Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

WAWANCARA Alumni Penerima Beasiswa Vatikan, Deni Iskandar : Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus

Alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023, Deni Iskandar mengaku sangat menyambut baik soal rencana kedatangan pimpinan

AFP/ FABIO FRUSTACI
Paus Fransiskus menghadiri Rabu Abu di Basilika Saint Sabina, Roma, Rabu (26/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Alumni penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023, Deni Iskandar mengaku sangat menyambut baik soal rencana kedatangan pimpinan tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.

Sebab, Deni yang pernah bertemu dan berdialog langsung dengan Paus Fransiskus menyebut bahwa kunjungan itu akan memiliki banyak makna. Terutama, dalam upaya menjaga perdamaian dunia.

Sebagai salah satu murid dari tokoh ulama kharismatik asal Banten Abuya Muhtadi, Deni mengaku telah menyiarkan soal rencana kunjungan Paus Fransiskus kepada rekan-rekan muslim di Indonesia.

Hal itu disampaikan Deni Iskandar saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studi Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Rabu (5/6).

Berikut petikan wawancaranya:

Saya mendengar informasi bahwa Bang Denny ini sudah lama tahu bahwa Paus Fransiskus ini akan berkunjung ke Indonesia. Bisa diceritakan Bang Deni?

Ya, jadi memang rencana kunjungan Paus Franciscus ini itu diagedakannya awal itu tahun 2020.

Waktu itu kebetulan saya pernah ngobrol dengan salah satu orang Indonesia yang hari ini masih menjadi orang penting di Vatikan itu. Namanya Padre Marco (Markus Solo Kewuta, SVD), guru saya.

Kita saya bilang dengan dia juga, apakah ini ada nanti Paus Fransiskus mau datang ke Indonesia? Beliau bilang insya Allah, maksudnya bukan insya Allah. Beliau bilang ada agenda untuk datang itu ada. Cuma memang untuk waktunya harusnya 2020 karena pandemi covid jadi ditunda.

Kalau misalkan hari ini datang, alhamdulillah berhasil. Sebelumnya juga memang Padre Marco bilang bahwa Paus Franciscus itu akan datang ke Indonesia setelah Pilpres.

Dan selama berada di Vatikan, di Roma juga lah, di Itali lah intinya. Apakah pernah bertemu secara fisik dengan Bapak Paus Fransiskus?

Oh pernah saya. Itu Rabu, untuk Rabu dua kali. Dua kali saya lihat dari jendela itu Paus. Untuk yang moment pentingnya itu satu kali.

Itu memang bener saya jumpa muka tuh. Dekat betul saya ketemu itu.

Berdialog saya.

Apa yang saudara sampaikan pada waktu itu?

Jadi waktu itu saya laporan. Laporan. Laporan kepada Paus Fransiskus, Ya tentu dengan pakai bahasa Italia ya. Karena beliau lebih sering bicara bahasa Italia. Dibanding bahasa Inggris.

Masih ingat nggak, dialog dalam bahasa Italia yang kamu sampaikan ke Paus Fransiskus?

Oh iya saya masih ingat. Dalam bahasa Italia tentu saja. Pertama jadi saya ketemu waktu itu.

Saya bilang ke Paus Fransiskus, secara terjemahan Indonesia itu. Saya memperkenalkan. Saya Deni Iskandar. Saya dari Indonesia. Saya sudah beres melakukan studi di Nostra Aetate.

Jadi doakan saya. Saya bilang. Jadi doakan saya tuh. Doakan saya. Saya tentukan saya orang Indonesia kan.

Terus apa jawabannya?

Jawabannya si katanya kan. Jadi ‘si’ itu dalam bahasa Italia tuh ‘iya’, nuhun kalau bahasa sundanya.

Udah gitu. Kamu itu masa depan Indonesia. Itu maksudnya. Hanya segitu.

Jadi kira-kira dialog itu berlangsung berapa menit?

Itu berlangsung lumayan lama. Kalau hitungan saya sih lima menit ya. Karena kan juga saya banyak yang dialog itu kan.

Selain anda ada lagi orang Indonesia itu ya?

Ya banyak itu. Termasuk saya dengan orang Filipina itu kan. Teman sekolah saya itu. Ada orang Filipina. Orang Islam juga. Jadi memang itu agenda.

Saya merasa agenda itu luar biasa. Karena apa? Karena saya duduknya di paling atas. Bukan di bawah itu kan.

Nah dan yang saya buat saya bangga itu. Paus Fransiskus itu. Itu beliau orang penting. Tapi beliau itu nyamperin satu-satu. Beliau meluangkan waktu menyambangi semua audien. Jadi bukan kita yang menyambangi. Tapi beliau yang menyambangi. Tentu saya sebagai apa ya? Kita kan bukan pejabat ya? Ya merasa bangga juga. Disambangi oleh Paus Fransiskus ya. Yang itu memang tokoh dunia itu.

Selanjutnya kan tadi Deni bilang bahwa ada pejabat gereja di sana yang orang Indonesia memberitahu bahwa Paus akan berkunjung. Ceritanya bisa sampai ke dialog itu gimana?

Itu kan memang setiap hari Senin.

Itu kan saya mengikuti kelas beliau. Setiap hari Senin itu. Jam 4. Kita memang setelah beres belajar itu karena beliau orang Indonesia.

Interaksi saya dengan Padre Marco ini intent dengan berbahasa Indonesia. Jadi saya sering ngobrol-ngobrol yang itu memang di luar pelajaran itu. Tentang Indonesia, tentang gereja Katolik, tentang vatikan. Sering saya ngomong itu. Bahkan di minggu menjelang saya pulang waktu itu. 3 minggu lagi saya pulang waktu itu.

Saya ngobrol dengan Padre Marco. Padre Marco Indonesia ini punya jejak didatangi oleh Presiden Vatikan itu. Lagi pula kalau saya baca sejarah memang kontribusi negara Eropa dalam mengakui kemerdekaan Indonesia itu munculnya dari Vatikan tuh. Untuk negara Eropa ya. Sehingga datanglah Paus.

Di masa kepemimpinan Presiden kita ini itu sudah 2 kali kan. Satu Paus-Paulus 4 kalau tidak salah atau 6 gitu. Kedua, zaman Paus Yohanes Paulus 2 tuh kan. Yang ketiga ini, rencana ini.

Dan semoga aja ini berjalan dengan lancar.

Terus apa jawab waktu itu?

Jawaban Padre Marco, Paus itu Den, akan datang ke Indonesia itu. Paling nanti setelah Pilpres.

Memang hari ini juga banyak yang mau udensi waktu itu sebelum Pilpres ya. Yang mau udensi ke Paus. Dan itu salah satunya calon wakil Presiden. Cuma kita nggak maulah begitu. Paling Paus itu nanti kalaupun mau ada pejabat negara mau udensi dengan Paus Fransiskus itu setelah beres pemilu. Karena ini rawan Den. Oh iya saya mengerti itu. Memang saya juga sering ngobrol dengan guru saya itu ya. Banyak hal saya sering ngobrol itu kepada beliau itu.

Nah, dalam rangkat kunjungan Paus Fransiskus ini, apakah Deni juga ikut terlibat di dalam apa ya, acara atau persiapan atau apa? Terlibatnya?

Kalau untuk Indonesia, saya memang nggak terlibat. Karena kan saya juga menyerahkan diri maksudnya. Tapi yang pasti, sebagai alumni, alumni Nostra Aetate, tentu saya menyambut baik. Bahkan sejauh ini saya juga sudah apa ya, sudah mengkonsolidasikan juga di kalangan-kalangan muslim gitu ya. Misalnya kepada Abuya Muhtadi misalkan. Saya juga udah sampaikan. Bahwa ini ada, nanti bakal ada orang penting di Indonesia, yaitu pimpinan gereja katolik dunia mau datang. Seperti itu.

Memang, kalau misalkan bicara keterlibatan, saya cukup terlibat waktu dipastikan. Bahkan waktu itu, kan Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen terbaru nih ya, namanya Fratelli tutti (perdaudaraan universal).

Fratelli tutti itu adalah turunan dokumen dari dokumen sebelumnya di Abu Dhabi itu kan, The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together (Dokumen Abu Dhabi), muncullah Fratelli tutti.

Nah, waktu dipastikan itu, saya hadir menerjemahkan dokumen itu bersama teman-teman di dunia itu.

Nah, kamu menerjemahkan dokumen itu dalam apa, dalam bahasa?

Dalam bentuk gerakannya itu, maksudnya. Jadi waktu itu, Vatikan, memberikan uji coba lah.

Uji coba tentang dokumen persaudaraan ini harus kita manifestasikan. Waktu itu pernah ada kegiatan. Di situ itu, namanya Perkumpulan Persaudaraan Umat Manusia. Di dunia. Itu tempatnya di Basilika Santo Petrus. Saya hadir di situ.

Sebagai perwakilan dari Indonesia bersama KBRI. KBRI Vatikan untuk Indonesia. Ya, tentu kedatangan Paus juga apa ya, pasti dalam rangka mendorong itu, di Indonesia itu. Mungkin ya yang saya tahu.

Mendorong perdamaian dunia ya?

Harus, harus didorong. Harus.(Tribun Network/ Yuda).

Baca juga: Sekjen PDIP Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Penyebaran Berita Bohong dan Penghasutan

Baca juga: Buah Bibir : Wina Natalia Mantap Bercerai dengan Anji

Baca juga: Arab Saudi Kantongi Data Investigasi Penjual Paket Haji dengan Visa Non-Haji

Baca juga: Buruh Jateng Gelar  Aksi Tolak Tapera, Aulia: Program Ngawur dan Paksaan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved