Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Dewi Suryani, Bu Guru SMA di Kudus Jadi Konten Kreator Video Parodi, Mengajar Informatika

Inilah sosok Dewi Suryani guru SMA 1 Jekulo Kudus yang kontennya viral di dunia maya.

|
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
TikTok/highsnobiety dan @bu_dewi_saja
Tangkapan layar akun media sosial instagram guru informatika SMAN 1 Jekulo Kudus yang menyindir gelang balenciaga yang mirip lakban, tetapi dijual dengan harga fantastis Rp 51 juta. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Inilah sosok Dewi Suryani guru SMA 1 Jekulo Kudus yang kontennya viral di dunia maya.

Konten parodi gelang Balenciaga itu sukses menghibur warganet hingga diunggah ulang oleh akun instagram @lambe_turah.

Unggahan itu mendapat tanda hati sebanyak 231 ribu dan memperoleh 7.346 komentar.

Konten parodi felxing gelang Balenciaga itu diperankan guru SMA.

Baca juga: Inilah Sosok Dewi Suryani, Guru Informatika SMAN 1 Jekulo Kudus Sindir Gelang "Lakban" Balenciaga

Baca juga: Sosok Bu Dewi Guru Viral Asal Kudus Parodikan Gelang Balenciaga yang Mirip Lakban

Sosok Bu Dewi Guru Viral Asal Kudus Parodikan Gelang Balenciaga yang Mirip Lakban
Sosok Bu Dewi Guru Viral Asal Kudus Parodikan Gelang Balenciaga yang Mirip Lakban (Tiktok @m_36_a)

 

Perempuan yang memakai baju warna khaki dalam unggahan tersebut yaitu perempuan 43 tahun Dewi Suryani seorang guru informatika di SMA 1 Jekulo Kudus.

Sedangkan orang yang merekam yaitu perempuan 34 tahun Mega Indah Silfiani seorang pustakawan di SMA 1 Jekulo Kudus.

Pertama kali unggahan parodi flexing gelang lakban Balenciaga diunggah di akun Tiktok Bu Dewi & Bu Mega.

Sampai saat ini unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 28,3 juta kali dan mendapat 2,1 tanda hati.

Dalam parodi tersebut Dewi Suryani dipameri oleh Mega berupa lakban yang mirip disebutnya sebagai gelang produk Balenciaga seharga Rp 51 juta.

Mendapati flexing dari temannya, Dewi langsung membalasnya dengan flexing lebih parah.

Kedua tangan dewi terdapat lakban lebih banyak. Bahkan di jarinya juga terdapat lakban.

“Jadi orang itu tidak boleh sombong, punya dipakai tapi tidak boleh sombong,” kata Dewi dalam unggahan tersebut sembari memasang wajah datar.

Dari mimik wajah yang datar tersebut mengundang tawa sejumlah warganet.

Memang beberapa waktu yang lalu rumah mode Balenciaga asal Paris, Prancis merilis produk barunya berupa gelang yang disebut-sebut mirip dengan lakban.

Yang kemudian membuat beberapa orang tercengan gelang yang disebut mirip lakban tersebut harganya mencapai Rp 51 juta.

Mendapati kabar adanya gelang mirip lakban seharga Rp 51 juta tersebut akhirnya Mega terpikirkan untuk membuat konten dengan kawan karibnya Dewi Suryani.

Konten tersebut hanya sekadar parodi tanpa ada maksud lain. Bahkan properti digunakan dalam konten tersebut juga lakban asli, bukan gelang mahal produk Balenciaga.

“Jadi (gelangnya) betul-betul asli dari toko ATK (alat tulis kantor). Lakban di perpustakaan untuk buku selain itu kami buat konten gelang Balenciaga. Ternyata ramai. Ini konten sifatnya humor,” kata Dewi.

Memang selama ini antara Dewi dan Mega acap kali membuat konten-konten parodi yang kemudian diunggah di akun Tiktok Bu Dewi dan Bu Mega.

Ada banyak sekali konten yang bersifat lucu yang dibuat mereka berdua.

Konten-konten yang keduanya produksi kebanyakan konten-konten yang spontan muncul begitu saja.

Keduanya tidak pernah sengaja untuk membuat konten layaknya selebritis media sosial profesional.

Semua itu didasari atas aksi lucu yang sering dipraktikkan oleh Dewi saat kumpul bersama kawan-kawan sesama guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

Melihat aksi lucu Dewi di sekolah, Mega acap kali merekamnya dan mengunggahnya di story whatsapp.

“Lama-lama kelucuan Bu Dewi juga saya unggah di Tiktok ternyata kok ramai,” kata Mega.

Kini sudah banyak konten lucu buatan mereka berdua yang bisa dijumpai di akun Tiktok Bu Dewi & Bu Mega.

Tidak sedikit konten lucu buatan mereka berdua mendapat respons dari banyak warganet.

“Setiap membuat konten tidak ada konsep dan mengalir begitu saja. Soalnya kalau saya pancing sedikit Bu Dewi itu responnya lucu,” kata Mega.

Keduanya memang berlatar guru dan tenaga kependidikan. Sebisa mungkin konten-konten yang mereka produksi tidak mengandung unsur negatif.

Mereka komitmen saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, mereka enggan membuat konten.

Konten-konten itu baru diproduksi setelah jam belajar mengajar selesai.

“Ini juga selaras dengan profesi saya sebagai guru informatika. Jadi saat pelajaran saya juga memberikan pesan kepada anak agar tidak sembarangan membuat konten. Artinya jangan ada unsur negatifnya,” kata Dewi. 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved