Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sandiwara Briptu Rizka Berdalih Cari Suami Lewat Dukun, Kini Jadi Tersangka Pembunuhan Pasangan

Polwan bernama Briptu Rizka, resmi ditetapkan tersangka atas kasus kematian suaminya Brigadir Esco Fasca Rely, seorang intel Polres Lombok Barat.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
TikTok Briptu Rizka
PEMBUNUHAN BRIGADIR ESCO - Kolase potret diambil dari medsos Briptu Rizka istri Brigadir Esco yang kini jadi tersangka pembunuhan. Pernikahan keduanya sudah dikaruniai 2 anak. 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang polisi wanita (Polwan) bernama Briptu Rizka, resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kematian suaminya Brigadir Esco Fasca Rely, seorang intel di Polres Lombok Barat.

Penetapan status hukum tersebut sontak menimbulkan kehebohan karena membuat warga masyarakat terkejut.

Bagaimana mungkin wanita yang bekerja sebagai aparat kepolisian tega menghabisi nyawa suaminya sendiri.

Baca juga: 5 Fakta Briptu Rizka Diduga Bunuh Brigadir Esco Suaminya, Disebut Ada Kejanggalan

Meski demikian, Briptu Rizka tidak tinggal diam dan memilih untuk melakukan perlawanan hukum terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Ia menunjuk kuasa hukum untuk mendampinginya, dan tim pengacara menyebut ada banyak kejanggalan yang perlu diungkap lebih terang.

Kuasa hukum Briptu Rizka, yang bernama Rossi, menegaskan ada prosedur dan fakta yang belum sepenuhnya terbuka.

"Ada beberapa hal yang belum terang benderang, namun tiba-tiba muncul penetapan tersangka," kata Rossi pada Sabtu (20/9/2025), dikutip dari Tribun Lombok.

Pernyataan itu menunjukkan adanya keraguan terhadap proses penyidikan yang dinilai terlalu tergesa-gesa.

Rossi juga menekankan bahwa jangan sampai langkah hukum yang diambil justru mencederai hak-hak seorang warga negara.

"Jangan sampai ada kriminalisasi atau pengaburan fakta yang justru mengorbankan hak-hak klien saya," tambah Rossi dengan nada tegas.

Brigadir Esco sendiri ditemukan tewas di sebuah area kebun kosong pada 24 Agustus 2025, setelah sebelumnya hilang kontak sejak 13 Agustus.

Saat ditemukan, jasad korban sudah dalam kondisi mengenaskan, tubuhnya membusuk, dan terlihat adanya jeratan di leher yang semula diduga kuat sebagai tanda bunuh diri.

Namun, dugaan tersebut segera terbantahkan setelah hasil autopsi keluar dan menunjukkan adanya luka-luka lain pada tubuh korban yang diduga menjadi penyebab kematiannya.

Fakta baru dari hasil autopsi inilah yang kemudian memperkuat dugaan polisi ada tindak pidana di balik tewasnya sang intel.

Kematian Brigadir Esco pun menambah panjang daftar kasus misterius yang melibatkan aparat penegak hukum di Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved