Edan! Tunggangi Yamaha MT-09 Pria Kelahiran Semarang Ini Akan Lakukan Solo Touring Indonesi -Jerman 

Rasa tersebut adalah rasa persaudaraan yang harus dilipatgandakan dan dikampanyekan ke Indonesia hingga dunia dan Indonesia punya Bhinneka Tunggal Ika. 

"Kenapa dari Borobudur ke Berlin, karena Borobudur adalah ikon Indonesia yang mengajarkan banyak hal dan Berlin simbol robohnya batas antara barat dan timur," jelasnya.

Perjalanan tersebut diterangkannya menjadi pesan di banyak tempat, bahwa ada dari Indonesia membawa misi toleransi, perdamaian, persaudaraan dan mengajak berpikir tentang masa depan kebudayaan. 

Sementara saat ditanya kenapa memilih MT-09, Gus Paox berujar karena lebih cocok untuk postur orang Asia, khususnya Indonesia. 

Dipaparkannya solo touring yang dilakukannya bukan ajang adu cepat atau uju kekuatan motor. 

"Banyak tempat yang akan saya singgahi bersama MT-09 terutama di tempat-tempat heritage, ketemu komunitas, jadi tunggangan harus disesuaikan," katanya.

Gus Paox juga berujar, MT-09 memang didesain untuk riding di wilayah perkotaan dan mengedepankan kenyamanan.

"Tapi bagi bagi yang suka adrenalin jelas MT-09 jagoannya. Yang terpenting kontrol tunggang saya masih bisa dikuasai dengan baik," beber Gus Paox.

Terpisah PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mendukung penuh solo touring yang dilakukan Gus Paox.

Lewat Nunggang Roso Riding From Borobudur to Berlin, Global Cultural Journey for Tolerance and Peace, semangat Bhinneka Tunggal Ika bakal digaungkan.

Dijelaskan Antonius Widiantoro, Asst. General Manager Marketing Public Relations PT YIMM, Nunggang Roso Riding From Borobudur to Berlin, Global Cultural Journey for Tolerance and Peace merupakan perpaduan yang sangat menarik.

Pasalnya melalui kegiatan tersebut mendeskripsikan perjalanan jauh lintas benua itu membawa misi untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke banyak negara. 

"Kami berharap aoa yang dilakukan Gus Paox bisa menginspirasi anak bangsa, Gus Paox juga memilih Yamaha MT-09 sebagai partner bertualangnya," tambahnya. (*)