Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Wawancara Soemarmo Hadi Saputro, Mantan Wali Kota Semarang : Putusan MA Dinyatakan Tak Bersalah

Mantan Wali Kota Semarang Soemarmo Hadi Saputro memutuskan untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Semarang di Pilkada 2024

tribunjateng.com
Soemarmo Hadi Saputro 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Mantan Wali Kota Semarang Soemarmo Hadi Saputro memutuskan untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Semarang di Pilkada 2024. Soemarmo mantap nyalon karena desakan masyarakat yang menginginkan dirinya untuk menjadi Wali Kota Semarang.

Hadir di studio Tribun Jateng, Soemarmo menjawab berbagai pertanyaan host Erwin Ardian, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng. Berikut petikan wawancaranya.

Sejak kapan Anda berkarier di Pemkot Semarang?

Saya memulai karier di Pemkot Semarang sejak 1 April 1982. Perjalanan karier saya dimulai dari menjadi Kaur Bangdes Kecamatan Semarang Utara (1983), Kaur Bangdes Kecamatan Semarang Barat (1985), Lurah Panjangan (1991), Lurah Kalipancur (1993).

Kemudian menjadi Sekwilcam Ngaliyan (1995), Camat Ngaliyan (1997), Camat Banyumanik (1999), Kabag Kepegawaian (2000), Kabag Umum (2002), Asisten Tata Praja (2004), Kepala Bappeda (2005)

Menjadi Sekda Kota Semarang (2006), dan Wali Kota Semarang (2010-2013). Pada tahun 2010 saya terpilih sebagai Walikota Semarang.

Apa yang membuat karier Anda terus menanjak?

Kuncinya adalah disiplin. Selain itu penguasaan tupoksi, saya masih yakin bahwa pimpinan itu melihat kinerja bukan kedekatan. Jadi saya dinilai memiliki kinerja yang baik.

Apa yang sebenarnya terjadi terkait dugaan kasus korupsi menjerat Anda?

Saya mau cerita hal yang belum diketahui banyak orang. Jadi pada 24 Oktober 2011, ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, ada 2 oknum anggota DPRD menyeret Sekda saya di kasus tunjangan penghasilan pegawai.

Padahal hal itu sudah ada sejak 20 tahun, itu hanya untuk tunjangan pegawai, bukan proyek. Kemudian, ada 2 oknum anggota DPRD meminta uang 'gedok' dan nominalnya sekitar Rp 40 juta, saat itu dibagi untuk 21 oknum anggota DPRD.

Dua orang oknum anggota DPRD itu kena OTT KPK, lalu sehari kemudian Sekda saya ditangkap. Padahal saat itu, saya nggak ACC. Tapi saya kaget ternyata sudah disiapkan 21 amplop untuk 21 oknum anggota DPRD. Itu saya tidak tahu.

Lalu, tiba-tiba ada KPK yang sudah ada di kantor, saat itu saya tidak takut memang saya sering komunikasi dengan KPK. Tapi saya kaget kok ada uang 'gedok' itu. Setelah kasus itu ramai, 2 oknum anggota DPRD dan Sekda saya sudah ditahan 18 bulan, saya belum terjamah kasus itu karena belum bisa dibuktikan.

Mengapa Anda akhirnya ditahan?

Setelah 2 oknum dan Sekda ditahan selama 18 bulan. Lalu saya disidang dan akhirnya divonis 2,5 tahun penjara. Saat itu saya megajukan kasasi, saya tetap membela diri karena memang saya tidak korupsi ataupun melakukan suap.

Kemudian, saya mengajukan Peninjauan Kembali (PK) dan akhirnya saya diputuskan oleh MA bahwa saya tidak terbukti melakukan korupsi dalam dakwaan primer. Setelah itu saya dinyatakan bebas, meski saya sudah ditahan 18 bulan.

Apa yang Anda rasakan ketika dibebaskan?

Saya menangis saat itu, karena kondisi waktu itu membuat keluarga prihatin karena saya tidak bersalah kok dipenjara, tapi saya ikhlas dan saya tidak pernah dendam kepada oknum-oknum itu.

Selama 2 tahun menjadi Walikota apa yang dilakukan?

Saat saya menjabat Walikota Semarang selama 2 tahun, saya memperbaiki pedestrian dan taman di Jalan Pahlawan. Setelah itu, saya membuat program di Jalan Menteri Supeno, saya undang para PKL dan saya beri konsep dan para pedangang setuju.

Konsep saya saat itu membangun tanpa menggusur. Saya menata PKL di kawasan Simpang Lima. Saya terus menata PKL di jalan-jalan utama di Semarang, lalu di jalan Pandanaran hingga Kanal Barat. Sampai sekarang masih banyak PKL yang ingat saya dan mereka masih ingat kinerja saya.

Kemudian, saya saat itu juga menata sungai Jatibarang untuk mengatasi banjir bandang waktu itu yang menelan korban hingga ratusan jiwa. Meski saya hanya 2 tahun menjabat, tapi kinerja saya sudah cukup banyak untuk membenahi Kota Semarang.

Apa persiapan maju di Pilkada 2024?

Saya mengalir saja, Karena itu aspirasi masyarakat, kemudian saya berpikir ternyata masih banyak daerah di Kota Semarang belum terselesaikan. Misalnya kecamatan Tugu, Ngaliyan, Mijen dan Gunung Pati.

Saat itu saya berencana membangun jalan lingkar selatan. Jadi jalan itu memudahkan akses masyarakat. Waktu itu perencanaan sudah masuk Perda, mungkin sudah ada pembebasan tanah tapi progresnya belum maksimal.

Sudah ada komunikasi dengan Parpol lain?

Saya terus berkomunikasi dengan Ketua PKB saat ini. Saya juga bekomunikasi dengan Golkar dan PSI. Tapi saya tidak buru-buru, lihat momentum yang tepat saja.

Kenapa masih ingin jadi Wali Kota Semarang lagi?

Saya niatnya ibadah, saya merasa banyak perencanaan yang saya buat dulu hingga saat ini belum dieksekusi. Misalnya rencana pembangunan Simpang Lima Ecopark, Ada jalan bawah tanah dan taman. Saya masih melihat ini terobosan yang bagus hingga saat ini.

Saya pernah ke Korea Selatan, itu ada taman bunga di tengah kota. Jadi saya ingin membuat seperti itu. Saya waktu itu ingin membangun gedung Expo Center di daerah Pedurungan, saya ingin memajukan Kota Semarang. (tribunjateng.com/waw)

Baca juga: Gaji ASN dan Karyawan Swasta Belum Dipotong, Mulai Kapan Tapera Diterapkan?

Baca juga: Tim Pengamanan Kejagung Tembak Jatuh Drone yang Melintasi Kantor Jampidsus

Baca juga: Pasar Barito Kudus Ludes Terbakar, 250 Kios Hangus, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Baca juga: Mahfud MD: Negara Ini Cara Berhukumnya Sudah Rusak, Biar Saja Tambah Busuk

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved