Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Jokowi Dapat Tawaran Posisi Penting Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDIP

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak dianggap sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

AFP
Presiden Indonesia, Joko Widodo, tiba untuk makan malam bersama pemimpin dan pasangan mereka selama Pekan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Legion of Honor, San Francisco, California, pada 16 November 2023. Foto: JOSH EDELSON / AFP 

Namun, Idrus belum mengetahui posisi apa yang akan diberikan ke Jokowi jika bergabung ke Golkar.

"Ya proses lebih lanjut dan Pak Airlangga kan sudah mengatakan kalau Pak Jokowi sudah resmi masuk Golkar maka ada beberapa posisi terhormat," kata Idrus di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Kendati demikian, menurut Idrus, posisi terhormat yang dimaksudnya itu bisa ketua umum partai atau ketua dewan pembina.

PAN janji tempatkan di posisi tinggi

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengeklaim, Presiden Jokowi memiliki kedekatan yang berbeda dengan partainya.

Menurut Dradjad, Jokowi selama ini merasa nyaman dengan PAN.

“Setahu saya Pak Jokowi memang sangat nyaman dengan PAN. Jadi, kalau memang Pak Jokowi memilih berlabuh ke PAN ya gayeng banget,” ujar Dradjad pada Kompas.com, Jumat kemarin.

Dia mengungkapkan, Jokowi bakal mendapatkan jabatan strategis jika akhirnya berlabuh ke PAN.

Meski begitu, Dradjad enggan menyampaikan apa jabatan yang telah disiapkan oleh PAN untuk Jokowi.

“Beliau akan ditempatkan di posisi sangat tinggi dan sangat berpengaruh,” kata Dradjad.

Peluang ke Gerindra

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Partai Gerindra dan Partai Golkar dinilai paling mungkin menjadi tempat baru buat Jokowi berlabuh.

Hal ini mengingat kedekatan Jokowi dengan Golkar ataupun Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.

“Jokowi bisa menjadikan Gerindra sebagai opsi sebagai ‘trade off’ (kompensasi) dengan Prabowo jika ia terpilih sebagai presiden mendatang,” kata Umam pada Rabu (20/12/2023).

“Sedangkan Gibran bisa diarahkan ke Golkar, supaya sebaran kekuatan politiknya lebih merata dan tidak terkonsentrasi di satu titik kekuatan politik yang sama,” ucap dosen Universitas Paramadina itu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved