Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kuliner Jateng

Jepara Miliki Sentra Tempung Areng di Plajan, Bahan Dasar Horog Horog Makan Khas Pengganti Lontong

Horog - Horog adalah satu diantara makan khas Kabupaten Jepara biasanya menjadi makanan peganti nasi sama seperti lontong yang terbuat dari tepung are

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Horog - Horog adalah satu diantara makan khas Kabupaten Jepara biasanya menjadi makanan peganti nasi sama seperti lontong yang terbuat dari tepung aren.

Satu diantara daerah pembuat tempung aren mandiri dan, paling banyak ataupun bisa disebut terpusat ada di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara.

Diketahui bahwa potensi pohon aren di Desa Plajan dimanfaatkan warga untuk memproduksi tepung aren.

Setidaknya, ada lima titik produksi rumahan yang mengolah pohon aren menjadi bahan tepung basah. 

Satu titik saja bisa mengolah dua batang pohon aren perharinya.

Seperti produksi tepung aren di rumah Mbah Kurah, Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Jepara, Sabtu (30/3/2024).

Mbah Nur menjelaskan, bahan olahan tebu yang diperasnya bisa dibuat menjadi sagu aren maupun horog-horog, makanan khas Jepara.

Mbah Nur memproduksi tepung aren dibantu anak perempuan. 

Dalam sehari, ia bisa membuat satu karung yang berukuran lebih dari 100 kilogram.

Proses pembuatannya, kata Mbah Kurah, mulai dari pemotongan pohon aren dan penggilingan isi aren. 

"Memeras aren lalu diambil sarinya atau perasannya," ucap Mbah Nur dalam bahasa Jawa, Sabtu (30/3/2024).

Dia mengatakan sudah bertahun-tahun mengolah aren menjadi bahan tepung basah. 

Produksinya ia jual ke daerah Bugel Kecamatan, Kecamatan Kedung, Jepara.

Pengusaha rumahan tepung aren lainnya, Purwadi menjelaskan pemilihan pohon aren juga perlu memperhatikan isi pohon.

"Pohonnya ditandai dulu, apakah isinya banyak atau sedikit, kalau sudah baru dipotong," kata satu diantara pemiliki usaha Tepung Areng, Purwadi

Dia menjelaskan setelah pohon aren dipotong, batang pohon dibelah dan diambil isinya. 

Isi pohon digiling dan diselep hingga menjadi serabut.

"Setelah jadi serabut, kita peras dan diberi saringan, dimasak hingga keluar sari patinya," terangnya.

Sedangkan untuk ampasnya, lanjut Purwadi, bisa dibuat tempat pertumbuhan jamur, pakan hewan ternak dan onggok atau limbah padat.

"Saya belajarnya turun-temurun dari orang tua, ayah dulu juga ikut orang nebangi pohon aren," ungkap Purwadi.

Hasil olahan tepung aren basah ia jual seharga Rp 6 ribu perkilogram. Sedangkan pengirimannya, kata dia, ia setor ke Pasar Bangsri, Pasar Mlonggo hingga Desa Bugel. 

"Sebagian besar kirim ke Bugel, buat bahan horog-horog. Ada yang buat bubur aren, ender, juga dijual ke pengolah tepung kering," ucapnua.

Harga tepung aren kering sendiri ia taksir mencapai Rp 10-15 ribu perkilogram di pedagang. 

Menurutnya, kualitas tepung aren dari Plajan ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan kualitas tepung aren di daerah lainnya.

 "Kesulitannya sekarang, lebih banyak bakul dan yang produksi, sehingga harga pohon aren semakin tinggi, satu pohon aren bisa mencapai Rp 600 ribu lebih," akunya. (Ito)

Baca juga: Pengamat : Elektabilitas Hendi di Pilgub Jateng 2024 Berpotensi Semakin Meroket

Baca juga: UPDATE Pabrik Pil Koplo di KIC Gatsu Tanpa Ada Orang, IPW : Siapa Pemilik Gedung dan Penyewanya

Baca juga: Pastikan Tidak Ada Kecurangan dan Kelangkaan BBM, Polresta Cilacap Sidak Beberapa SPBU 

Baca juga: Senkom Mitra Polri Korda Banyumas Kirimkan Personel Pembersihan Paskabanjir Demak Bersama Bupati

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved