Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Wartawan dan Polisi hingga Mahasiswa Juga Jadi Korban Dalam Demo Ricuh di Purwokerto

Demo ricuh dan bentrok antara kepolisian dan mahasiswa membuat sejumlah pihak mengalami luka.  Berdasarkan laporan dari kepolisian setidaknya ada 14

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
Ist. Polresta Banyumas 
Dokumentasi polisi yang mengalami luka-luka akibat terkena lemparan benda keras saat demo mahasiswa, Jumat (23/8/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Demo ricuh dan bentrok antara kepolisian dan mahasiswa membuat sejumlah pihak mengalami luka. 

Berdasarkan laporan dari kepolisian setidaknya ada 14 orang yang mengalami luka akibat lemparan batu. 

Sementara dari mahasiswa dilaporkan ada puluhan yang mengalami pingsan dan juga luka-luka. 

Anggota FMN, Omeda Dasamara mengatakan dirinya belum mengetahui diduga ada puluhan mahasiswa yang menjadi korban. 

"Informasi yang kami peroleh puluhan, tapi jumlah pastinya kita belum tahu berapa yang luka berat dan ringan," terangnya. 

Di sisi lain pewarta atau peliput yaitu salah seorang wartawan juga terkena lemparan benda keras.

Lemparan tersebut menganai tulang belikat, namun untungnya tidak ada luka parah akibat kejadian tersebut, hanya lecet.

"Saat berjalan ke arah selatan, yang saya kira tempat aman, saat itu tiba-tiba ada benda keras mengantam dada kanan atas (tulang belikat)," ujar salah satu wartawan, Dimas kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/8/2024).

Kapolresta Banyumas Kombes Pol Dr. Ari Wibowo, mengatakan ada sekitar 1.000 peserta pendemo.

Berdasarkan data dari kepolisian ada kurang lebih 14 personel yang mengalami luka-luka terkena lemparan batu. 

Mereka berasal dari BEM Unsoed, BEM Fakultas Unsoed, BEM Amikom, BEM Telkom, BEM UMP, BEM Fakultas UMP, IMM UMP, HMI Cabang, FMN Cabang, BEM Unwiku, BEM SWU dan STIKOM Yos Sudarso. 

Peserta aksi mulai melakukan aksi anarkis berupa melempari petugas pengamanan dengan botol, batu dan membawa balok kayu memukul petugas.

Sehingga dilakukan upaya membubarkan massa menggunakan water canon namun peserta aksi tetap bertahan di depan kantor Pemkab Banyumas.

Bahwa Aksi oleh Aliansi BEM Banyumas Raya ini dilaksanakan dalam rangka mengawal keputusan MK dan menolak adanya pengesahan revisi UU Pilkada. 

Polisi juga selanjutnya melakukan patroli skala besar. (jti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved