Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Mengenal dan Mencegah Demensia Pada Lansia

Demensia merupakan serangkaian gejala kehilangan memori, kesulitan berpikir, kesulitan memecahkan masalah, gangguan berbahasa dan terjadi ketika otak

Editor: Editor Bisnis
IST
Ilustrasi Demensia Pada Lansia 

Disusun Oleh : Ns. I'ien Noeraini, M.Kep (Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )

Demensia merupakan serangkaian gejala kehilangan memori, kesulitan berpikir, kesulitan memecahkan masalah, gangguan berbahasa dan terjadi ketika otak mengalami kerusakan . 

Ilustrasi Demensia Pada Lansia
Ilustrasi Demensia Pada Lansia (IST)

Demensia ini bisa disebabkan oleh sejumlah penyakit yang dari waktu ke waktu merusak sel – sel saraf dan otak. Hal ini akan menjadi penyebab menurunya fungsi kognitif yaitu kemampuan untuk memproses pemikiran melebihi konsekuensi biologis yang biasa terjadi dalam proses penuaan.

Dari data di dunia ada 50 juta individu menderita demensia. Prevalensi sekitar 4 – 9 persen pada individu berusia >= 60 tahun. Diprediksi akan meningkat hingga 152,8 juta individu pada tahun 2050.

Peningkatan ini terutama disebabkan karena peningkatan usia harapan hidup pada Negara dengan  pendapatan yang rendah dan sedang.  

Demensia memiliki dampak fisik, psikologi sosial dan ekonomi. Tidak hanya bagi penderita demensia , tetapi juga bagi pengasuh, keluarga dan masyarakat . Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang demensia telah berakibat munculnya stigma dan menjadi penyebab hambatan dalam diagnosis dan perawatan.

Perubahan suasana hati dan perilaku pada penderita demensia terkadang terjadi bahkan sebelum masalah ingatan terjadi . Gejala tersebut akan terus memburuk dari waktu ke waktu dan pada akhirnya kebanyakan penderita demensia akan memerlukan orang lain untuk membantu aktivitas sehari – hari. 

Tanda dan gejala awal pada penderita Demensia adalah :

Lupa akan hal – hal baru atau kejadian baru. 
Kehilangan atau salah meletakkan barang .
Tersesat saat berjalan atau mengemudi.
Menjadi bingung bahkan di tempat – tempat yang akrab dikunjungi. 
Kehilangan jejak waktu
Kesulitan memecahkan masalah atau membuat keputusan.  
Mengalami masalah saat mengikuti percakapan atau kesulitan menemukan kata- kata.
Salah menilai jarak ke objek secara visual.  
 

Perubahan umum dalam suasana hati dan perilaku meliputi :

Merasa cemas, sedih atau marah karena kehilangan ingatan.
Perubahan kepribadian
Menarik diri dari pekerjaan atau kegiatan social 
Kurang tertarik pada emosi orang lain. 
Sebagian besar gejala demensia menjadi semakin memburuk dari waktu ke waktu , sementara yang lain hilang. Seiring perkembangan penyakit kebutuhan akan bantuan perawatan pribadi meningkat. Orang dengan demensia tidak dapat mengenali kembali anggota keluarga atau teman. Kesulitan bergerak , kehilangan kendali kandung kemih, mengalami kesulitan makan, minum dan mengalami perubahan perilaku seperti agresif. 

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat digunakan untuk demensia, tetapi dapat dilakukan untuk mendukung bagi penderita demensia, dan yang merawatnya. Penderita demensia dapat menjaga kualitas hidupnya dan meningkatkan kesejahteraanya dengan aktif secara fisik, mengambil bagian dalam kegiatan dan interaksi social yang merangsang otak.  

Bagi mereka yang di diagnosis menderita demensia , ada beberapa hal yang dapat membantu mengelola gejala, sebagai berikut : 

Tetap aktif secara fisik
Makan dengan sehat
Berhentilah merokok dan minum alcohol
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Tulislah tugas dan kegiatan harian untuk membantu mengingat hal – hal penting
Pertahankan hoby dan melakukan hal – hal yang disukai.
Menghabiskan waktu bersama teman- teman dan keluarga serta terlibat dalam kegiatan di komunitas. 
Didalam studi menunjukkan bahwa seseorang dapat mengurangi resiko penurunan kognitif dan demensia dengan aktif secara fisik , tidak merokok, menghindari penggunaan alkohol , mengontrol berat badan , makan makanan yang sehat dan menjaga tekanan darah , kolesterol dan gula darah. Faktor resiko tambahan termasuk depresi, isolasi sosial, pendidikan yang rendah, ketidak aktifan kognitif dan polusi udara.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved