Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Shin Tae yong

Shin Tae-yong Unggah Foto Pasca Operasi Pleuritis, Terbaring di Rumah Sakit, Wajah Pucat dan Kurus

Shin Tae-yong Unggah Foto Pasca Operasi Pleuritis, Terbaring di Rumah Sakit, Wajah Pucat dan Kurus

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Instagram Shin Tae-yong
Shin Tae-yong Unggah Foto Pasca Operasi Pleuritis, Terbaring di Rumah Sakit, Wajah Pucat dan Kurus 

Kondisi tersebut disebut dengan pleuritis kronis. Umumnya, hal tersebut terjadi karena adanya infeksi, seperti tuberkulosis (TB), rheumatoid arthritis atau kanker .

Pleuritis hanya menular jika disebabkan oleh infeksi menular, seperti TBC.

Masalah kesehatan ini juga pernah menyebabkan kematian pada tokoh sejarah Amerika Serikat, seperti Catherine de Medici dan Benjamin Franklin.

Penyebab Pleuritis

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terserang pleuritis.

Satu di antara penyebab pleuritis adalah infeksi, baik infeksi virus, bakteri, maupun jamur.

Namun selain itu, pleuritis juga bisa disebabkan oleh:

1. Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

2. Gangguan pada organ paru, seperti emboli paru.

3. Kanker paru.

4. Cedera di bagian tulang rusuk.

5. Penyakit keturunan, seperti anemia sel sabit.

Gejala Pleuritis

Melansir dari Healthline, gejala pleuritis yang utama munculnya rasa sakit yang tajam dan menusuk saat bernapas.

Rasa sakit itu akan mereda saat penderita pleuritis menahan napas atau menekan area yang sakit.

Sayangnya, kondisi tersebut dapat bertambah parah saat bersin, batuk, atau bahkan bergerak.

Penyakit ini juga dapat ditandai dengan gejala berupa demam, menggigil, serta kehilangan nafsu makan.

Ada juga beberapa gejala pleuritis tambahan lain yang tergantung pada penyebabnya, seperti:

1. Nyeri pada salah satu sisi dada.

2. Nyeri pada bahu dan punggung.

3. Napas pendek yang dilakukan untuk menghindari rasa nyeri.

4. Nyeri kepala.

5. Nyeri otot dan sendi.

6. Sesak napas

Pleuritis dapat disertai dengan penumpukan cairan yang memberi tekanan pada paru-paru dan menyebabkan paru-paru berhenti bekerja. Akumulasi cairan ini disebut efusi pleura.

Saat seseorang mengidap pleuritis yang disertai dengan efusi pleura, maka pengidap mengalami sesak napas yang bertambah berat seiring dengan bertambahnya akumulasi cairan.

Ketika cairan ini terinfeksi, maka pengidap jatuh ke dalam suatu kondisi yang disebut empiema.

Pengobatan Pleuritis

Metode pengobatan pleuritis dapat berbeda-beda, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang dapat digunakan dalam menangani pleuritis:

1. Antibiotik, seperti antibiotik sefalosporin, untuk menangani pleuritis yang disebabkan infeksi bakteri.

2. Antijamur, seperti fluconazole, untuk menangani infeksi jamur yang menyebabkan pleuritis.

3. Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, untuk mengatasi peradangan dan meredakan nyeri dada.

4. Obat pengencer darah atau antikoagulan, seperti warfarin dan heparin, untuk mengatasi pleuritis yang disebabkan oleh emboli paru.

5. Codeine, untuk meredakan batuk.

6. Obat imunosupresan, seperti prednison dan ciclosporin, untuk menangani pleuritis yang disebabkan penyakit autoimun, misalnya rheumatoid arthritis.

7. Pleuritis yang disebabkan oleh virus dapat sembuh dalam beberapa hari dengan istirahat yang cukup, sehingga obat-obatan antivirus tidak diperlukan.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved