Berita Jateng
Kabar Duka, Yusran Pare Mantan Pimred Tribun Jateng Meninggal di Sumedang: Kayuh Sampai Akhir
Kabar duka datang dari Sumedang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). Yusran Pare meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan
TRIBUNJATENG.COM, SUMEDANG - Kabar duka datang dari Sumedang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024).
Yusran Pare, wartawan senior yang juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi (pimred) Tribun Jateng periode 2016-2017 meninggal dunia.
Yusran Pare meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan saat bersepeda di Sumedang.
Kang Yusran, demikian karib disapa, memang dikenal memiliki hobi gowes.
Rekan di Banjarmasin Post pun membagikan kenangan di akun Facebook Yusran Pare:
"Juli 2015, sembilan tahun lalu, kami di redaksi Banjarmasinpost.co.id diam-diam membikin kaus untuk kejutan ultah Mas Yusran Pare . Di kaus warna hitam --warna kesukaan beliau-- itu kami tulis kalimat "Kayuh Sampai Akhir" karena beliau saat itu sedang mulai menyukai gowes.
Siang, 2 Juli 2024, redaksi mendapat kabar mengejutkan, yang membuat sedih. Pemimpin Redaksi Banjarmasin Post, 2009-2016 itu meninggal dunia. Dan, hingga hari terakhir, Mas Jpx --inisial beliau di dunia pers-- masih sangat gemar gowes.
Innalillahi wainnailaihi rojiun.. Selamat jalan Mas Yusran... Kayuh Sampai Akhir".
Otobiografi Singkat Yusran Pare
Yusran Pare yang kelahiran Sumedang, menulis biografi singkatnya sendiri (Otobiografi) dan menjelaskan banyak hal, terutama pengalamannya di dunia jurnalistik.
Data ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Yusran adalah sosok yang humble.
Dikutip dari blog probadinya, yusranpare.wordpress.com:
Lahir di Sumedang, Jawa Barat 5 Juli.
Suami dari hanya seorang istri, Esbhita Harlina, dan ayah bagi tiga anak.
Sulung, Arga Sinantra Rahmat, laki, lahir 1983.
Tengah, Laras Sukmaningtyas lahir 20 Februari 1988.
Bungsu, laki, Andika Megaswara, lahir 15 November 1996.
Saya mulai belajar menulis tahun 1979 di Bandung Pos, dan hingga kini masih belajar di Tribun Jabar.
Ilmu menulis, saya juga serap dari Mandala yang digandeng manajemen KOMPAS-Gramedia ( 1988/89 ).
Lalu melanjutkan pendidikan di Bernas ( 90/93 ), Sriwijaya Post ( 93/95 ), Sempat singgah ke Banjarmasin Post sebelum belajar di “keuskupan” Pos Kupang ( 95/96 ) di bawah bimbingan Pater Damyan Godho, dan Romo Dion DBP.
Kembali ke Bernas ( 96/98 ) untuk melanjutkan pelajaran, kemudian ke Banjarmasin Post lagi sampai kembali ke Bandung pada tahun 2000.
Bersekolah di Metro Bandung yang kemudian bermetamorfosis jadi Tribun Jabar, kemudian belajar kepada guru besar Febby Mahendra Putra SH, di Tribun Batam (05 dan 06).
Sejak Maret 2007 diberi tugas belajar di Banjarmasin (lagi), sehingga harus wira-wiri Bandung-Banjarmasin secara berkala. April 2008 di Pontianak, Kalbar.
Di situ ada Ronald Ngantung, guru yang begitu sabar, ramah dan selalu tampak gembira.
Belajar itu ternyata menyenangkan, terutama untuk orang kurang ilmu seperti saya. Maka sampai hari ini saya masih terus belajar membaca dan menulis.(*)
| Wagub Jateng Minta Pastikan Keberlanjutan Produk Halal |
|
|---|
| Tarung Derajat Jateng Amankan Satu Medali Emas PON Bela Diri 2025 Lewat Vinka Widyaningrum |
|
|---|
| Terbukti Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, KEK Kendal Perlu Jadi Contoh Daerah Lain |
|
|---|
| Jawa Tengah Komitmen Pertahankan Level Atas Penyelenggaraan Pelayanan Publik |
|
|---|
| Dari Kampus ke Pesisir: Mahasiswa TRKP dan Vokasi UNDIP Tanam 1.000 Mangrove untuk Desa Timbulsloko |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.