Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Harus Sediakan 3 Wanita Cantik Agar Proyek Lancar, Kontraktor Bersaksi di Sidang Korupsi Abdul Ghani

Pengakuan kontraktor di sidang kasus korupsi  Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba (AGK) menghebohkan ruang sidang.

Editor: rival al manaf
(KOLASE/TRIBUN MEDAN)
Sosok Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara Doyan Main Cewek, Sehari Dilayani 3 Wanita Cantik 

TRIBUNJATENG.COM - Pengakuan kontraktor di sidang kasus korupsi  Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba (AGK) menghebohkan ruang sidang.

Kontraktor bernama Elya Gabrina Bahdim itu menyebut harus menyediakan tiga wanita cantik untuk melayani Abdul Ghani agar proyeknya lancar.

Elya Gabrina juga merupakan anggota DPRD Halmahera Selatan membongkar biaya yang harus ia keluarkan untuk membayar tiga wanita cantik tersebut.

Ketiganya akan melayani Abdul Ghani di hotel sesuai permintaan mantan Gubernur Malut.

Baca juga: Update Kasus Dugaan Korupsi Abdul Ghani Kasuba, KPK: Satu Pejabat Pemprov Jadi Tersangka

Baca juga: Status Gubernur Abdul Ghani Kasuba Ditentukan Rabu Ini, Segini Jumlah Uang yang Disita dari OTT KPK

Elya mengaku menyetujui permintaan Abdul Ghani agar permintaan proyek berjalan lancar. 

Hal ini terungkap dalam fakta persidangan digelar Kamis (18/7/2024) di Pengadilan Tipikor Ternate.

Eliya mengungkapkan perannya selama bersama AGK.

Eliya berperan menyediakan gadis-gadis muda untuk melayani AGK sekaligus membayar mereka secara tunai.

Uang tunai di kirim AGK melalui tiga rekening BRI, BCA dan Mandiri sebagai penampung atas perintah AGK.

Sidang yang dipimpin Hakim Ketua Harianta, Eliya dalam keterangannya mengaku menjadi penghubung untuk mencarikan wanita untuk menemani AGK.

Eliya mengantar dan menemani wanita yang jumlahnya sudah puluhan orang untuk bertemu AGK.

Setelah bertemu di kamar hotel, Eliya lalu meninggalkan AGK berduaan dengan wanita tersebut di kamar.

”Di kamar itu berdua om haji (AGK) dengan perempuan selama satu sampai dua jam. Saya tunggu di luar. Jadi tidak tahu apa yang dibuat di dalam kamar,” kata Eliya kepada majelis hakim.

Setelah pertemuan AGK dengan wanita yang diantar Eliya di kamar tersebut, Eliya diminta AGK untuk memberikan uang kepada wanita yang berduaan dengan AGK.

”Nilainya bervariasi. Mulai 10-50 juta. Jadi ada perempuan yang dikasih 10 juta dan seterusnya sampai 50 juta. Om haji (AGK) yang minta bantu untuk mencari perempuan. Jadi saya bawakan ke om,” ungkapnya.

Eliya mengaku total uang yang dikeluarkan hanya untuk membayar wanita itu nilainya mencapai Rp3 miliar.

Eliya bilang, sehari AGK bisa bertemu dengan tiga wanita cantik. Ada beberapa hotel yang digunakan AGK untuk bertemu dengan para wanita cantik ini.

Di antaranya di Hotel Bidakara dan Swiss-Belhotel Jakarta, serta Hotel Bela di Ternate.

Saat akan mengantar wanita pesanan AGK, Eliya lebih dulu menghubungi ajudan maupun langsung ke AGK dengan memakai kode "Ayu" maupun "Cinta".

Setelah direspons, barulah Eliya menuju ke hotel bersama wanita yang akan dipertemukan dengan AGK.

Eliya juga mengungkapkan bahwa sering menggunakan uang pribadinya terlebih dahulu untuk memberikan ke perempuan yang dipesan AGK.

Setelah itu, barulah AGK mengganti uang Eliya.

”Saya bawa perempuan tersebut ke om haji (AGK) agar supaya memudahkan pencairan proyek,” akunya setelah beberapa kali ditanya oleh JPU terkait motivasi membawakan perempuan kepada AGK lalu berduaan di kamar.

Padahal Eliya memiliki hubungan keluarga dengan AGK.

Kasus Abdul Ghani

Komisi Pemberantasan Korupsi resmi menetapkan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba menjadi tersangka korupsi.

Dengan penetapan ini, KPK juga sudah resmi menahan Abdul Ghani di Rumah Tahanan KPK.

"Untuk kebutuhan penyidikan, penyidik menahan tersangka masing-masing untuk 20 hari pertama," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu, (20/12/2023).

Senin, 18 Desember 2023. Tim KPK awalnya memperoleh informasi bahwa akan terjadi penyerahan uang kepada orang kepercayaan Ghani.

Dari informasi itu, tim KPK bergerak dan mengamankan para pihak di sebuah hotel di Jakarta Selatan dan di beberapa tempat di Kota Ternate Maluku Utara. Dalam penangkapan itu, KPK juga menyita uang tunai sebanyak Rp 725 juta.

Dalam operasi ini, KPK mulanya menangkap 18 orang dan membawa beberapa orang di antaranya ke Jakarta untuk diperiksa secara intensif di Gedung Merah Putih KPK. Dalam gelar perkara yang berlangsung hingga larut malam, pimpinan dan tim penindakan KPK sepakat menetapkan 7 orang menjadi tersangka.

Para tersangka itu adalah Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba; Kadis Perumahan dan Pemukiman Adnan Hasanudin; Kadis PUPR Maluku Utara, Daud Ismail; Kepala BPPBJ Ridwan Arsan; Ajudan Ramadhan Ibrahim.

Selain itu, KPK juga menetapkan Stevi, Swasta; dan seorang pengusaha Kristian Wuisan menjadi tersangka pemberi suap.

Dalam gelar perkara itu pula, terungkap modus yang dilakukan Ghani untuk menggarong duit negara. Alex mengatakan Maluku Utara merupakan salah satu provinsi yang mendapatkan prioritas pembangunan infrastruktur.

Sebagai Gubernur Ghani ditengarai ikut serta dalam menentukan siapa kontraktor yang dimenangkan untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur tersebut.

Untuk menjalankan rencananya itu, Ghani diduga memerintahkan tiga kepala dinas, yaitu Adnan Hasanudin, Daud Ismail dan Ridwan Arsan untuk mendata proyek-proyek yang akan dikerjakan di Maluku Utara.

Hasilnya, ada beberapa proyek potensial dengan nilai pagu anggaran mencapai Rp 500 miliar, seperti pembangunan jalan dan jembatan ruans matuting-rangaranga, pembangunan jalan dan jembatan ruas saketa-dehepodo.

"Dari proyek-proyek tersebut AGK kemudian menentukan besaran yang menjadi setoran dari para kontraktor," kata Alex.

Selain mengatur setoran, Ghani diduga juga memerintahkan tiga bawahannya untuk memanipulasi progres proyek itu seolah sudah selesai di atas 50 persen. Tujuannya supaya anggaran bisa segera dicairkan.

Pengusaha yang dimenangkan dan mau membayar setoran seperti yang diminta Ghani beberapa di antaranya adalah Stevi dan Kristian.

Mereka memberikan uang dengan cara ditransfer ke rekening milik orang kepercayaan Ghani, yakni ajudannya Ramadhan Ibrahim. Alex menyebut ide menggunakan rekening penampung ini datang dari Ghani.

Dari hasil penelusuran sementara, KPK menemukan bahwa Ghani diduga sudah menerima uang suap dengan total Rp 2,2 miliar. Uang itu diduga dipakai untuk kepentingan pribadi, seperti membayar menginap di hotel dan membayar dokter gigi.

Selain menerima suap dari proyek, KPK menengarai Ghani juga melakukan jual-beli jabatan. Ghani diduga menerima uang dari ASN di lingkungan Pemprov Maluku untuk mendapatkan rekomendasi atau persetujuan naik jabatan. "Temuan fakta ini terus KPK dalami," kata Alex. (*)


Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul ANGGOTA DPRD Ngaku Cari 3 PSK Untuk Eks Gubernur Malut Abdul Ghani, Habis Rp 3 Miliar: Proyek Cair, 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved