Berita Pati
Sikap Tabayun Bisa Kembalikan Citra Positif Kabupaten Pati sebagai Kota Santri yang Religius
Ibarat hujan sehari menghapus kemarau setahun. Ibarat nila setitik yang merusak susu sebelanga.
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Ibarat hujan sehari menghapus kemarau setahun. Ibarat nila setitik yang merusak susu sebelanga.
Kondisi itulah yang menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, KH Yusuf Hasyim, sedang terjadi di Pati.
"Kemarau setahun dihapus hujan sehari itu benar. Dengan satu kejelekan, seakan-akan kebaikan kita hilang seluruhnya," ucap dia ketika dihubungi TribunMuria.com via sambungan telepon, Sabtu (15/6/2024).
Sebagaimana diketahui, belakangan ini Kabupaten Pati mendapat stigma negatif dari masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari tragedi berdarah main hakim sendiri di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kamis (6/6/2024) lalu.
Seorang pengusaha rental mobil, Burhanis (52), tewas dihajar massa karena dicurigai sebagai pencuri. Padahal, menurut keterangan pihak kepolisian, dia hendak mengambil mobil rental miliknya yang digelapkan.
Kejadian tersebut menyedot perhatian publik secara nasional. Akibatnya, julukan-julukan negatif dilekatkan pada Kabupaten Pati.
Daerah yang punya julukan asli Bumi Mina Tani ini oleh masyarakat di jagat maya dijuluki sarang penadah, sarang penyamun, sarang bandit, dan berbagai stigma negatif lainnya.
Sangat disayangkan, stigma-stigma negatif tersebut seakan menghapus "kebaikan" Kabupaten Pati yang selama ini juga dikenal sebagai Kota Santri.
Tiap tahun, puluhan ribu santri dari berbagai penjuru tanah air datang ke Kabupaten Pati untuk mondok di ratusan pondok pesantren yang tersebar di Pati.
Pada 2023, Kemenag mencatat ada 265 pondok pesantren di Pati.
"Pati punya jumlah pesantren terbanyak kedua di Jawa Tengah.
Berdasarkan data dari BPS dan Kemenag, di Kabupaten Pati ada 200 lebih pondok pesantren. Santrinya mencapai 20 ribuan. Itu belum termasuk yang majelis-majelis taklim," ucap Kiai Yusuf Hasyim.
Jika ditambah dengan lembaga pendidikan Islam lainnya, yakni madrasah, jumlahnya akan jauh lebih banyak lagi.
Salah satu wilayah yang menjadi konsentrasi pondok pesantren di Pati ialah Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso.
Puluhan pondok pesantren berdiri di desa ini.
Jubir Gerindra Pati Duga Aksi Demo Minta Penggantian Anggota Pansus dari PDIP Ada yang Menunggangi |
![]() |
---|
Janji Berpihak ke Rakyat Diuji di Pati: Warga Desak Partai Gerindra Pecat Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Bupati Pati Sudewo Sanggupi Tuntutan Petani soal Izin Tambang hingga Reforma Agraria |
![]() |
---|
Petani Desak Bupati Pati Sudewo Keluarkan Rekomendasi Pengajuan TORA 7,3 Hektare di Pundenrejo |
![]() |
---|
Suara Semar dari Lereng Kendeng: Jerit Petani Pati yang Tanah dan Airnya Dirampas Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.