Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jepang Belum Tahu Penyebab Infeksi Bakteri Pemakan Daging yang Serang Negaranya

Jepang tengah diserang infeksi bakteri "pemakan daging".Sekitar 77 orang meninggal pada Januari hingga Maret 2024 akibat infeksi bakteri mematikan

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Tolga AKMEN / AFP
ILUSTRASI Jepang Belum Tahu Penyebab Infeksi Bakteri "Pemakan Daging" yang Serang Negaranya 

Jepang Belum Tahu Penyebab Infeksi Bakteri "Pemakan Daging" yang Serang Negaranya


TRIBUNJATENG.COM - Jepang tengah diserang infeksi bakteri "pemakan daging".


Sekitar 77 orang meninggal pada Januari hingga Maret 2024 akibat infeksi bakteri mematikan tersebut. 


Dikutip dari The Guardian, meskipun sudah merebak di Jepang, Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID) menuturkan bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang mekanisme penularan dan kerja infeksi tersebut dalam tubuh. 


“Masih banyak faktor yang tidak diketahui mengenai mekanisme di balik bentuk streptococcus fulminan (parah dan tiba-tiba), dan kami belum berada pada tahap untuk menjelaskannya,” ungkap NIID.

 

Dikutip dari CNN, infeksi bakteri "pemakan daging" diprediksi melonjak di 2024. Dari 941 kasus, 97 di antaranya meninggal dunia akibat infeksi bakteri pemakan daging pada 2023. 


Dilansir dari Japan Times, profesor penyakit menular di Tokyo Women’s Medical University, Ken Kukichi memprediksi, pasien yang terjangkit dapat mencapai 2.500 orang pada 2024. 


 Walaupun demikian, Kukichi berpendapat bahwa merebaknya STSS di Jepang kemungkinan disebabkan karena melemahnya sistem kekebalan tubuh pasca-Covid 19. 


Sebagai informasi, bakteri "pemakan daging" Streptococcal toxic shock syndrome (STSS) merupakan infeksi bakteri yang jarang terjadi pada manusia namun dapat berdampak serius. 


Umumnya penyakit ini disebabkan oleh bakteri streptococcus pyogenes yang dikenal dengan nama radang A atau streptococcus A.


 Bakteri ini dapat menyebar ke jaringan dalam dan aliran darah dari pasien yang menderitanya. 


Gejala infeksi bakteri "pemakan daging" Pasien bakteri "pemakan daging" awalnya akan menderita sejumlah gejala, seperti demam, nyeri otot, dan muntah-muntah.


 Namun, gejalanya dapat berkembang dengan cepat dan pasien akan merasakan nyeri dan bengkak pada badan, demam, tekanan darah rendah.


 Tak jarang penderita akan mengalami nekrosis, masalah pernapasan, kegagalan organ, dan kematian.


 Kukichi mengatakan, setelah pasien menyadari kakinya bengkak di pagi hari, pembengkakan dapat meluas hingga ke lutut pada siang hari.


 Segera setelah pembengkakan menyebar, pasien dapat meninggal hanya dalam waktu 48 jam.


 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, bahkan ketika pasien dibantu obat, STSS tetap bisa mematikan.


 “Dari 10 orang yang mengidap STSS, sebanyak tiga orang akan meninggal akibat infeksi tersebut,” ungkap CDC. 


Bakteri streptococcus A juga dapat menyebabkan fasciitis nekrotikans yang disebut sebagai “pemakan daging.” 


Hal ini karena pasien yang sudah mengalami fasciitis nekrotikans dapat mengalami hilangnya anggota tubuh. 


 Penularan STSS Mirip seperti Covid-19, bakteri STSS menyebar melalui droplet atau tetesan dan kontak fisik antar-pasien. 


Bakteri ini juga dapat menginfeksi pasien melalui luka di tangan dan kaki. Umumnya, infeksi streptococcus A dapat diobati dengan antibiotik.


CDC menyampaikan, sebagian pasien yang tertular penyakit tersebut dilaporkan memiliki faktor kesehatan lain yang dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi, seperti kanker atau diabetes.


 Selain itu, CDC juga mengatakan bahwa orang lanjut usia dengan luka terbuka berisiko tinggi terkena STSS, termasuk orang yang melakukan operasi.


(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved