Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Disekap 30 Orang, MRR Sempat Disuruh Banyak Makan Sate karena Dituduh Punya Ilmu Kebal, Hasilnya?

Akibat berbagai bentuk penyiksaan dilakukan para pelaku, MRR mengalami luka berat fisik dan psikis sehingga harus menjalani perawatan lebih lanjut

Editor: muslimah
Tribunnews/Dany Permana
ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, DUREN SAWIT - Disiksa secara tak manusiawi selama 30 hari oleh 30 orang tapi tetap bertahan.

Hal ini membuat  MRR (23) disebut oleh para penganiaya yang menyekapnya punya ilmu kebal.

MRR disiksa 30 orang di sebuah cafe di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur sejak Maret 2024.

Penyekapan dan penyiksaan dilakukan karena masalah utang piutang.

Baca juga: Disekap Sejak Maret, MRR Dipukuli, Dipaksa Makan Kerikil Hingga Alat Kelamin Ditaburi Bubuk Cabai

Baca juga: Sosok Sunaryo Ayah Hebat, Loper Koran Bisa Kuliahkan 3 Anak Hingga Jadi Asdok dan Ahli Gizi

Paman MRR, Yusman mengatakan tuduhan itu dilontarkan para pelaku penyekapan karena MRR bertahan setelah disiksa secara keji dengan berbagai cara selama tiga bulan.

Padahal akibat berbagai bentuk penyiksaan dilakukan para pelaku, MRR mengalami luka berat fisik dan psikis sehingga harus menjalani perawatan lebih lanjut untuk pemulihan.

"Kata pelaku anak ini punya ilmu kebal. Makanya mereka sempet menyuruh (MRR) banyak makan sate," kata Yusman saat dikonfirmasi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2024).

Para pelaku meminta MRR memakan sate lantaran percaya seseorang yang kebal memiliki pantangan menyantap sate, dan sajian tersebut berkhasiat meniadakan kekuatan ilmu kebal.

Tak sampai di situ, para pelaku juga sempat memanggil sosok dianggap memiliki pengetahuan terkait hal gaib untuk memastikan tuduhan mereka bahwa MRR kebal.

Kepala belakang MRR bahkan dihantam tabung gas ukuran 3 kilogram, dipukul tong sampah berbahan besi, jari kakinya diinjak kursi panjang lalu diduduki 10 orang secara bersamaan.

"(Pelaku) Memanggil orang yang mengerti susuk. Namanya (korban) enggak pakai apa-apa (hal gaib) ya tenang-tenang saja anaknya. Tapi tetap disiksa di luar akal sehat," ujarnya.

Yusman menuturkan selama disiksa dengan berbagai cara oleh para pelaku keponakannya itu nyaris kehilangan kesadaran karena menanggung rasa sakit luar biasa.

Tapi ketika mendapati MRR nyaris kehilangan kesadaran para pelaku memerintahkan korban untuk beristirahat, dan ketika sudah pulih kembali disiksa secara tak manusiawi.

"Sempat oleng dan diperintahkan oleh orang-orang yang menyiksanya untuk istirahat bila dia sempoyongan. Pelaku itu pas melakukan penyiksaan ketawa-ketawa, senang mereka," tuturnya.

Akibat penyiksaan keji dialami, MRR mengalami gangguan saraf dan kejiwaan sehingga harus mendapat penanganan medis lebih lanjut sampai waktu yang belum bisa dipastikan.

MRR diharuskan menjalani kontrol secara berkala di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, dan mendapat penanganan medis dari dokter ahli saraf dan kejiwaan.

"Per dua minggu dengan kontrol dua dokter, dokter ahli saraf dan dokter ahli kejiwaan. Diimbangi (mengkonsumsi) obat-obatan yang katanya untuk otak," lanjut Yusman.

Sebelumnya, MRR disekap dan dianiaya sejak bulan Maret hingga Juni 2024 lalu oleh seorang temannya berinisial H dan puluhan pelaku lain pada satu cafe di Kecamatan Duren Sawit.

Penyekapan dan penganiayaan dipicu karena korban tak mampu melunasi uang pembayaran penjualan mobil yang harusnya dibagi dengan sistem 60/40 antara H dan MRR.

MRR awalnya berniat membayarkan uang hasil penjualan kepada H secara bertahap, namun H meminta uang dibayarkan dengan bunga sehingga dari awalnya Rp 100 juta menjadi Rp 300 juta.

Nahas di saat MRR berupaya melakukan pembayaran utang pada Maret 2024 lalu H bersama teman-temannya justru menyekap dan melakukan penganiayaan secara bergantian.

( TribunJakarta.com )

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved