Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Haji 2024

Mengintip Dapur Katering Jemaah Haji di Madinah, Bumbu dan Koki Semua dari Indonesia

Salah satu fasilitas yang diterima oleh para jemaah haji asal Indonesia tahun 2024 selama menjalankan ibadah adalah layanan konsumsi atau makan full

|
Tribunnews
jemaah haji 

TRIBUNJATENG.COM -- Salah satu fasilitas yang diterima oleh para jemaah haji asal Indonesia tahun 2024 selama menjalankan ibadah adalah layanan konsumsi atau makan full di Arab Saudi.

Tahun ini konsumsi yang disuguhkan kepada para jamaah bercita rasa nusantara. Konsumsi ini disediakan salah satunya oleh dapur Nooha Madinah

Wartawan Tribun Network, Khalidin Umar Barat yang menjadi anggota Media Center Haji (MCH) 2024 berkesempatan melihat dari dekat proses memasak dan pengemasan makanan Jemaah haji Indonesia di dapur katering Nooha.

Dapur ini adalah satu dari 21 dapur catering lainnya yang diberikan kepercayaan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mengurus makan Jemaah haji Indonesia.

Pada musim haji kali ini, dapur Nooha dipercaya memasak 3.500 pack per sekali makan. Dibutuhkan waktu selama 180 menit untuk mengemas 3.500 makanan Jemaah haji.

Pemilik catering Nooha, Abu Abdurrahman mengatakan bahwa selama berada di Kota Madinah, menu makanan Jamaah haji disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Ia menjelaskan, pihaknya akan memasak menu calon jamaah haji dengan bumbu asli Indonesia. Semua bumbu didatangkan dari Indonesia.

“Bumbu untuk memasak saya datangkan langsung dari Indonesia dan juru masaknya juga merupakan orang Indonesia serta para pekerja di sini pun didominasi oleh orang Indonesia,” ujar Abdurrahman, Senin (20/5). Hal ini untuk menjaga keaslian rasa menu orang Indonesia. Dan ini pun permintaan dari Kementerian Agama agar bumbu dan juru masak harus dari Indonesia.

Di dapur tersebut, semua proses dilakukan secara profesional. Mulai meracik bumbu, memotong bahan, memasak nasi maupun sayur dan lauk, sampai pengemasan semua dilakukan secara profesional dan selalu menjaga kebersihan. Abdurrahman mengatakan para juru masaknya selalu menjaga kebersihan agar makanan ini tetap higienis sampai kepada jemaah.

Selain menjaga khas rasa menu Indonesia, Abdurrahman juga memiliki tim Quality Control (QC). Sebelum makanan ini dibagikan kepada seluruh jemaah, makanan tersebut harus melewati QC. “Hal ini dalam rangka menjaga kehigienisan makanan tersebut,” ujarnya.

"Kami membedakan menu regular dan menu untuk lansia. Untuk itu, kami selalu berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama," katanya.

Setelah dimasak, makanan kemudian dikemas dan dikirim ke hotel tempat jemaah tinggal. “Butuh waktu selama 180 menit untuk mengemas 3.000 makanan jemaah haji,” kata Herman, pria asal Bangka Belitung yang mengelola katering itu.

Saat tim MCH 2024 berkunjung ke sana, para pekerja tampak sedang memasak semur ayam, sambal goreng, orek tempe, dan sejumlah sayur untuk menu makan siang jemaah haji. Herman mengaku sudah bekerja di sektor katering sejak 2017 silam.

Sejak itu dia menjadi koki di dapur Nooha, setelah sebelumnya menjadi koki di restoran Thailand sejak tahun 2.000-an. "Untuk menjaga citarasa Indonesia, koki di sini juga berasal dari Indonesia. Kami bersyukur bisa terus melayani kebutuhan jemaah haji Indonesia. Termasuk menyediakan makanan yang sesuai dengan selera Nusantara,” lanjutnya.

Sejak awal pemerintah Indonesia memang berkomitmen memberikan pelayanan penuh kepada para jemaah haji. Termasuk menyediakan makanan bercita rasa Nusantara selama di Arab Saudi. Sedikitnya sudah ada 70 ton produk bumbu Indonesia yang disiapkan di Arab Saudi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved