Berita Iran
Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Warga Iran Berkabung Lima Hari
Pemerintah Iran mengumumkan hari berkabung selama lima hari untuk Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal karena kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5
TRIBUNJATENG.COM, TEHERAN - Pemerintah Iran mengumumkan hari berkabung selama lima hari untuk Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal karena kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Suasana tenang untuk mengungkapkan duka cita pada tokoh senior dilakukan para loyalis pemerintah dengan berkumpul di masjid-masjid dan alun-alun untuk mendoakan Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian.
Tetapi, sebagian besar toko tetap buka dan pihak berwenang tidak melakukan banyak upaya untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.
Setahun setelah pemerintahan garis keras Raisi melakukan tindakan keras untuk mengakhiri demonstrasi anti-kemapanan terbesar sejak revolusi 1979, para penentangnya bahkan mengunggah video diam-diam di internet yang menunjukkan orang-orang membagikan permen untuk merayakan kematiannya.
Laila, seorang mahasiswi berusia 21 tahun di Teheran, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa dia tidak sedih dengan kematian Raisi. "Karena dia memerintahkan tindakan keras terhadap perempuan yang berhijab," ujarnya.
"Tetapi saya sedih karena bahkan dengan kematian Raisi, rezim ini tidak akan berubah," imbuh dia.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan warga Iran tewas dalam demonstrasi 2022-2023 yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda Kurdi Iran yang ditangkap oleh polisi moral karena melanggar aturan berpakaian ketat di negara itu.
Penanganan pihak berwenang terhadap berbagai krisis politik, sosial dan ekonomi telah memperdalam kesenjangan antara pemimpin agama dan masyarakat.
Para pendukung kelompok ulama memuji Raisi, mantan ahli hukum garis keras berusia 63 tahun yang terpilih melalui pemungutan suara yang dikontrol ketat pada 2021. "Dia adalah presiden yang pekerja keras. Warisannya akan bertahan selama kita masih hidup," kata Mohammad Hossein Zarrabi (28) seorang anggota milisi sukarelawan Basij di kota suci Qom yang dihuni warga Syiah.
Namun hanya ada sedikit retorika emosional yang menyertai kematian tokoh-tokoh yang dihormati publik, seperti Qasem Soleimani, seorang komandan senior Garda Revolusi elit Iran yang dibunuh oleh AS dengan rudal pada 2020 di Irak.
Bagi para penentang ulama Iran di dalam negeri dan di pengasingan, Raisi telah menjadi tokoh yang dibenci sejak tahun 1980-an ketika ia disalahkan karena memainkan peran utama sebagai ahli hukum dalam eksekusi para pembangkang.
Iran tidak pernah mengakui adanya eksekusi massal, Amnesty International mengatakan 5.000 warga Iran, atau mungkin lebih, dieksekusi pada dekade pertama setelah revolusi. "Saya mengucapkan selamat kepada keluarga korban eksekusi tersebut," kata pengguna internet Soran Mansournia dalam forum online yang memperdebatkan warisan kematian Raisi.
Namun, Narges, pengguna lain, menyesali Raisi yang meninggal sebagai "kematian syahid". Banyak warga Iran yang memperkirakan kematian Raisi tidak akan berdampak besar terhadap pemerintahan negaranya, karena pemerintah kemungkinan besar akan menggantikannya dengan tokoh lain yang memiliki pandangan garis keras serupa.
"Siapa yang peduli. Satu kelompok garis keras mati, yang lain mengambil alih dan penderitaan kami terus berlanjut," kata Reza (47), seorang penjaga toko di kota gurun tengah Yazd yang tidak menyebutkan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan.
"Kami terlalu sibuk dengan masalah ekonomi dan sosial sehingga tidak perlu khawatir dengan berita seperti itu," ungkap dia.
Ucapkan terima kasih
Sementara itu, Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyampaikan terima kasih atas belasungkawa pemerintah dan masyarakat Indonesia mengenai meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi, dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Selasa (21/5), disebutkan bahwa Raisi meninggal bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan dua pejabat lain di rombongan tersebut.
Rombongan petinggi Iran ini menghadiri peresmian bendungan Ghiz Ghalesi, bagian dari koridor transit Aras (jalan dan rel kereta api sepanjang 107 km) yang merupakan proyek bersama Iran dengan Azerbaijan, sebelum kecelakaan terjadi.
Presiden Raisi dan rombongannya sedang dalam perjalanan ke Kota Tabriz di Iran saat mengalami kecelakaan udara.
Adapun insiden tersebut terjadi menjelang peringatan kunjungan Raisi ke Indonesia tahun lalu pada 23-24 Mei 2023.
"Sebuah perjalanan yang dianggap sebagai titik bersejarah perkembangan lebih lanjut hubungan antara dua negara besar Islam Iran dan Indonesia," tulis Kedubes Iran di siaran pers. (albertus/aditya/kps)
Baca juga: APTRI Dorong Pemerintah Revitalisasi Pabrik Gula yang Tutup
Baca juga: Jangan Hanya Jewer Kampus Naikkan UKT Ugal-ugalan, DPR Minta Mendikbud Ristek Revisi Permendikbud
Baca juga: Kala Aktivis Peringati 26 Tahun Reformasi, Dari Pertunjukan 2.000 Tengkorak hingga 1.000 Kuburan
Baca juga: KNEKS : Pemprov Jateng Raih 4 Kategori Anugerah Adinata Syariah 2024
Ebrahim raisi meninggal
helikopter Ebrahim Raisi
Ebrahim Raisi tewas
Ebrahim Raisi kecelakaan
Ebrahim Raisi
Inilah Alasan Kenapa Wakil Presiden Iran Mundur Setelah Hanya 11 Hari Menjabat |
![]() |
---|
Ahli Bedah Jantung Jadi Presiden Iran, Masoud Pezeshkian akan Dilantik Bulan Depan |
![]() |
---|
Helikopter Presiden Iran Jatuh, Jenazah Dapat Dikenali dan Sosok Ini Sempat Telepon Paska Jatuh |
![]() |
---|
Iran Umumkan Berkabung Nasional Buntut dari Serangan Bom di Kerumunan Massa Tewaskan 84 Orang |
![]() |
---|
Iran Izinkan Warganya Umrah ke Arab Saudi setelah 8 Tahun Melarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.