Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Nasib Pilu Pria Penyandang Tuna Netra Asal Boyolali, Sertifikat Berpindah Tangan Hingga Kena Tipu

Penyandang tuna netra di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali ini masih mencari sertifikat rumah yang sudah berpindah tangan.

Editor: deni setiawan
TRIBUN SOLO/TRI WIDODO
Ngatemin, penyandang tuna netra di Dukuh Bakalan, RT 01, RW 06, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, korban penipuan. 

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Nasib pilu dialami pria penyandang tuna netra warga Kabupaten Boyolali ini.

Sertifikat rumah yang digadaikannya diketahui lenyap tak tahu di mana.

Tak hanya itu, pria bernama Ngatemin ini juga sempat kena tipu oleh seseorang yang mengetahui keberadaan sertifikat, namun begitu hendak ditebus, uang senilai Rp 7 juta dibawa kabur.

Meskipun demikian, dia enggan berpangku tangan, beberapa upaya pun terus dilakukannya.

Baca juga: Dua Sapi Asal Karanganyar Yang Dibeli Jokowi Untuk Hewan Kurban Dikirim ke Solo dan Boyolali

Baca juga: Siswa SMP di Boyolali Ikuti Nobar Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif

Itu juga yang dialami Ngatemin (50).

Penyandang tuna netra di Dukuh Bakalan, RT 01, RW 06, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali ini kebingungan mencari sertifikat rumah miliknya yang digadaikan 13 tahun lalu.

Padahal, rumah yang dia tempati ini merupakan satu-satunya harta yang dimiliki.

Pria yang berprofesi sebagai tukang pijat itu menyebut jika sertifikat rumahnya dia gadaikan kepada perorangan belasan tahun lalu.

Itu terpaksa dia lakukan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pasalnya saat itu, selain dia yang hanya seorang tukang pijat, istrinya juga menderita sakit parah.

"Dulu saya lagi butuh uang."

"Sertifikat saya gadaikan Rp 2 juta," ujarnya seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (24/6/2024).

Sertifikatnya dia gadaikan ke seseorang warga perumahan yang bernama Dwi Harini.

Dia pun kemudian mengangsur uang yang dia pinjam.

Namun saat akan melunasi, sertifikatnya sudah berpindah tangan.

Dibantu sang kakak, sertifikat tanahnya terus dikejar.

Baca juga: Bahagia Suparno Jelang Iduladha, 2 Sapi Simental Dibeli Presiden, Dikirim ke Boyolali dan Solo

Baca juga: Gadis Boyolali Jateng Ngaku ke Polisi Dibegal dan Robek Perut Sendiri, Demi Dapat Perhatian Keluarga

Dia pun terus menanyakan kepada Rini sapaan Dwi Harini sang pemberi utangan.

Namun lagi, keduanya pulang dengan tangan hampa.

Bahkan, beberapa bulan lalu dia juga diduga jadi korban penipuan.

Saat itu, ada seseorang yang mengetahui keberadaan sertifikat itu berada.

Orang itu kemudian meminta uang Rp 10 juta untuk menebus sertifikat itu.

Namun setelah menyerahkan uang Rp 7 juta, pelaku kabur melarikan diri.

"Rencananya, kekurangannya Rp 3 juta akan saya serahkan setelah sertifikat saya pegang."

"Tapi orang tersebut malah kabur melarikan diri," jelasnya.

Padahal uang Rp 7 juta itu juga dari utangan.

"Saya cuma tukang pijat."

"Dapat uang Rp 7 juta dari mana kalau tidak utang," imbuhnya.

Sementara itu, Dwi Harini mengatakan, saat itu Ngatemin butuh dana Rp 3 juta.

Dia pun berniat menggadaikan sertifikatnya.

Namun dia yang tak punya uang segitu, kemudian meminta bantuan temannya lagi.

"Sertifikat ditinggal di sini."

"Terus saya kasihkan ke teman saya."

"Bisa cair Rp 2 juta," jelasnya.

Baca juga: Rumah Mewah Peninggalan Gogon Srimulat di Boyolali Bakal Dijual, Anak: Buat Bayar Rentenir

Baca juga: Kecelakaan di Boyolali: Motor Hantam Median Jalan Semarang-Solo Dini Hari, Bapak dan Anak Tewas

Uang itu kemudian dia serahkan ke Ngatemin.

Selang beberapa waktu kemudian, Rini menyarankan agar Ngatemin segera melunasi utang dan mengambil sertifikatnya.

Ngatemin pun kemudian mulai mengangsur utangnya.

Angsuran itu dia serahkan langsung ke teman Dwi Harini.

Ngatemin ternyata baru mengangsur sekali.

Rini yang mengira sudah beres pun dibuat kaget.

Ternyata utang itu belum lunas.

"Saya tidak tahu."

"Ternyata sertifikat (ada yang mau mengambilkan dengan menutup utangannya)," ujarnya.

Namun sayang, sertifikat itu malah tak karu-karuan.

Uang Rp 7 juta yang telah diserahkan kepada seseorang malah tak tahu juntrungannya.

"Ya sudah sampai sekarang tidak ada kepastian itu."

"Kami susah nyarinya, temannya yang membawa sertifikat dan memberikan utangan," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Sedih dari Boyolali Jateng, Cari Sertifikat Rumah yang Hilang, Seorang Tuna Netra Malah Ditipu

Baca juga: Inilah Sosok Pemasok Narkoba Virgoun, BGS Kru Band yang Dikelola Mantan Suami Inara Rusli

Baca juga: Alhamdulillah, Kabupaten Batang Juara III Terbaik Stand Semarak KaTa Jateng di Banyumas

Baca juga: "PPDB Tahun Ini Lebih Baik" Pujian Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Pendaftar Lampaui Target

Baca juga: Terang Bangsa Semarang Juara Safin Cup 2024 Kategori U13, Tuan Rumah Peringkat Keempat

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved