BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Segera Menguat Lagi

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memberi kabar baik terhadap perkembangan mata uang garuda. Meski saat ini nilai tukar rupiah terus melorot, potensi kenaikannya dinilai cukup tinggi.

Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset BI, mengatakan, potensi menguatnya rupiah sangat terbuka saat ini.

Menurut dia, hal itu disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang diperkirakan telah mencapai masa puncaknya.

"Suku bunga di AS sudah sampai peak (puncak), kemungkinannya akan turun," katanya,, dalam Press Briefing di Waingapu, NTT, Senin (22/7).

Ramdan menuturkan, dalam beberapa tahun ini, The Fed menaikkan suku bunga secara bertahap secara ekstrem. Ia menyebut, kenaikan suku bunga yang dilakukan dari 0,25 persen hingga 5,25 persen secara bertahap.

Diperkirakan, The Fed tidak akan menaikkan, dan cenderung menurunkan suku bunga acuannya, yang kemudian akan diikuti oleh bank sentral di negara-negara Eropa. Efeknya, akan menjadi angin segar bagi rupiah yang saat ini terus tertekan.

Setelah suku bunga di AS turun, Ramdan menyatakan, nilai dolar AS pun diperkirakan turut menurun. "Potensi rupiah sangat terbuka, asalkan kita bekerja keras ya," ujarnya.

Pada Senin (22/7), kurs rupiah spot berada di level Rp 16.220 per dolar AS, melemah 0,18 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu sebesar Rp 16.191 per dolar AS.

Ini adalah pelemahan rupiah dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Meski terus menurun, kemerosotan nilai rupiah dianggap masih lebih kecil ketimbang negara-negara lain di ASEAN dan Asia. (Tribunnews/Hendra Gunawan)

Baca juga: Satrio Rugi Ratusan Juta Rupiah, Kandang Berisi 11.000 Ekor Anak Ayam di Ungaran Terbakar

Baca juga: Rencana Pembentukan Family Office Terus Berlanjut, Luhut Target Sebelum Jokowi Lengser

Baca juga: Pemerintah bakal Pungut Cukai untuk 4 Produk Plastik, Inilah Daftarnya

Baca juga: Kala Produk Pakaian dan Alas Kaki serta Gadget Impor dari China Banjiri Jateng