Berita Solo
Pemkot Solo Upayakan Regrouping Sekolah Kekurangan Siswa, Tapi Tidak Dilaksanakan Tahun Ini
Pemkot Surakarta akan kembali melakukan regrouping atau penggabungan sejumlah sekolah yang jumlah siswanya terus berkurang.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pemkot Surakarta akan kembali melakukan regrouping atau penggabungan sekolah yang jumlah siswanya kurang.
Meskipun demikian, upaya tersebut tidak bisa dilakukan secepatnya, atau paling cepat adalah tiga tahun ke depan.
Sebagai contoh nasib dua sekolah dasar (SD) di Kota Surakarta yang tahun ini hanya mendapatkan siswa kurang dari lima anak.
Baca juga: KONDISI Terkini Ibu dan Anak Korban KDRT, Luka Bakar Disiram Air Keras, Dirujuk ke RS Moewardi Solo
Baca juga: Disbudpar Kudus Kenalkan Alat Linting Tembakau pada Pameran Museum Nasional 2024 di Solo
Ya, sejumlah sekolah di Kota Surakarta mengalami kekurangan siswa pada tahun ini.
Diketahui, pada PPDB 2024 untuk jenjang SD terdapat dua sekolah yang jumlah siswanya berkurang.
Kedua sekolah tersebut yakni SD Negeri Carangan di Kecamatan Pasar Kliwon dan SD Negeri Dawung Tengah di Kecamatan Serengan.
SD Negeri Carangan hanya mendapatkan empat siswa, sedangkan SD Negeri Dawung Tengah cuma dua siswa.
Terkait fenomena tersebut, Pemkot Surakarta akan kembali melakukan regrouping atau penggabungan sejumlah sekolah yang jumlah siswanya terus berkurang.
Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa mengatakan, pihaknya akan melihat perkembangan sekolah yang jumlah siswanya berkurang tiga tahun ke depan.
Jika memang jumlah siswanya masih berkurang atau tidak ada penambahan, maka regrouping akan dilakukan.
"Lihat nanti tiga tahun ke depan pasti ada regrouping kembali."
"Sementara tahun ini kami sudah regrouping semuanya," kata Teguh Prakosa seperti dilansir dari TribunSolo.com, Selasa (23/7/2024).
Teguh tak memungkiri keberhasilan slogan keluarga berencana (KB) dua anak cukup akan membuat beberapa sekolah di Kota Surakarta akan kekurangan siswa.

Baca juga: Angka Kemiskinan Karanganyar Peringkat 3 di Solo Raya
Meski demikian, pihaknya tetap akan melihat perkembangan tersebut ke depan.
"Harganas dilaporkan oleh perwakilan BKKBN bahwa KB berhasil di Surakarta."
"Kami yakin ke depan kalau mereka rata-rata putranya dua, pasti ada di beberapa kelurahan atau kecamatan akan kekurangan siswa," ungkap dia.
Sebelumnya, Kepala Disdik Kota Surakarta, Dian Rineta mengatakan, dua SD tersebut yakni SD Negeri Carangan dan SD Negeri Dawung Tengah, masih akan dipertahankan.
Sebab jarak terdekat dengan sekolah lain belum masuk kategori regrouping karena masih satu kilometer.
"Jadi mau tidak mau kami tetap pertahankan dua tahun ke depan perkembangannya sambil sosialisasi lingkungan."
"Kalau lingkungan bisa memahami ada anak kecil tidak ada sekolah di sana ya sudah, karena masih satu kilometer," kata Dian Rineta.
Namun, kata dia, dua sekolah itu sudah masuk dalam catatan dinas.
Tetapi, pihaknya masih akan melihat perkembangannya.
"Memang itu sudah dalam catatan kami di Disdik Kota Surakarta."
"Tapi kami lihat perkembangannya, karena bagaimana pun daerah-daerah terpencil harus ada sekolah mau berapapun jumlahnya," sambung Dian.
Dikatakan Dian Rineta, jumlah maksimum peserta didik jenjang SD adalah 28 per rombongan belajar (rombel).
Meski demikian, ungkap Dian untuk jenjang SD semakin kecil rombel semakin baik.

Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional 2024, HARRIS Solo Gelar Kids Dance & Fashion Show Competition
Tahun Ini Cuma Dapat Dua Siswa
Seperti yang juga telah diberitakan melalui Tribunjateng.com sebelumnya, dua sekolah dasar (SD) negeri di Kota Surakarta kondisinya cukup memprihatinkan.
Pada tahun ajaran 2024-2025, dua sekolah tersebut hanya menerima tak lebih dari 5 peserta didik baru.
Dua sekolah yang dimaksud itu adalah SD Negeri Carangan dan SD Negeri Dawung Tengah.
Hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru 2024/2025, beberapa sekolah dasar (SD) negeri di Kota Surakarta kekurangan peserta didik.
Sebut saja SD Negeri Carangan yang berlokasi di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon dan SD Negeri Dawung Tengah yang di Kecamatan Serengan.
Kedua sekolah tersebut menerima siswa didik baru kurang dari daya tampung yang disediakan.
Di SD Negeri Dawung Tengah misalnya, hanya mendapatkan dua siswa baru untuk tahun ajaran 2024/2025.
Atau turun 8 siswa dari tahun sebelumnya yang menerima 10 siswa.
Kepala SD Negeri Dawung Tengah, Turhadi membenarkan terkait kondisi sekolahnya saat ini yang kesulitan mencari peserta didik baru.
"Untuk tahun ajaran 2024/2025, sekolah kami hanya menerima dua siswa baru dari jalur afirmasi dan jalur zonasi," ujar Turhadi seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (22/7/2024).
Meski demikian, Turhadi menerangkan, pihaknya masih menerima calon peserta didik baru untuk tahun ajaran 2024/2025 secara offline.
Dalam kesempatan yang sama, Turhadi menjelaskan bahwa ada sejumlah kemungkinan yang membuat sekolah yang hanya berjarak 1 kilometer dari batas kota tersebut mendapat siswa kurang dari daya tampung yang disediakan sejak beberapa tahun terakhir.
Baca juga: 25 Juli 2024, Gibran Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Solo, Tanpa APBD Sasar 3 Sekolah
Baca juga: Inilah Profil Lengkap Facundo Aranda Pemain Anyar Persis Solo, Berposisi Penyerang dari FK Jezero
Sebagai infomasi, sejak empat tahun terakhir SD Negeri Dawung Tengah memang hanya mendapatkan siswa tak sampai belasan dan paling banyak pada tahun ajaran 2023/2024 dengan 10 peserta didik baru.
Lebih lanjut, Turhadi menerangkan bahwa ada sejumlah dugaan yang membuat sekolahnya kekurangan siswa dalam beberapa tahun terakhir.
"Menurut informasi dan analisis kami itu, di sekitar sini untuk usia anak TK itu hampir tidak ada," tambahnya.
Menambahkan hal tersebut, Turhadi menjelaskan bahwa penurunan siswa usia sekolah yakni 6 sampai 7 tahun di sekitar sekolahnya menurun drastis tahun ini.
Bahkan saat Turhadi mencoba berkomunikasi dengan sekolah-sekolah di sekitar SD Negeri Dawung Tengah, hal serupa juga dialami.
"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini penurunan siswa usia tersebut benar-benar terasa."
"Tidak hanya di sekolah ini, bahkan di sejumlah sekolah yang ada di sekitar sini juga ada yang kekurangan siswa," lanjut Turhadi.
Turhadi juga mengungkapkan fakta baru bahwa salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) yang menjadi penyalur murid baru di SD Negeri Dawung Tengah pun sampai harus tutup karena kekurangan peserta didik di tahun lalu.
"Kalau TK di belakang sekolah ini ada, tapi sejak tahun lalu sudah tutup karena siswanya juga berkurang."
"Kalau sekarang TK paling dekat jaraknya sekira 1 kilometer dari sini," pungkasnya.
Sebagai informasi, SD Negeri Carangan juga mengalami kekurangan siswa yakni untuk tahun ajaran 2024/2025 hanya menerima 4 siswa dari jalur zonasi dan afirmasi. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sejumlah Sekolah di Solo Jateng Siswanya Terus Berkurang, Pemkot Solo Bakal Lakukan Regrouping
Baca juga: Pria Pengangguran di Kebumen Ini Raup Cuan Bulanan Rp12 Juta, Jual Video Pornografi Sejak 2023
Baca juga: Penampakan Makan Siang Seharga Rp7.500 per Porsi di Semarang, Nasi Rames Plus Gorengan atau Bakso
Baca juga: Bank Tanah Sediakan Bantuan Rumah Warga Berpenghasilan Rendah di Kendal, Uang Muka Hanya Rp5 Juta
Baca juga: Dery Kasisolusi dan 4 Public Figure Bagikan Rahasia Sukes pada Mahasiswa Poltek Harber
Solo
Surakarta
Pemkot Surakarta
Regrouping SD Kota Solo
regrouping
SD Kekurangan Siswa
Disdik Kota Surakarta
Dian Rineta
Pendidikan
Teguh Prakosa
SD Negeri Dawung Tengah
SD Negeri Carangan
Turhadi
Sengaja Datang ke Solo untuk Bikin Rusuh, 17 Pemuda Boyolali Tergabung dalam Grup WA “Budal Ngetan" |
![]() |
---|
Wali Kota Respati Ardi Dorong Lulusan AK-Tekstil Solo Berorientasi Dunia Industri |
![]() |
---|
17 Perusuh di Jalan Slamet Riyadi Solo Ditangkap, 5 Orang di Bawah Umur |
![]() |
---|
Jokowi Ungkap Keberadaan Gibran yang Tak Hadir Saat Prabowo Resuffle Kabinet |
![]() |
---|
Ini Penampakan Granat Aktif yang Ditemukan Tukang Rosok di Solo, Tertulis Tahun 1953 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.