Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Indikator Ekonomi Kuat, BI Pastikan RI Jauh dari Krisis

sejumlah indikator ekonomi makro Indonesia saat ini yang lebih baik dari momen-momen krisis seperti pada 1998 dan 2008.

Editor: Vito
istimewa/ekonomi global (CDN)
ilustrasi ekonomi global 

Chief Economist PermataBank, Josua Pardede mengatakan, transmisi kenaikan suku bunga acuan BI tersebut diperkirakan akan terefleksi dengan kenaikan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB). "Yang akan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga deposito dan suku bunga kredit," katanya.

Menurut dia, sektor-sektor yang akan terpengaruh kenaikan suku bunga acuan adalah entitas yang mengandalkan pembiayaan perbankan kepada konsumennya, seperti properti, kendaraan bermotor, multifinance.

"Meski demikian, penyesuaian suku bunga kredit, terutama bagi yang debitur menarik KPR, tentunya tidak akan terkena dampak, karena debitur masih dalam masa grace period atau fixed rate dalam 1-2 tahun pertama," ucapnya, kepada Kompas.com, Jumat (26/4).

Secara umum, Joshua menyebut, biaya dana (cost of fund) perbankan cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan BI tersebut.

Meski demikian, transmisi suku bunga BI terhadap suku bunga kredit perbankan akan terdapat jeda waktu (time lag) sekitar 2 kuartal. Dengan demikian, kenaikan biaya dana perbankan cenderung akan mulai terjadi pada semester II/2024.

Sepanjang tahun ini, ia berujar, industri perbankan masih mengalami peningkatan total aset, terutama pertumbuhan kredit yang meningkat sekitar 12,4 persen secara tahunan pada Maret 2024. Sementara, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat 7,44 persen secara tahunan.

Peningkatan kinerja perbankan tersebut juga ditopang dengan kondisi likuiditas yang cenderung longgar, tercermin dari rasio alat likuid terhadap DPK pada kuartal I/2024 yang tercatat 27,18 persen, atau lebih tinggi dari ambang batas 10 persen.

"Oleh sebab itu, sekalipun kenaikan suku bunga acuan BI cenderung memiliki korelasi negatif dengan kinerja perbankan, sejalan dengan kenaikan cost of fund, tetapi kinerja beberapa emiten perbankan secara umum cenderung tetap positif, sejalan dengan profitabilitas yang solid," terangnya.

Joshua pun memprediksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan tetap berada di kisaran 10-12 persen. (Kompas.com/Rully R Ramli/Agustinus Rangga Respati/Tribunnews/Reynas Abdila)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved