Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Amerika Serikat

Sikap Agresif terhadap Mahasiswa Pro-Palestina di AS, Presiden Iran :Watak Asli Negeri Barat

Pertemuan itu digelar setelah protes para mahasiswa di kampus-kampus AS, termasuk Yale, Columbia, New York dan universitas lain yang menolak dukungan

Tangkap layar video / Twitter / @khars69
Ilustrasi demonstrasi 

TRIBUNJATENG.COM, BOSTON -- Polisi Amerika Serikat telah menahan hampir 200 orang ketika membubarkan demonstran pro-Palestina dengan kekerasan saat mereka berkemah di tiga universitas di Amerika Serikat pada Sabtu (27/4).

Di Northeastern University, polisi di Boston menahan sekitar 100 orang ketika membersihkan sebuah perkemahan protes di kampus tersebut.

Dalam sejumlah gambar yang beredar luas, tampak pasukan keamanan dengan peralatan anti huru-hara dan para polisi sedang mengangkut tenda-tenda ke bagian belakang sebuah truk. 

Northeastern University telah mengeluarkan pernyataan terkait penahanan itu. Kampus itu mengatakan tindakan tersebut diambil setelah beberapa demonstran meneriakkan penghinaan terhadap masyarakat Yahudi. 

"(Beberapa pengunjuk rasa menggunakan) hinaan anti-Semit kejam, termasuk 'Bunuh orang Yahudi'," ungkap Northeastern University dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X. 

Sebagaimana dilansir Kantor berita AFP, sementara itu, polisi Arizona State University menangkap 69 orang setelah kelompok tersebut dituding mendirikan "perkemahan tanpa izin" di kampus. Para pejabat Negara Bagian Arizona mengatakan bahwa sebuah kelompok protes telah mendirikan perkemahan pada Jumat (26/4) dan kemudian mengabaikan perintah untuk membubarkan diri. 

Surat kabar Indiana Daily Student, juga melaporkan adanya penangkapan demonstran pro-Palestina di Indiana University. Disebutkan, bahwa polisi di Indiana University menangkap 23 orang saat mereka membubarkan kamp protes di kampus tersebut. 

Dengan ini, setidaknya ada 192 demonstran pro-Palestina yang ditangkap oleh polisi di tiga universitas di AS. "Polisi dengan perisai, pentungan, dan peralatan anti huru-hara lainnya menerobos barisan pengunjuk rasa yang menautkan tangan, menjegal mereka yang tidak bergerak," kata surat kabar itu.

Para aktivis kampus menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel dengan Hamas. Mereka juga menyarakan agar perguruan tinggi memutuskan hubungan dengan Israel serta dengan perusahaan-perusahaan yang menurut mereka mendapat keuntungan dari konflik tersebut.

Protes-protes tersebut telah menjadi tantangan besar bagi para administrator universitas yang berusaha menyeimbangkan komitmen terhadap kebebasan berekspresi dengan keluhan bahwa unjuk rasa tersebut telah berbelok ke arah anti-Semitisme dan ujaran kebencian.

Polisi telah melakukan penangkapan besar-besaran di universitas-universitas dalam beberapa hari terakhir, terkadang menggunakan bahan kimia iritasi dan tasers untuk membubarkan para demonstran. 

Presiden Iran : Itulah Sifat Asli Negara Barat

Presiden Iran Ebrahim Raisi menghadiri parade militer tahunan negara di Teheran pada 17 April 2024. pada hari Minggu (28/4/2024) selama sesi kabinet di Tehran Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengecam keras tindakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melakukan penangkapan kepada ratusan mahasiswa yang melakukan aksi mendukung Palestina di sejumlah Universitas terkemuka di Negeri Paman Sam.( ATTA KENARE/AFP) 

Menanggapi hal ini Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengecam keras tindakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melakukan penangkapan kepada ratusan mahasiswa yang melakukan aksi mendukung Palestina di sejumlah Universitas terkemuka di Negeri Paman Sam.

Ebrahim Raisi juga menggambarkan penangkapan peserta protes pro-Gaza yang sedang berlangsung di universitas sejumlah negara-negara Barat menunjukkan wajah sebenarnya dari otoritas peradaban Barat yang ia nilai melalui tindakan keras dan represif kepada warganya sendiri.

Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran (IRNA),  Kecaman tersebut disampaikan Presiden Raisi pada hari Minggu (28/4/2024) selama sesi kabinet di Tehran.

"Hari ini, berkat syahidnya warga Palestina yang tak bersalah di Gaza, wajah sebenarnya dari peradaban Barat telah terungkap kepada seluruh dunia," ungkap Raisi.

Raisi juga menambahkan bahwa tindakan keras terhadap protes dan penangkapan mahasiswa dan akademisi, terutama di AS, adalah satu contoh lain dari skandal yang menunjukkan sikap munafik pemerintah AS  yang kerap mengklaim selalu membela kebebasan berbicara.

Ia menambahkan bahwa pemerintah AS yang selama ini mengklaim membela kebebasan berbicara tidak memiliki motivasi lain apa pun selain mempertahankan dominasi mereka untuk mengatur masyarakat.

Raisi menekankan bahwa tindakan keras pemerintah AS yang menangkap para mahasiswa ini tidak akan menghentikan gelombang protes terhadap kekejaman dan kejahatan yang dilakukan oleh Israel kapada Palestina.

Seperti yang diketahui sebelumnya, aksi Amerika Serikat yang terus mendukung langkah Israel untuk melakukan agresi militer di Palestina ikut menuai kecaman oleh warganya sendiri.

Berangnya warga AS akan pemerintahan Joe Biden in bisa dilihat dari deretan gelombang protes mahasiswa di beberapa universitas terkemuka di negeri Paman Sam.

Dalam beberapa hari terakhir ini, mahasiswa dari beberapa universitas gaek di Amerika melakukan demonstrasi menuntut dibebaskannya Palestina dari invasi Israel.

Aksi tersebut bisa dilihat dari gelombang protes di Harvard, New York University, Yale, Arizona State, dan California State Polytechnic University di Humboldt.

Protes terpanas sendiri terjadi di Columbia University yang berlangsung sejak 17 April lalu dengan aksi demonstrasi yang melumpuhkan kegiatan belajar mengajar di kampus tersebut.

Bahkan, aksi protes di Columbia University ini berujung pada penangkapan 113 mahasiswa oleh pihak berwajib pada Senin (22/4/2024) waktu setempat.

Sebelum Presiden Raisi memberikan kritik keras kepada pemerintah AS, hal serupa juga diutarakan oleh Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, pada Rabu (24/4/2024) waktu setempat.

Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran (IRNA) Nasser mewakili pemerintah Iran mendesak AS untuk menjamin kebebasan berekspresi dan berkumpul bagi mahasiswa dan profesor universitas serta menghormati tuntutan dan hak-hak hukum mereka.

Desakan itu ia bagikan melalui unggahan di akun X-nya pada hari Rabu.

"Berita yang berkaitan dengan penindasan massal dan penangkapan mahasiswa dari universitas-universitas Amerika oleh polisi karena dukungan mereka terhadap rakyat Palestina adalah pelanggaran keras terhadap hak suara, kebebasan berekspresi, dan hak asasi manusia," buka Nasser.

Ia menilai langkah AS tersebut adalah bentuk pembungkaman kebebasan bersuara dan berdemokrasi yang selama ini menjadi fondasi bagi negara Paman Sam.

"Aksi ini menyebabkan kekhawatiran di banyak kalangan untuk mengeluarkan opini publik di seluruh dunia," tulis Naser 

"Adalah penting bagi pemerintah AS, untuk mematuhi kewajibannya terkait hak asasi manusia, hal ini diperlukan untuk menjamin kebebasan berekspresi dan berkumpul bagi mahasiswa dan profesor universitas serta menghormati tuntutan dan hak-hak hukum mereka," tambahnya.

"Dengan menciptakan atmosfer penyekapan dan membungkam para pengunjuk rasa, peran dukungan dan utama pemerintah Amerika bagi genosida terhadap rakyat Palestina oleh rezim Zionis tidak akan terhapus," katanya.

Baca juga: Derita Warga Gaza gara-gara Serangan dan Pengepungan Israel: Minum Air yang Tidak Bersih

Reaksi Joe Biden terkait Penangkapan Mahasiswa AS Pro-Palestina

Menanggapi kontroversi penangkapan mahasiswa di Columbia University tersebut. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pun menggelar pertemuan dengan Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez dan dua anggota parlemen liberal terkemuka lainnya yang menentang perang Israel di Jalur Gaza.

Joe Biden ditemani Senator Bernie Sanders dan Ed Markey ketika memasuki ruang Oval pada Selasa (23/4/2024) untuk membahas aspirasi dari rakyatnya di tengah gelombang protes mahasiswa AS.

"Saya sudah lama belajar untuk mendengarkan wanita itu," kata Joe Biden merujuk pada Ocasio-Cortez, yang bulan lalu mengkritik Joe Biden karena dukungannya terhadap genosida Israel di Gaza.

"Kami juga akan berbicara lebih banyak tentang belahan dunia lain," lanjutnya.

Pertemuan itu digelar setelah protes para mahasiswa di kampus-kampus AS, termasuk Yale, Columbia, New York dan universitas lain yang menolak dukungan AS untuk Israel.

Lebih dari 100 mahasiswa yang mengikuti demonstrasi tersebut ditangkap.

Mengkritik Israel Bukanlah Anti-Semitisme

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan pemerintah AS harus melindungi komunitas Yahudi, merujuk pada gelombang demonstrasi diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza.

“Bahkan dalam beberapa hari terakhir, kita telah menyaksikan pelecehan dan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi. Anti-Semitisme yang terang-terangan ini tercela dan berbahaya, dan sama sekali tidak memiliki tempat di kampus universitas, atau di mana pun di negara kita,” katanya, Minggu (21/4/2024).

Sementara itu, pengorganisir mahasiswa Universitas Columbia menolak tuduhan anti-Semitisme yang dilontarkan Joe Biden.

"Beberapa pengorganisir (demonstran) adalah orang Yahudi," katanya, merujuk pada orang-orang Semit yang juga memprotes Israel, Selasa.

Orang Semit adalah kelompok etnis, budaya, atau ras yang terkait dengan masyarakat Timur Tengah, termasuk Arab, Yahudi, Akkadia, dan Fenisia.

Menurutnya, media AS dan Barat yang pro-Israel menggunakan istilah Semit untuk merujuk pada teroris (Israel) yang tidak mewakili orang-orang Yahudi.

Leah Salem, seorang mahasiswa tahun kedua di Universitas Barnard, mengatakan kepada Reuters bahwa dia adalah salah satu dari 15 mahasiswa Yahudi yang ditangkap di Columbia Park minggu lalu.

“Sangat jelas bagi kami bahwa orang-orang di luar tidak memahami arti dari kamp ini,” katanya.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama/Yunita Rahmayanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Iran Sebut Peringkusan Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tunjukkan Watak Negeri Barat yang Asli

Baca juga: Penjelasan Google Doodle Hari Ini Tampilkan Tari Rangkuk Alu dari Manggarai

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Markas Polres Enrekang, Bagaimana Nasib Para Tahanan di Sel?

Baca juga: Di Kampung Halaman Jusuf Kalla Anak di Bawah Umur Sudah Kecanduan Sabu, Ada yang Masih Pelajar

Baca juga: 2 Pekerja Asal Cianjur dan Cilacap Tertimpa Tembok Roboh saat Renovasi Rumah di Jaktim, 1 Tewas

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved