Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Dosen UIN Saizu Presenter ECE2024 di London, Bahas CEFR dalam Kurikulum Bahasa Inggris Indonesia

Dosen UIN Saizu Maulana Mualim MA menjadi presenter dalam pertemuan ilmiah, European Conference on Education 2024 (ECE2024). Acara digelar di London

Editor: Muhammad Olies
Ist/Dok UIN Saizu
Dosen Program Studi Tadris Bahasa Inggris UIN Saizu Purwokerto, Maulana Mualim MA menjadi presenter dalam pertemuan ilmiah, European Conference on Education 2024 (ECE2024) di Kota London. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Dosen Program Studi Tadris Bahasa Inggris UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Maulana Mualim MA menjadi presenter dalam pertemuan ilmiah, European Conference on Education 2024 (ECE2024). Acara digelar di Kota London, United Kingdom mulai tanggal 11-15 Juli 2024.

Maulana Mualim yang merupakan Kandidat Doktor Universitas Negeri Yogyakarta itu merupakan satu dari 10 orang Indonesia yang hadir dalam ajang bergengsi tahunan ini. ECE2024 diselenggarakan The International Academic Forum (IAFOR) berkolaborasi dengan dua kampus prestisius dunia.

Dua kampus itu, yakni University College London (UCL) dan The School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London. Untuk konferensi tersebut dihadiri lebih dari 500 peserta, terdiri dari profesor, dosen, peneliti, dan mahasiswa doktoral dari 84 negara.

Puluhan negara itu tersebar di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Spanyol, Hong Kong, Jepang, Australia, Afrika Selatan dan lainnya. Maulana Mualim memberikan presentasi terkait Implementasi Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) dalam kurikulum Bahasa Inggris di Indonesia.

"CEFR adalah sebuah framework yang transparan untuk mengukur kemahiran bahasa asing (Foreign Languages) yang awalnya disusun untuk keperluan standarisasi kompetensi bahasa asing di Eropa," ungkapnya dalam keterangan Selasa (23/7/2024). 

Baca juga: Dosen UIN Saizu Gandeng Dosen Malaysia Teliti Pengembangan Industri Halal di Tokyo Jepang

Baca juga: 3 Dosen UIN Saizu Purwokerto Lakukan Riset Kolaboratif dengan 2 Kampus di Brunei Darussalam

Baca juga: Dosen UIN Saizu Gandeng Dosen Malaysia Teliti Pengembangan Industri Halal di Tokyo Jepang

Menurut framework ini kompetensi bahasa asing dibagi menjadi enam tingkatan yakni A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Setiap tingkatan tersebut memiliki deskripsi masing-masing. CEFR telah lama diadopsi di Asia, namun framework tersebut “baru” diadaptasi di Indonesia.

Disebutkan, dalam capaian pendidikan bahasa Inggris Indonesia di tahun 2022 yakni pada Kurikulum Merdeka. Paper Maulana Mualim berjudul “Teacher’s Perception of the Implementation of CEFR in the Indonesia’s English Language Teaching Policy”.

CEFR terbukti dapat meningkatkan kompetensi bahasa Inggris di beberapa negara Asia dapat diadopsi di Indonesia karena susuai dengan karakteristik Kurikulum Merdeka. Namun demikian, proyek tersebut akan berjalan lancar jika guru-guru memiliki persepsi yang baik.

Persepsi dan kesiapan guru-guru melandasi perubahan dalam cara mereka mengajar di dalam kelas (Lo, 2018; Howard dan Muzejko, 2015). Karena itu penelitiannya penting dilakukan sebelum kebijakan implementasi CEFR dilaksanakan.

Penggunaan framework ala Eropa inilah yang menjadikan tema pembahasan Maulana menarik, sehingga Dr. Chandeera Gunawardena dari Sunderland University, UK dan Dr. Luckey Lu dari The Hong Kong Polytechnic University menyampaikan pertanyaan terkait apa yang melandasi penggunaan CEFR di Indonesia dan bagaimana deskripsi dari masing-masing level tersebut.

Sementara itu, Profesor Zaki Ewiss dari Cairo University menyampaikan kritiknya terkait metodologi penelitian yang digunakan oleh Maulana Mualim untuk perbaikan riset tersebut. Diskusi berjalan dengan santai dan suportif sehingga terjalin komunikasi dan tukar kontak untuk eksplorasi kerjasama riset di masa depan.

Maulana Mualim menyampaikan bahwa acara seperti ini sangat diperlukan bagi dosen dan peneliti Indonesia karena selain dapat membuka wawasan dalam penelitian, mendapatkan masukan dari para pakar bertaraf dunia, juga memperluas pergaulan akademis secara internasional.

Maulana Mualim bersyukur karena mendapatkan grant (biaya) dari LPDP Kemenkeu RI dan BPI Kemdikbud, sehingga partisipasi dalam acara bergengsi tersebut dapat terwujud. Dia juga berharap bahwa pemerintah Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya dan memberikan dana yang cukup kepada semua dosen dan peneliti Indonesia untuk mendapatkan kesempatan seperti dirinya.

“Saya berharap satu dosen minimal sekali dalam setahun mengikuti international conference di luar Indonesia,” pungkasnya. Dia juga berpesan kepada mahasiswanya di Prodi Tadris Bahasa Inggris, jika ingin memiliki mimpi untuk datang ke UK untuk studi atau kegiatan akademis, dua kunci yang diterpakan yakni persistence dan perseverance.

Persistence itu istiqomah, memiliki mimpi dan konsisten menjalani langkah untuk mewujudkannya sementara perseverance adalah tidak pantang menyerah. Ketika satu aplikasi beasiswa gagal, baca kembali berkasnya, perbaiki, dan daftar kembali.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved