Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

UPDATE Dokter PPDS Anestesi Undip Diduga Bunuh Diri, Kapolsek: Obatnya Dimasukkan ke Lengan

Informasi yang beredar di media sosial, dokter muda ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. 

|
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas 
Lokasi kos seorang dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Aulia Risma Lestari di Lempongsari Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal dunia di kamar kos Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.

Informasi yang beredar di media sosial, dokter muda ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. 

Korban merupakan dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal namun sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kasus kematian Aulia Risma Lestari ini ditangani aparat kepolisian.

Polsek Gajah Mungkur menerjunkan anggotanya untuk mencari penyebab meninggalnya Aulia Risma Lestari.  

Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan pihaknya menerima kabar tewasnya dokter PPDS pada pukul 23.00 Senin (12/8/2024). Menurutnya, memang ada narasi yang beredar jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri. Namun ia menepis jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.

"Kematiannya bukan karena bunuh diri," tuturnya kepada tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS: Dokter PPDS Anastesi Undip Diduga Bunuh Diri, Obat yang Dipakai Jenis Roculax

Agus menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.

"Dia (Aulia) sudah satu tahun ngekos tepatnya di samping kantor kelurahan," tuturnya.

Menurutnya, kematian Aulia itu diduga karena merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya. Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.

"Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelasnya.

Menurut dia,  dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri  menggunakan obat anastesi. Obat itu disuntikan sedikit ke  lengannya.

"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.

Dikatakannya, tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya. 

Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 WIB namun tidak mendapat respon.

Hingga akhirnya kekasih Aulia meminta teman sekosnya untuk menengok ke kamarnya.

"Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga," ujarnya.

Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamarnya.

"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," imbuhnya.

Lanjutnya proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 WIB menunggu ibu Aulia datang ke kos itu.

Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.

"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.

Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia  ke Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia  dibawa ke Tegal.

"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.

Sementara penjaga kos, Marsono mengatakan jenazah telah dibawa ke Kariadi kemudian di bawa ke082 rumah duka di Tegal. Aulia tinggal satu kos bersama saudaranya.

"Saya tidak tahu penyebab kematiannya. Mungkin karena kecapaian," kata dia.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Warga Semarang dan Jawa Tengah bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved