Berita Semarang
Pasien RSUD Tugurejo Semarang Kini Sudah Bisa Cek Ketersediaan Tempat Tidur Kosong Secara Mandiri
Di era digital, rumah sakit dituntut memberikan keterbukaan informasi tempat tidur kosong secara real time.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di era digital, rumah sakit dituntut memberikan keterbukaan informasi tempat tidur kosong secara real time.
RSUD dr. Adhyatma, MPH sudah menyediakan informasi pasien rawat inap melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), akan tetapi belum mencakup indenan pasien yang akan dirawat inap.
Penggunaan buku inden konvensional di ruang perawatan menjadi tidak efektif dan menyebabkan konflik dan missinformasi ketersediaan tempat tidur (TT).
Direktur RSUD dr. Adhyatma, MPH atau yang kerap disebut RSUD Tugurejo dr Zulfahmi Wahab Sp. PD Sub Sp HOM mengatakan missinformasi tersebut berdampak terhadap kesenjangan akurasi updating display informasi TT yang terhubung di aplikasi mobile JKN.
Menurutnya buku inden manual selain membutuhkan biaya cetak tinggi hampir 12 juta per tahun, juga menyebabkan pengorganisasian dan kinerja ruang perawatan tidak efektif.
Berdasarkan data pada tahun 2022, dari masalah tersebut juga menimbulkan peningkatan komplain antar unit sebesar 20,28 persen.
"Lamanya waktu tunggu jawaban konfirmasi kamar kosong rata-rata hampir 10 menit; kesenjangan sistem informasi tempat tidur kosong sebesar 20,28 persen," katanya.
Inovasi IMPORTANT menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada.
Inovasi IMPORTANT (Informasi Tempat Tidur, Pengorganisasian, dan Kinerja Ruang Perawatan Terintegrasi) berbasis teknologi informasi yang dapat diakses melalui personal computer dan smartphone, menyajikan data terinteroperabilitas dengan SIMRS dan terintegrasi dalam Rekam Medis Elektronik (RME) rawat inap.
Akses informasi dapat dilakukan melalui alamat link url pada website ataupun melalui aplikasi playstore yang terkoneksi dengan aplikasi mobile JKN.
Sajian data meliputi informasi ketersediaan tempat tidur secara realtime, pengorganisasian, dan kinerja ruang perawatan.
"Dengan inovasi IMPORTANT komplain turun menjadi 2,88 persen, dan menghemat biaya cetak hampir 12 juta per tahun.
Manajemen rumah sakit semakin mudah melakukan pemantauan, yang berdampak pada pengorganisasian dan kinerja ruang perawatan meningkat menjadi 94,37 persen," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan data terinteroperabilitas dengan SIMRS dan terintegrasi dengan RME rawat inap memberikan kemudahan bukti dokumen kinerja secara realtime, tercatat otomatis dari waktu ke waktu.
"Program ini membantu rumah sakit mengoptimalkan pemanfaatan tempat tidur, mengurangi waktu tunggu pasien, dan meningkatkan efisiensi operasional, sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien," pungkasnya. (*)
Penemuan Mayat Pemuda Terapung di Reservoir Siranda Semarang, Saksi Lihat Ada Keributan Jam 4 Pagi |
![]() |
---|
Sebut Pemecatan Robig Tak Cukup, LBH Semarang: Kombes Irwan Anwar Juga Layak Dipecat |
![]() |
---|
Melihat Hasil Goresan Kuas Anak Difabel, Keraguan Giovanni Berubah Jadi Kekaguman |
![]() |
---|
NusantaRun Semarang Series Hadirkan Fun Run Kreatif di Momen Kemerdekaan |
![]() |
---|
Pertumbuhan Pengembang Perumahan di Semarang Kian Pesat, Distaru Ingatkan Patuhi Aturan Tata Ruang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.