihat dari data tersebut, Tribunjateng.com mencoba bertanya ke petugas pemilu untuk mengetahui kondisi para patugas dalam pelaksanaan pemilu beberapa waktu lalu.


Sebut saja Adi (28) satu di antara warga Kota Semarang, yang beberapa waktu lalu betugas menjadi anggota KPPS di salah satu TPS di wilayah Semarang Barat.


Adi menceritakan, banyak kawan-kawannya kurang siap dan sakit usai rekapitulasi hasil penghitungan suara.


Hal tersebut lantaran para petugas pemilu lembur dari pagi hingga pagi hari lagi.


"Ambruk semua, apalagi di TPS kami ada ratusan pemilih. Rekapitulasi di tempat kami bahkan digelar hingga hampir subuh," terangnya, Rabu (27/3/2024).


Menurutnya, hal tersebut membuat patugas pemilu kelelahan dan jadi kurang fokus.


Meski ia menilai gaji yang diberikan cukup besar, tapi persiapannya memakan waktu cukup lama.


Ia mengaku mendapatkan Rp 1,1 juta dalam sehari saat rekapitulasi suara di tingkat TPS.


"Yang dibayangkan orang tak semanis saat di lapangan, dari persiapan hingga pelaksanaan sangat menguras tenaga dan pikiran," paparnya.


Adi berujar, pada pemilu berikutnya ia tak akan ikut jika ada pendaftaran menjadi petugas pemilu.


Pasal Adi kapok dengan panjangnya proses rekapitulasi yang ia alami saat menjadi petugas pemilu.


"Bisa dikatakan saya dan kawan-kawan bekerja 24 jam lebih saat pemungutan suara. Yang muda saja ambruk apalagi yang berusia lanjut, jadi tak heran kalau ada yang meninggal," jelasnya.


Terpisah, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana juga menanggapi adanya puluhan petugas pemilu di Jateng yabg meninggal dunia.


Nana juga berujar, hal tersebut bakal jadi evaluasi agar tak terulang kejadian yang sama.


"Kamo harap kejadian tersebut tak kembali terulang dalam pilkada yang akak digelar beberapa waktu ke depan," imbuh Nana.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved