Kisah Heroik Pasutri Korban Longsor di Luwu, Jalan Kaki 20 Km Gendong 2 Anaknya yang Masih Kecil

TRIBUNJATENG.COM - Sebuah kisah kepahlawanan muncul dari kejadian tragis di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), di mana korban selamat tanah longsor mulai melakukan evakuasi mandiri.

Salah satu keluarga yang terlibat adalah pasangan Misra beserta suami dan dua anaknya, yang dengan nekat menembus sisa material longsor dengan berjalan kaki sejauh 20 kilometer.

Saat ini, warga hanya memiliki dua pilihan, menembus rute darat yang tertutup material longsor atau menunggu antrean penjemputan lewat jalur udara menggunakan helikopter.

Sebagian warga Desa Buntu Sarek, termasuk Misra dan keluarganya, memilih untuk berjalan kaki karena nasib mereka yang tak menentu.

"Ada helikopter yang naik ke Desa Pajang, tapi itu jauh. Kami memilih untuk berjalan kaki," jelas Misra.

Perjalanan Misra menuju Belopa, ibukota kabupaten Luwu, adalah sebuah perjalanan yang ekstrem.

Dimulai dari pukul 08.00 Wita pagi dengan bekal seadanya, Misra dan keluarganya harus mengandalkan sumber daya terbatas mereka.

Mereka hanya memiliki sedikit bekal, yang harus mereka makan selama perjalanan menuruni desa mereka.

Selama perjalanan, Misra dan suaminya bergantian menggendong kedua anak mereka yang masih kecil.

"Dalam perjalanan, makanan kami habis.

Kami hanya bisa minum air sampai kami sampai ke bawah," ujarnya.

Kisah keberanian dan ketahanan Misra dan keluarganya dalam menghadapi bencana ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Meskipun menghadapi rintangan yang besar, mereka menunjukkan kegigihan dan tekad yang luar biasa untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka.

Selama 5 jam lebih berjalan kami, Misra baru tiba di titik evakuasi.

Sekitar pukul 15.30 Wita.