Ekonomi Bisnis
Pastikan Deposito Masyarakat di BPR Aman, OJK dan LPS Lakukan Hal Ini
Perwakilan Perbarindo menyebutkan bahwa alasan ditutupnya BPR-BPR disebabkan oleh miss management dan fraud internal
Penulis: yayan isro roziki | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan sebuah opsi produk simpanan yang menawarkan suku bunga hingga 6,75 persen per tahun.
Suku bunga simpanan di BPR ini tentunya lebih tinggi dari suku bunga deposito pada bank umum, sehingga membuatnya jadi menarik untuk opsi investasi.
Terlebih, suku bunga deposito BPR tersebut masih sesuai dengan batas bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Jadi bagi masyarakat yang ingin menempatkan dananya di deposito BPR tentunya dapat merasa lebih aman, karena LPS akan menjamin simpanan di bank hingga Rp2 miliar per nasabah per bank.
Hal tersebutlah yang menjadikan deposito BPR sebagai salah satu opsi instrumen investasi rendah risiko yang cocok untuk dijadikan opsi diversifikasi investasi atau menjadi pilihan awal bagi para investor pemula.
Kendati dikatakan rendah risiko, namun investasi di deposito BPR bukan tanpa risiko sama sekali.
Menurut data, per April 2024 ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha 9 Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Perwakilan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) menyebutkan bahwa alasan ditutupnya BPR-BPR disebabkan oleh miss management dan fraud internal.
Ini adalah komitmen OJK untuk melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekosistem perbankan di Indonesia.
Baca juga: Usai Bank Purworejo, Kini OJK Cabut Izin Usaha BPR di Kudus, Selanjutnya, Bank Jepara Artha?
Baca juga: Laporkan! Jika Ada Pegawai OJK Diduga Terima Suap ataupun Gratifikasi, Begini Cara Cepatnya
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, saat ini OJK terus melakukan upaya penguatan dan konsolidasi BPR.
OJK berkomitmen menegakkan integritas sistem keuangan guna menyehatkan industri perbankan khususnya BPR sesuai Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
OJK berupaya memastikan agar seluruh BPR berada dalam kondisi sehat dan telah memenuhi rasio permodalan, serta indikator-indikator kinerja individual lainnya.
OJK mendorong terus dilakukan perbaikan tingkat kesehatan BPR, namun bagi BPR yang memiliki masalah integritas seperti fraud, OJK akan menyelesaikannya dengan menutup BPR dan menyerahkannya kepada LPS.
OJK juga melakukan pemidanaan terhadap oknum-oknum yang terlibat fraud dan pelanggaran mendasar lainnya.
“Langkah tersebut dilakukan OJK untuk menegakkan integritas perbankan dengan cara membersihkan parasit dari sistem perbankan kita, sehingga kepercayaan masyarakat terjaga dan tidak mengganggu reputasi BPR lain yang selama ini berkinerja baik dan telah berkontribusi dalam menggerakkan UMKM di daerah,” kata Dian, varu-baru ini.
Dengan menutup BPR yang bermasalah, OJK berharap agar ke depan, BPR yang beroperasi adalah lembaga keuangan yang sehat, kuat, dan mampu melaksanakan fungsi intermediasi dengan baik, serta mengedepankan aspek perlindungan nasabah.
”Sesuai UU P2SK tahun 2023, batas waktu yang diberikan kepada OJK untuk menyelesaikan penyehatan bank termasuk BPR adalah satu tahun,” terangnya.
Selanjutnya, BPR yang tidak sehat harus diserahkan kepada LPS.
Meskipun ada penutupan BPR, pemerintah menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih selektif lagi dalam memilih BPR.
Pemerintah melalui LPS menjamin simpanan nasabah dapat dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan demikian, nasabah dan deposan di BPR yang memenuhi syarat penjaminan LPS 3T (Tercatat, Tingkat Suku Bunga Tidak Melebihi Bunga Penjaminan LPS, Tidak Melakukan Tindakan yang Merugikan Bank) akan dapat tenang. Hal ini karena semua BPR merupakan peserta penjaminan LPS dan dikontrol secara ketat agar taat mengikuti aturan penjaminan.
LPS pun akan melakukan rekonsiliasi dan verifikasi atas data simpanan dan informasi lainnya untuk menetapkan simpanan yang akan dibayar.
Rekonsiliasi dan verifikasi akan diselesaikan LPS paling lama 90 hari kerja.
Pembayaran dana nasabah akan dilakukan secara bertahap selama kurun waktu tersebut.
Untuk itu, nasabah dan deposan yang simpanannya dinyatakan layak dibayar, agar dapat menyiapkan dokumen persyaratan yang diperlukan, yaitu identitas diri dan bukti kepemilikan simpanan semisal buku tabungan atau bilyet deposito.
Faktanya LPS telah bergerak cepat dan efektif untuk bisa menyelesaikan pembayaran klaim simpanan nasabah sebelum batas waktu yang telah ditentukan, sebelum 90 hari kerja.
Baca juga: RESMI, Bank Jepara Artha Diambil Alih LPS, Pj Bupati: Tak Usah Galau InsyaAllah Uang Nasabah Kembali
LPS edukasi 200 karyawan

Terpisah, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar edukasi finansial, untuk meminimalisir risiko investasi di era digital, Jumat (3/5/2024).
Dihadiri influencer Samuel Ray dan Claudya Abednego, edukasi yang digelar di Kantor LPS, Jakarta, ini diikuti oleh 200-an karyawan LPS.
Selain menggandeng influencer keuangan, LPS juga mengajak DepositoBPR by Komunal untuk berkolaborasi, dalam kegiatan bertajuk ”Kerja Keras, Investasi Berkelas, Strategi Investasi Aman untuk Masa Depan”.
Direktur Group Pusat Pendidikan dan Pelatihan LPS, Annas Iswahyudi, mengatakan di tengah tatanan ekonomi global abad 21 yang tidak dapat diprediksi, investasi merupakan hal yang fundamental bagi masyarakat, terutama pekerja kantoran.
Menyadari bahwa investasi menjadi aset penting untuk menjaga stabilitas ekonomi di masa depan, pegawai LPS merasa perlunya menyeimbangkan antara dunia pekerjaan dan pemahaman tentang investasi aman.
"Itulah mengapa, sosialisasi edukasi finansial harus terus digalakkan," kata Annas, dalam keterangannya.
Ia menambahkan, masyarakat harus dapat melakukan investasi cerdas di Era 4.0 seperti saat ini.
"Pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai cara berinvestasi yang cerdas, aman, dan menjanjikan di era digital seperti saat ini, harus senantiasa ditingkatkan,” paparnya.
“Kami meyakini gathering ini mampu mendorong lebih banyak masyarakat, khususnya para pekerja kantoran agar lebih sadar betapa pentingnya berinvestasi di tengah kesibukan pekerjaan mereka guna menjamin kenyamanan dan kestabilan finansial di masa depan,” lanjut Annas.
Samuel Ray, seorang influencer keuangan, bersama sang istri, Claudya Abednego, membagikan beragam tips berharga, mulai dari manajemen investasi ala pegawai kantoran, strategi memilih investasi aman, hingga cara melakukan diversifikasi portofolio.
R. Anggoro Putro Wibowo, Brand and Campaign Manager Komunal, menuturkan, ada beberapa strategi investasi aman untuk masa depan ala DepositoBPR by Komunal.
"Pertama, pentingnya memahami diri Anda sebagai seorang investor, apakah Anda termasuk tipe konservatif, agresif, atau moderat.
Kedua, tetapkan tujuan finansial. Ketiga, pilihlah instrumen investasi yang aman, pastikan bahwa lembaga pengelola investasi terdaftar di OJK. T
Terakhir, lakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalisir risiko kerugian yang mungkin terjadi.
”Ketika kesibukan pekerjaan semakin mengemuka, investasi tetap menjadi tonggak penting untuk memastikan masa depan yang stabil. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat membuka wawasan mengenai pentingnya investasi yang aman dan memberikan solusi konkret melalui DepositoBPR by Komunal,” pungkas Anggoro. (*)
Pedagang Sembako Pasar Bulu Semarang Curhat ke Mentan, Minta Penyaluran SPHP Tak Ribet |
![]() |
---|
Biaya Pendidikan Sebabkan Inflasi di Jateng pada Tahun Ajaran Baru |
![]() |
---|
Dampak Tarif 0 Persen Untuk Amerika, Pengusaha Siapkan Strategi Efisiensi |
![]() |
---|
Ratri Bintari Ekowati Raup Cuan dari Kain Perca yang Jadi Beragam Produk Bernilai Ekonomis |
![]() |
---|
Komut Pertamina Iwan Bule Apresiasi Penjualan Pertamax Green di Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.