Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Sandiaga Uno Ingin Harga Tiket Pesawat Terjangkau Sebelum Jokowi Lengser

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan harga tiket pesawat dapat terjangkau

Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasional Partai Persatuan Pembangunan Sandiaga Uno di acara harlah ke-30 GMPI, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan harga tiket pesawat dapat terjangkau sebelum periode Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

Diketahui, saat ini harga tiket pesawat khususnya untuk rute penerbangan domestik, berada di level yang cukup tinggi, dan dikeluhkan oleh masyarakat.

Sandiaga mengatakan, pemerintah tengah menyusun langkah strategis untuk dapat menekan tiket layanan transportasi udara tersebut.

"Saya ingin ini jadi momen di akhir Pemerintahan Pak Jokowi jilid kedua ini agar kami bisa mengatasi permasalahan tiket mahal yang domestik," katanya, saat ditemui dalam agenda nonton bareng film 'Uang Panai 2', di Djakarta Teater, Jakarta, Minggu (21/7).

"Ini sedang dikebut, kami dorong untuk beberapa langkah-langkah strategis ini bisa dieksekusi segera, sehingga nanti sebelum Oktober 2024 harga tiket bisa terjangkau bagi masyarakat," ujarnya.

Sandiaga menuturkan, pemerintah cukup serius menangani fenomena itu, sehingga membentuk satuan tugas (satgas) khusus berkait dengan upaya penurunan harga tiket pesawat.

Satgas itu berisikan sejumlah kementerian, mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perhubungan, hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"(Satgas) dipimpin Kemenko Marves, Kemenko Perekonomian, dan lintas kementerian, tentunya Kemenhub, leading sektornya ada Kementerian BUMN, ada Kemenparekraf, Kementerian Hukum dan HAM, serta instansi lain," bebernya.

Sebelumnya, Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya mengatakan, persoalan mahalnya harga tiket pesawat disebabkan sejumlah komponen, satu di antaranya pajak.

"Semuanya masih dalam batas pembahasan, jadi belum selesai. Karena ketika berbicara komponen kenapa tiket mahal itu juga melibatkan berbagai kementerian," ucapnya, pekan lalu.

"Makanya (pembahasan-Red) di bawah orkestrasi Kemenko Marves, karena itu juga ada kebijakan impor, ya kan, kemudian soal pajak," sambungnya.

Meski saat ini harga tiket pesawat masih relatif tinggi, menurut dia, Kemenparekraf tetap berupaya untuk menggenjot jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara. Upaya yang dimaksud adalah terus mempromosikan penerbangan baru.

"Yang jelas kalau Parekraf itu pasti akan mempromosikan jika ada flight-flight yang baru. Karena untuk kami ketika ada flight baru atau ada penambahan frekuensi, ini akan mempermudah dalam pencapaian target pergerakan wisatawan nusantara maupun wisman. Karena transportasi adalah salah satu elemen utama dalam kegiatan kepariwisataan," papar Nia. (Tribunnews/Bambang Ismoyo)

Baca juga: Ada Peluang Menguat, Pekan Ini IHSG Diperkirakan Rebound Usai Penurunan Pekan Lalu

Baca juga: Mahasiswa di Korea Selatan Selamatkan Pria yang Alami Serangan Jantung saat Antre Makanan

Baca juga: Helikopter Jatuh di Bali, Penumpang: Pilotnya Amazing

Baca juga: Pelabuhan Hodeidah Yaman Membara Diserang Israel Paska Houthi Menyerang Tel Aviv Israel

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved