Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Martis Kehilangan Warung dan Mobil saat Banjir Bandang Menerjang

Kedai Martis beserta isinya hanyut bahkan tak terlihat lagi puing materinya. Mobil Martis rusak karena terkena batu besar.

AP/Ali Nayaka
Warga memadati kawasan terdampak banjir bandang yang menewaskan sejumlah orang di Agam, Sumatera Barat, Indonesia, Minggu, 12 Mei 2024. Hujan deras disertai semburan lahar dingin dan lumpur yang meluncur turun dari gunung berapi di Pulau Sumatera, Indonesia, memicu terjadinya banjir bandang. -- update terbaru, 43 orang dinyatakan meninggal dalam insiden banjir bandang di Sumatra Barat. 

TRIBUNJATENG.COM - Banjir lahar dingin Gunung Marapi terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.

Martis, warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatra Barat kehilangan kedai harian semi permanennya dan mobil.

Kedai milik Martis beserta isinya hanyut bahkan tak terlihat lagi puing materinya.

Baca juga: Wanita Korban Banjir Sumatra Barat Terseret Air Sejauh 72 Km

Untuk mobil milik Martis rusak karena terkena batu besar yang terbawa banjir.

Sementara rumah miliknya masih berdiri meski kaca-kacanya pecah dan di dalamnya dipenuhi lumpur.

terkena dampak banjir bandang di Tanah Datar,
Puing-puing mobil tergeletak di sebuah desa yang terkena dampak banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia, Minggu, 12 Mei 2024. Hujan deras disertai semburan lahar dingin dan lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung berapi di Pulau Sumatera, Indonesia memicu terjadinya banjir bandang. banjir yang menewaskan dan melukai sejumlah orang, kata para pejabat Minggu. (AP Photo/Fachri Hamzah)

Yang tersisa kini adalah pakaian di badan.

Untuk stok makanan, Martis mengaku hampir habis.

Pada Senin (13/5/2024) pagi, ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan puing-puing kedai semi permanen miliknya yang terbawa air.

"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujar dia saat melihat lokasi sekitar tempat kira-kira bangunan warungnya tersangkut.

Ia bercerita, sejak dialihkannya hulu sungai yang biasanya mengaliri nagari Koto Tuo beberapa waktu terakhir, volume air sungai menurun drastis.

Warga hanya mendapat informasi bahwa air dialihkan oleh masyarakat hulu ke Pakan Sanayan.

Akibat pengalihan air ini, sejumlah material kayu, batu dan sampah dari Gunung Singgalang tidak mengalir lagi.

Sehingga saat material sudah terlalu banyak tersangkut dan debit air makin tinggi di hulu, banjir besar datang.

"Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang," ujar dia.

Banjir besar ini, terjadi pada Sabtu (11/5/1024) malam sekitar pukul 22.15 WIB. Saat itu terdengar suara bebatuan di sekitar sungai di Koto Tuo.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved