Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

Alasan Menkes Tutup Sementara PPDS Anestesi Undip Pasca Kematian dr Aulia: Ada Intimidasi

Budi mengetahui adanya intimidasi ketika jajarannya berupaya melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dari para junior peserta didik Anestesi

Editor: muslimah
Tribun Jateng/Fajar Bahruddin A.
Penampakan karangan bunga di rumah duka dokter muda Aulia Risma Lestari yang baru dikirimkan oleh Fakultas Kedokteran Undip Semarang, Jumat (16/8/2024). 

TRIBUNJATENG.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bicara soal kasus Dr Aulia Risma Lestari yang diduga bunuh diri.

Dokter Aulia adalah peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.

Ia diduga menyuntikkan obat penenang karena tak kuat dengan perundungan yang dialami.

Selain itu terkait jam kerja yang sangat berat.

Dokter Aulia Diduga Bunuh Diri di Kos Semarang
Dokter Aulia Diduga Bunuh Diri di Kos Semarang (istimewa)

Baca juga: Saat Jasadnya Ditemukan dr Aulia Mahasiswi PPDS Undip Seolah Tengah Tidur, Ini Hasil Olah TKP Polisi

Menkes mengatakan  para junior di PPDS Undip  mendapat intimidasi dari para seniornya setelah meninggalnya dr Aulia.

Intimidasi tersebut berupa pelarangan para junior untuk berbicara mengenai kasus tersebut.

Budi mengetahui adanya intimidasi ketika jajarannya berupaya melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dari para junior peserta didik Anestesi.

Karena adanya intimidasi tersebut, pihaknya langsung menutup sementara kegiatan belajar PPDS Anestesi agar penyelidikan berlangsung cepat.

"Itu sebabnya kita berhentikan sementara. Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi," ujar Budi saat ditemui di Istana Wakil Presiden RI, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

Budi menegaskan, kementeriannya tidak berencana menutup selamanya PPDS Anestasi Universitas Diponegoro.

Penutupan sementara ini semata-mata untuk menciptakan situasi yang nyaman agar para junior peserta didik Anestesi bisa berbicara bebas tanpa dibayangi rasa takut dan ancaman dari seniornya.

"Dengan begitu kita bisa ambil tindakan yang tegas dan kemudian insya Allah bisa dibuka kembali," terang dia.

Budi menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk menindaklanjuti kasus ini.

Selain itu, koordinasi ini juga dilakukan agar praktik perundungan di lingkungan pendidikan tidak kembali terjadi di kemudian hari.

"Kita berdua ingin benar-benar membereskan dan menghilangkan praktek bullying ini selama-lamanya karena ini tidak baik. Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin," imbuh dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved