Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia

Aspek fisik dan psikososial dari proses penuaan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Perubahan fisik yang dialami lansia berpengaruh

Editor: Editor Bisnis
IST
Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia 

Disusun Oleh : Ns. Asti Nuraeni, M.Kep., Sp.Kep.Kom ( Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )

Aspek fisik dan psikososial dari proses penuaan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Perubahan fisik yang dialami lansia berpengaruh terhadap masalah psikologis lansia.

Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia
Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia (IST)

Masalah fisik dengan perubahan postur tubuh yang dialami lansia menyebabkan masalah sosial dan ekonomi karena lansia mulai mengalami masa pensiun.

Selain itu, proses degeneratif mempengaruhi produktivitas kinerja, sehingga lansia dianggap belum bekerja secara optimal.

Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia
Dampak Latihan Fisik untuk Mengatasi Perubahan Fisik dan Psikis Lansia (IST)

Perubahan yang terjadi pada lansia akan menjadi stressor bagi lansia, yang menyebabkan masalah atau gangguan psikologis pada lansia, salah satunya adalah ketakutan akan kematian, merasa bosan dan tidak berguna.

Awalnya, lansia memiliki kebiasaan bertemu dengan rekan kerja, kini lansia hanya tinggal di rumah tanpa melakukan aktivitas apapun, dan adanya penyakit membuat lansia kurang bersosialisasi dengan lingkungan. 

Kurangnya aktivitas fisik yang terkait dengan periode perilaku menetap yang lebih lama juga dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular karena semua penyebabnya.

Individu yang aktif secara fisik secara signifikan mengurangi kematian akibat penyakit kardiovaskular, bahkan dengan perilaku menetap yang berkepanjangan, karena mereka meningkatkan kebugaran kardiorespirasi dan mencegah berbagai penyakit kronis dan mereka mungkin menderita penurunan organ dan kognitif yang dipercepat, termasuk kemungkinan jatuh karena ketidakseimbangan postural.

Lansia dengan penyakit tidak menular mengalami beberapa perubahan fisik yang dapat dinilai dari keluhan nyeri sendi, risiko jatuh, penurunan sensitivitas kaki, dan perubahan psikososial lansia yang mengalami depresi.

Hasil observasi yang dilakukan perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada lansia didapatkan data sebanyak 58persen lansia berisiko tinggi jatuh, lansia mengalami nyeri sendi dengan skala berat 51,7persen, sensitivitas kaki lansia mayoritas mengalami risiko rendah neuropati (51,7persen), lansia juga mengalami depresi sebanyak 40persen. 

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada lansia diberikan intervensi seperti seperti Latihan Gait Training untuk mengatasi risiko jatuh pada lansia. Perubahan fisik untuk mengatasi sensitivitas kaki lansia dengan diabetes mellitus dengan Latihan fisik relaksasi kaki dan latihan spons.

Pemberian terapi latihan fisik menanam terhadap kecemasan pada lansia dengan PTM untuk mengatasi perubahan psikis. Latihan fisik yang diberikan selama 1 bulan dengan pemberian terapi sebanyak 8x untuk masing-masing latihan fisik. Pelaksanaan awal setiap lansia akan dinilai perubahan fisik dan psikis yang dialami.

Hasil akhir perubahan fisik dan psikis yang dialami mengalami penurunanan setelah diberikan latihan fisik. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia setelah diberikan latihan fisik  didapatkan data sebanyak 82,8persen lansia dalam kategori tidak berisiko jatuh, lansia mengalami nyeri sendi dengan skala ringan 56,7persen.

Hasil perubahan fisik pada lansia dengan tingkat sensitivitas kaki lansia mayoritas tidak mengalami neuropati (61,7persen). Lansia dengan penyakit tidak menular tidak mengalami depresi sebanyak (72,4persen).  

Lansia yang melakukan aktivitas fisik akan mendapatkan banyak pengaruh positif, mulai dari meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi penumpukan lemak, meningkatkan indeks massa tubuh, menurunkan risiko kerusakan pada sistem muskuloskeletal, menurunkan risiko perkembangan penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit kronis lainnya, sebagai penatalaksanaan hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved