Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Haji 2024

SOSOK Nenek Sajeriah, Jemaah Tunanetra Bisa Berhaji Usia 65 Tahun, Setia Ikut Antrean 14 Tahun

Nenek Sajeriah adalah jemaah haji tunanetra asal Sumsel yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Rabu (15/5/2024). 

Editor: Muhammad Olies
AP PHOTO / MOSAAB ELSHAMY
Ilustrasi umat Islam melakukan tawaf atau berjalan mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, kota suci Mekah, Saudi Arabia 

TRIBUNJATENG.COM - Nenek Sajeriah (65) terlihat semringah dan bahagia setelah tiba di Tanah Suci.

Nenek Sajeriah adalah jemaah haji tunanetra asal Sumsel yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Rabu (15/5/2024). 

Meski berstatus penyandang disabilitas netra, namun atas panggilan Allah SWT kini ia dapat mewujudkan mimpi untuk berkunjung ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Perjuangan untuk mewujudkan mimpi pergi haji bukanlah mudah bagi warga Pare-pare, Sulawesi Selatan ini.

Sebab Sajeriah harus menunggu 14 tahun antrean.

Baca juga: Kisah Kakek Tukang Ojek Naik Haji, Penghasilan Pas-pasan, Sejak 1998 Menabung Minimal Rp 5 Ribu/Hari

Baca juga: Sosok Suhriyeh Tukang Panggul Naik Haji, Kerja Malam hingga Dini Hari, Upah Kecil tapi Berkah

Keterbatasan fisik yang dialami Sajeriah tak menyurutkan langkahnya untuk berkunjung ke tanah suci dalam rangka memenuhi undangan Allah dan Nabi Muhammad.

Sajeriah pun tampak mandiri di tengah keterbatasannya. Itu terlihat dari semangat Sajeriah yang menyiapkan sendiri perlengkapan hajinya, mulai dari mencuci, melipatnya, dan menyusunnya di dalam koper.  

adalah jemaah calon haji tunanetra asal
Nenek Sajeriah adalah jemaah calon haji tunanetra asal Pare-pare, Sulawesi Selatan yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG menjalani pemeriksaan kesehatan usai tiba di Madinah, Rabu (15/5/2024)

Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nenek Sajeriah juga mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. Bahkan, jika saat menjalankan ibadah dia ditakdirkan meninggal pun Sajeriah mengaku ikhlas.  

“Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ucapnya, Rabu (15/5/2024) kepada anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina. 

Keikhlasan Sajeriah bahkan membuat orang-orang di sekitarnya menitikkan air mata.

Hasmia (53), keponakan yang mendampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji tak kuasa menahan tangisnya.  

Sejak kecil, Hasmia mengaku dekat dengan sang bibi. Sajeriah begitu mandiri. Dia biasa mengurus keponakan-keponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.  

Bahkan karena saking terampilnya, Hasmia lupa jika Sajeriah memiliki keterbatasan fisik.  

“Dia bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri,” ucap Hasmia. 

Di mata Hafidah Jufri, perawat yang memeriksa kesehatan jemaah haji, Sajeriah memiliki semangat yang luar biasa. Perempuan itu dinilainya penuh semangat. 

Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas. 

“Semangatnya luar biasa, saya salut,” ujarnya. 

Wartawan Serambi Indonesia Khalidin Umar Barat selaku petugas Media Center Haji (MCH) 2024 dari Arab Saudi melaporkan hingga Kamis (16/5/2024) pukul 10.00 WIB, tercatat 79 kloter dengan 30.890 jamaah telah tiba di tanah suci, Madinah Almunawarah.

M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG salut dengan semangat Sajeriah yang berkeyakinan besar bisa naik haji meski memiliki keterbatasan. 

“Awalnya pendampingan dia tidak masuk. Awalnya yang diusulkan untuk mendampingi adalah keponakannya yang serumah tetapi tidak bisa,” ucap Hasyim. 

Begitu Sajeriah dinyatakan berangkat, Hasyim pun memberikan semangat. Salah satunya, dia membagi anggota rombongan dengan komposisi beragam, mulai dari tua muda, dan lansia. 

Juga dibagi ada anggota yang sehat dan yang memiliki masalah kesehatan. 

“Walaupun ada yang tidak setuju diberikan pemahaman, kita berangkat ini sama, satu saudara masa kami tidak mampu,” ujarnya lagi. 

Salah satu yang paling diingat Hasyim dari sosok Sajeriah adalah saat wanita itu harus berulang kali kembali ke kantor Kementerian Agama mengurus berbagai persyaratan administrasi.  

“Dia datang langsung ke kantor walau sebenarnya bisa saja diwakilkan yang lain,” kisah Hasyim. 

Sementara itu, Sajeriah yang mengalami kebutaan sejak usia tujuh tahun ini mengaku diberangkatkan adiknya. Sajeriah diakui sudah berumrah tujuh tahun lalu dan kini ia berhaji. 

Dia sempat merasa khawatir akan merepotkan banyak orang, namun dia akhirnya mantap berangkat. Sajeriah hanya menggantungkan hidupnya pada Allah SWT. 

“Ada Allah SWT yang membantu. Apalagi mereka yang bisa melihat. Ayo naik haji,” pungkasnya. (khalidin umar barat)

 

Artikel ini diolah dari telah Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved