Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Jokowi Batal Berkantor di IKN Juli 2024 karena Listrik Belum Siap, PDIP: Makanya Jangan Terlalu Pede

Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal mulai berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) pada Juli 2024 seperti yang direncanakan sebelumnya.

Editor: m nur huda
istimewa
Presiden Jokowi meninjau proses pembangunan Gedung Kantor Presiden di IKN NUSANTARA, Jumat (22/9/2023). Kantor Presiden merupakan bagian dari Istana Garuda. Selain Istana Garuda, ada juga sejumlah gedung kementerian dan lembaga negara hingga pembangunan rumah-rumah menteri dan tempat tinggal aparatur sipil negara (ASN). HO/AGUS SUPARTO/ISTANA KEPRESIDENAN 

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal mulai berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Juli 2024 seperti yang direncanakan sebelumnya.

Penyebabnya adalah karena hingga saat ini, sarana dan prasarana seperti air, listrik, dan lokasi kantor untuk Presiden belum siap.

Informasi ini diperoleh dari laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Jokowi menyatakan bahwa dirinya akan segera berkantor di IKN jika semua sarana dan prasarana tersebut sudah siap.

"Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah," ujar Jokowi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/7/2024), dilansir Kompas.com.

"Sudah (dapat laporan dari Kementerian PUPR), tapi belum (belum siap). Sudah, tapi belum," kata dia menegaskan. 

Orang nomor 1 RI itu menjelaskan, keputusan presiden (Keppres) mengenai pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN itu bergantung pada situasi di lapangan.

Adapun, Keppres pemindahan ibu kota itu bisa saja terbit sebelum atau setelah Oktober 2024, saat ia sudah lengser dari jabatan presiden.

"Kita melihat situasi lapangan. Kita tidak ingin memaksakan sesuatu yang memang belum jangan dipaksakan, semua dilihat progress lapangannya dilihat," kata Jokowi.

Kena Sentil PDIP

Terkait belum jelasnya waktu pemindahan ibu kota negara tersebut, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menilai  proyek IKN merupakan kebijakan yang terlalu dipaksakan dan dibuat tergesa-gesa.

Sehingga menurutnya menimbulkan beberapa masalah, seperti belum masuknya air hingga listrik dan sejumlah infrastuktur yang belum rampung.

"Kalau terlalu dipaksakan ya begitu hasilnya. Listrik belum masuk, air juga belum masuk, insfratruktur juga masih belum siap gitu ya," kata Djarot saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (9/7/2024).

"Artinya apa, inilah salah satu konsekuensi dari kebijakan yang tergesa-gesa, tergesa-gesa. Terutama di dalam implementasinya, di dalam eksekusinya," sambungnya.

Atas hal tersebut, Djarot menyindir pemerintah agar tidak perlu percaya diri jika memang belum terealisasi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved