Sosok Polisi Bripka MA Banting dan Seret Bocah 15 Tahun yang Diduga Ganggu Anaknya

TRIBUNJATENG.COM - Sosok polisi berinisial Bripka MA diduga menganiaya bocah berusia 15 tahun yang disebut mengganggu anaknya.

Polisi yang berdinas di Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) itu dilaporkan ke Propam Polda Sulawesi Selatan.

Diketahui, aksi dugaan penganiayaan yang dilakukan Bripka MA ini terjadi tidak jauh dari tempat tinggalnya di bilangan Jalan Stadion Kalegowa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Sabtu (27/7/2024) lalu.

Baca juga: Kisah Pilu Gadis Remaja Dijual Temannya Lewat Aplikasi Kencan Rp 600 Ribu ke Pria Hidung Belang

Baca juga: Kejari Karanganyar Segera Limpahkan Kasus Dugaan Korupsi Penjualan Alsintan dan Pungli UPPO

Akibat aksi dugaan kekerasan yang dilakukan Bripka MA, korban yang diketahui berinisial MF (15) kini masih menjalani perawatan.

Ayah MF yakni Sutarman (48) mengatakan, penganiayaan terhadap putranya itu dilakukan Bripka MA lantaran marah usai anaknya disebut diganggu oleh korban.

"Dia (terlapor) kira anak saya (korban) yang dorong anaknya. Pas keluar dari masjid, anaknya (terlapor) ini menangis," kata Sutarman, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (31/7/2024).

Bripka MA pun naik pitam dan disebut langsung melakukan penganiayaan terhadap korban.

Bahkan korban sempat diseret di depan kerabatnya.

"Sampai di rumahnya omnya (paman korban) ini anakku dipukul, dibanting, sempat dilerai tapi tambah menjadi ini polisi (terlapor), dia tarik (seret) lagi keluar ada semua saksi-saksi itu," beber dia.

Sutarman menuturkan, hingga saat ini, putranya masih menjalani perawatan.

Sebab, korban mengalami luka di hampir sekujur tubuhnya akibat dianiaya.

"Masih perawatan ini, karena pagi dia muntah darah karena dibanting kan, luka memar di hidung, kepala juga.

"Lengannya juga luka karena diseret di jalan dan diinjak-injak juga," ucap dia.

Sutarman berharap proses hukum maupun etik yang telah dilaporkan ke Bid Propam Polda Sulsel cepat diselidiki hingga terlapor bisa mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Iya masih (tetangga) cuma beda blok saja. Harapan pelaku harus dihukum berat juga kayak anakku juga sakitnya bagaimana," ujar dia.