Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Melihat Jejak Nojorono Lewat Ruang Pamer di Jambean, Cerminan Kresna yang Eksis Sejak Era Penjajahan

PT Nojorono Tobacco International kini memiliki ruang pamer yang menampilkan perjalanan panjang perusahaan

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/Rifky Gozali
Ruang pamer milik PT Nojoroni Tobacco International di di Jalan Kudus-Colo Kilometer 4 Jambean, Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – PT Nojorono Tobacco International kini memiliki ruang pamer yang menampilkan perjalanan panjang perusahaan. Ruang pamer itu bisa disebut sebagai sinopsis Nojorono yang berdiri sejak 14 Oktober 1932.

Ruang pamer itu ada di sudut lobi milik PT Nojorono Tobacco International yang berada di Jalan Kudus-Colo Kilometer 4 Jambean, Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kudus.

Bagian muka ruang pamer itu didesain seperti sisi depan kantor PT Nojorono saat masih berada di Jalan Jenderal Sudirman Kudus yang saat ini telah hilang karena proyek perluasan jalan.

Masuk ke ruang pamer, terdapat sejumlah koleksi. Di antara koleksinya yaitu foto pendiri Nojorono yaitu Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay sampai generasi ketiga yang saat ini mengurus perusahaan ini.

Selain itu juga terdapat sejumlah mesin tik yang masih terawat bagus lengkap dengan meja dan kursi kerja yang saat itu digunakan oleh pemilik perusahaan.

Sebagai perusahaan yang memproduksi rokok kretek, di ruang pamer ini juga terdapat sejumlah koleksi berupa tembakau dan cengkih dari berbagai daerah.

Baca juga: Gemilang Kontemplasi Mahakarya “Caping Kalo” Persembahan Nojorono Kudus

Baca juga: PuntungBeruntung: Upaya Kolaboratif Nojorono Kudus dalam Manajemen Limbah

Baca juga: 91 tahun Nojorono Kudus, Bercahaya untuk Menghidupi

Beberapa tembakau yang dikoleksi di ruang pamer ini merupakan tembakau Bojonegoro, Paiton, Madura, dan Temanggung. Tembakau-tembakau itu ditata rapi di atas meja.

Selain itu ada juga cengkih sebagai ramuan yang harus ada dalam rokok kretek yang didatangkan dari berbagai daerah pula, misalnya dari Manado, Ujungpandang, dan Purwokerto.

Sebagai pelengkap, di ruang pamer ini juga terdapat simulasi melinting rokok kretek. Tamu-tamu yang datang bisa mencoba sensasi melinting rokok kretek yang berbahan baku tembakau dan cengkih.

Ruang pamer ini tidak bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Itu bagian dari fasilitas yang bisa dinikmati oleh para tamu. Kalaupun ada warga umum yang hendak melihat koleksi tersebut, terlebih dahulu bisa lapor atau meminta izin.

Direktur PT Nojorono Tobacco International Arief Goenadibrata mengatakan, Nojorono terilhami dari sosok tokoh wayang Kresna. Sosok ini memiliki nama lain Norojono.

Tulisan Norojono saat ditulis menggunakan aksara Jawa kemudian dilihatkan ke cermin maka membacanya menjadi Nojorono.

“Makanya Nojorono adalah cerminan Kresna,” kata Arief.

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved