Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Warga Kemutug Kidul Baturraden Gelar Ritual Usir Hama, Lahan Pertanian Tidak Panen 1 Tahun

Selama satu tahun sejak 2023 hingga pertengahan 2024 ini sawah-sawah di Desa Kemutug Kidul, Kecanatan Baturraden, Banyumas tidak panen.

Ist. Kardi Daryanto
Warga di Desa Kemutug Kidul, Baturraden, Banyumas saat mengadakan doa bersama. Karena para petani menghadapi masa-masa sulit. Penyebab utamanya adalah serangan hama tikus dan wereng yang telah menghabiskan tanaman di sekitar 50 hektar lahan pertanian warga, Senin (27/5/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Selama satu tahun sejak 2023 hingga pertengahan 2024 ini sawah-sawah di Desa Kemutug Kidul, Kecanatan Baturraden, Banyumas tidak panen. 

Para petani di Desa Kemutug Kidul kini menghadapi masa-masa sulit. 

Penyebab utamanya adalah serangan hama tikus dan wereng.

Hama telah menghabiskan tanaman sekitar 50 hektar lahan pertanian.

Kemutug Kidul adalah desa yang mayoritas penduduknya adalah petani.

Warga menyebut kondisi ini dengan pageblug karena mengalami musibah hama yang sangat merugikan. 

Hampir 75 persen dari warga desa menggantungkan hidupnya pada pertanian. 

Kondisi ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga berdampak psikologis bagi para petani.

Masyarakat desa tidak tinggal diam dalam menghadapi cobaan berat ini.

Acara doa bersama dan ritual diadakan dengan harapan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

Terutama agar dijauhkan dari marabahaya, terutama dari hama yang merusak tanaman mereka.

Senin (27/5/2024) malam pukul 20.00 WIB kemarin doa bersama digelar.

Sekitar 350 warga dari 22 RT berkumpul di halaman Masjid Jami, Kemutug Kidul. 

Masing-masing RT mengirimkan perwakilan, ada yang 10 hingga 20 orang.

Setiap RT membawa tumpeng dan lauk pauk masing-masing, dengan total ada 25 tumpeng slamet yang disajikan.

Kepala Desa Kemutug Kidul, Kardi Daryanto mengatakan tradisi ini diharapkan tidak hanya mempererat tali silaturahmi.

Akan tetapi juga menjadi simbol harapan dan doa bersama agar musibah yang melanda segera berlalu.

"Kegiatan semalam masyarakat antusias, apalagi secara mayoritas petani sedang menghadapi cobaan. 

Sehingga setelah doa bersama petani bisa menikmati hasil yang diberkahi Tuhan, hama-hama bisa hilang dan tidak mengganggu tanaman petani," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (28/5/2024). 

Ritual dan doa bersama dimulai dengan rangkaian Gus Dawi yang memimpin doa permohonan dan permintaan kepada Allah SWT. 

Gus Syamhari yang memimpin doa khusus untuk makanan yang disiapkan.

Dan setelah itu ritual dan doa secara adat, dilengkapi dengan kidungan adat Jawa.

Hama tikus dan wereng yang menyerang Kemutug Kidul ini diakui sebagai fenomena. 

Serangan hama ini dipercayai kerap terjadi setiap lima tahun sekali, terutama ketika ada pemilihan umum (Pemilu). 

Menurut cerita rakyat, kondisi ini biasanya mereda setelah pemimpin (Presiden, red) terpilih dilantik. 

"Ini biasanya penyakit atau hama seperti ini, hama yang 5 tahunan. 

Kalau pemerintah sedang melaksanakan pemilu mesti kalau yang terpilih belum dilantik mesti masih seperti ini," katanya. 

Ia berharap mudah-mudahan setelah diadakan doa bersama tidak sampai pelantikan presiden, tikus akan menghilang dari persawahan. 

Kalau pemerintah sedang punya hajat dan belum selesai sampai terlantik biasanya seperti ini. 

"Ini memang 5 tahunan kayak gunung Slamet ini kan juga lagi waspada. 

Biasa kalau sudah dilantik reda sendiri," jelasnya. (jti)

Baca juga: Jawab Pandangan Fraksi DPRD, Pj Bupati Batang: RPJPD 2025-2045 Indikator Pembangunan

Baca juga: Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Pantau Kesehatan Hewan Ternak Jelang Iduladha

Baca juga: Pascasarjana USM - UTeM Jajaki Kerjasama

Baca juga: Waspada Peredaran Narkoba di Sekolah, BNN Kendal Imbau Siswa Tolak Pemberian Orang Tak Dikenal

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved