Jawa Tengah
Kinerja APBN Jadi Penjaga Stabilitas Harga dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
Kinerja APBN Jawa Tengah pada Triwulan 1 2024 mencatatkan pertumbuhan positif di tengah tekanan dari faktor eksternal.
TRIBUNJATENG.COM - Kinerja APBN Jawa Tengah pada Triwulan 1 2024 mencatatkan pertumbuhan positif di tengah tekanan dari faktor eksternal.
Kinerja APBN yang positif ini menjadi instrumen dalam menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penerimaan APBN Jawa Tengah sampai dengan 31 Maret 2024 berhasil mencapai Rp26,39 triliun (22,04 persen dari target), serta realisasi belanja APBN mencapai Rp26,95 triliun (24,36?ri pagu).
Kinerja penerimaan masih tumbuh positif didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik.
Dari segi penerimaan tercatat penerimaan pajak sebesar Rp10,16 triliun (18,86?ri target) dan kepabeanan dan cukai sebesar Rp14,34 triliun (23,59?ri target).
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai sebesar Rp1,89 triliun (37,03?ri target), secara nominal tumbuh 3,99 % (y-on-y).
"APBN 2024 di Jawa Tengah dapat terjaga kuat dan sehat turut dipengaruhi dari realisasi belanja negara yang semakin berkualitas dengan memastikan bahwa setiap rupiah dari APBN ini bermakna bagi masyarakat," terang Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi dalam keterangan tertulisnya.
Realisasi Belanja Kementerian atau Lembaga telah mencapai Rp 9,33 triliun (22,37?ri pagu), secara nominal nilai ini tumbuh 46,85 % (y-on-y).
Hampir seluruh jenis belanja secara nominal tumbuh, hanya belanja Modal yang masih terkontraksi sebesar 41,44 % .
Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 31 Maret 2024 sebesar Rp23,36 triliun (20,81?ri target) tumbuh Rp1,53 triliun atau 7,02 % (y-on-y).
Realisasi TKD mencapai Rp17,63 triliun (25,57?ri alokasi pagu) yang mengalami kenaikan sebesar Rp1,09 triliun atau 1,62 % (y-on-y).
Hal ini mengindkasikan bahwa dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) meningkat.
Isu Strategis Pelaksanaan Anggaran di Jawa Tengah
APBN juga menjadi instrumen dalam menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi, di mana belanja negara diarahkan untuk dapat meningkatkan produktivitas seperti subsidi bunga pembiayaan kredit usaha rakyat untuk meningkatkan daya saing UMKM sehingga bisa meningkat ke skala usaha yang lebih besar.
Sampai dengan 31 Maret 2024, realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp 9,97 triliun kepada 251 ribu debitur.
24 Korban TPPO Asal Jateng Menolak Dipulangkan, Pilih Tetap di Eropa Karena Bisa Kerja |
![]() |
---|
Hasil BPR BKK Award Tahun 2025, BPR BKK Purwodadi Raih Predikat Terbaik 1 |
![]() |
---|
Daftar Jalur Alternatif Hindari Jalan Pahlawan Semarang, Ada Parade Seni Budaya Malam Ini |
![]() |
---|
Pengusaha Muda di Jateng Diberi Pelatihan Perpajakan, Ini yang Diharapkan Direktorat Jenderal Pajak |
![]() |
---|
PSSI Jateng Ingin Kompetisi Usia Dini Terus Dijaga Konsistensinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.