Sukseskan KKN Kolaborasi 6 PTKIN, UIN Saizu Purwokerto Delegasikan 47 Mahasiswa, Terima 82 Mahasiswa

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto bersama lima kampus lain bekerja sama menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi.

Terdapat 82 mahasiswa dari lima Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ikut serta dalam KKN Kolaborasi di UIN Saizu Purwokerto.

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Saizu Purwokerto, Mawi Khusni Albar menyampaikan, 82 mahasiswa telah resmi diterima dan segera diterjunkan.

Baca juga: FTIK UIN Saizu Terbuka Jika Mahasiswa STITNU Al-Farabi Pangandaran Ingin Berkuliah Di Kampusnya

Baca juga: Kampus 2 UIN Saizu di Purbalingga Siap Beroperasi 2 September 2024

"Ada lima PTKIN yang ikut melakukan KKN Kolaborasi di UIN Saizu Purwokerto," ungkapnya, Rabu (10/7/2024).

Lima PTKIN tersebut antara lain UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengirimkan 20 mahasiswa, UIN Walisongo Semarang mengirimkan 11 mahasiswa, UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengirimkan 25 mahasiswa.

UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan mengirimkan 20 mahasiswa, dan UIN Imam Bonjol Padang mengirimkan 6 mahasiswa.

82 mahasiswa tersebut akan berkolaborasi dengan KKN Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto di tiga kabupaten.

Antara lain, Kabupaten Tegal, Brebes, dan Kebumen.

Pihaknya juga mengirimkan 47 mahasiswanya melakukan KKN Kolaborasi di sejumlah wilayah.

"Untuk di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kami mengirimkan 13 mahasiswa, di UIN Walisongo Semarang kami mengirimkan 12 mahasiswa, di UIN Sunan Gunung Djati Bandung kami mengirimkan 12 mahasiswa."

"Di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan kami mengirimkan 10 mahasiswa," beber dia.

Program KKN Kolaborasi tentu saja memiliki banyak manfaat kepada para mahasiswa.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Registrasi Online Maba UIN Saizu Jalur UMPTKIN dan Berkas Pentingnya

Baca juga: Buka Peluang Karir Bagi Alumni UIN Saizu, UPTP Karir Gandeng Aliqa Muslim Adakan Campus Hiring

Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung bekerja dengan masyarakat dan menghadapi tantangan nyata di lapangan, melatih keterampilan komunikasi, kepemimpinan, kerja tim, dan kemampuan problem solving melalui interaksi dengan berbagai pihak dalam masyarakat.

Kemudian memperluas pengetahuan mahasiswa tentang kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan di wilayah yang mereka layani.

Selain itu memberikan kontribusi nyata dalam memecahkan masalah masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Selain itu, mengintegrasikan pengetahuan yang didapatkan di kelas dengan aplikasi langsung di lapangan, sehingga mahasiswa dapat melihat relevansi dari teori yang dipelajari.

Membantu dalam pembentukan karakter, sikap empati, rasa tanggung jawab sosial, dan kesadaran akan pentingnya berkontribusi bagi masyarakat.

"Membuka kesempatan untuk membangun jaringan dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal, institusi pemerintah, dan organisasi non profit."

"Program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat setempat dan perguruan tinggi yang terlibat," jelasnya. (*)

Baca juga: AWAS Halusinasi Akut Akibat Konsumsi Kecubung, 35 Orang Dirawat di RSJ Sambang Lihum Banjarmasin

Baca juga: Mahasiswa Ilkom USM Gelar Seminar Masalah Gender di Kampung Jawi Semarang

Baca juga: Ketua DPRD Kudus Masan Soal Pilkada 2024: Hak Politik Sudah Saya Serahkan ke DPP PDIP

Baca juga: FENOMENA Angka Pernikahan di Kota Semarang, Stagnan dan Cenderung Menurun, Ini Pemicunya