Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kriminal Hari Ini

Mirip Kasus Vina Cirebon, Pria Ini Awalnya Diklaim Korban Kecelakaan, Ternyata Tewas Dikeroyok

F (30), pria asal Pandeyan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta tewas setelah dianiaya 15 orang yang berasal dari 3 kelompok petugas parkir.

Editor: deni setiawan
Desain Grafis Tribun Pekanbaru/Didik
ILUSTRASI kasus pengeroyokan. 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Tiga kelompok petugas parkir di Kota Yogyakarta secara bergantian menganiaya seorang pria warga Pandeyan Kemantren Umbulharjo hingga tewas.

Ketiga kelompok yang berjumlah 15 orang tersebut secara bergantian menganiaya korban karena kesal.

Para pelaku menyebut jika korban berinisial F tersebut adalah seorang provokator yang suka mengadu domba antarkelompok petugas parkir.

Untuk menutupi kasus tersebut, awalnya mereka menyebut jika korban meninggal seusai kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Spanduk Kerajaan Masapahit Muncul di Demo Yogyakarta, Kritik Tajam Terhadap Keluarga Jokowi

Baca juga: Yogyakarta Jadi Destinasi Wisata Paling Terjangkau di Indonesia

Kasus penganiayaan yang membuat korban meninggal dunia di Yogyakarta sedang menjadi sorotan.

Pasalnya, pelaku penganiayaan tersebut mengaku terinspirasi kasus Vina Cirebon.

F (30), pria asal Pandeyan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta tewas setelah dianiaya 15 orang pada Sabtu (17/8/2024).

Bahkan, para pelaku sempat merekayasa kematian korban dengan menyebut F sebagai korban kecelakaan.

Bukti rekaman CCTV menguak fakta berbeda.

Rupanya, korban tewas dianiaya di lokasi futsal yang berada di Umbulharjo, Yogyakarta.

Dari 15 pelaku, enam di antaranya masih buron.

"Pelaku ini membuat skenario seolah kecelakaan, terinspirasi kasus Vina Cirebon," ungkap Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio seperti dilansir dari TribunSolo.com, Minggu (25/8/2024).

Kompol Probo mengatakan, pelaku merupakan kelompok petugas parkiran.

Baca juga: Minibus Tabrak Tebing di Bantul Yogyakarta, 4 Penumpang Terluka

Baca juga: Convoy Merdeka, Puluhan Bikers Honda Rayakan Hari Kemerdekaan di Yogyakarta

Motif penganiayaan karena para tersangka merasa korban F sering mengadu antar kelompok pelaku.

"Jadi pelaku ini ada tiga kelompok."

"Yaitu kelompok parkiran MU futsal, Djemari, dan Lempuyangan."

"Jadi kalau korban sedang berada di salah satu kelompok parkiran, dia sering mengadu bahwa kelompok parkir yang sana seperti ini seperti ini," jelas dia.

"Akhirnya mereka ini saling ketemu para kelompok parkir ini ternyata tidak ada yang diadukan, sehingga mereka para tersangka merasa sakit hati, karena merasa diadu domba," lanjut Kompol Probo Satrio.

Kompol Probo menjelaskan, penganiayaan dimulai pada sore hari korban datang ke MU Futsal dan sudah ditunggu oleh dua kelompok parkir lainnya yakni kelompok parkir MU Futsal dan Djemari.

"Ternyata mereka ini sedang membicarakan apakah yang diomongkan korban ini benar atau tidak."

"Ternyata tidak benar, akhirnya korban ini dianiaya di situ," kata dia.

Pihaknya menyebut, penganiayaan dilakukan secara bergiliran.

Pertama dilakukan oleh kelompok MU Futsal, setelah itu Djemari.

Kemudian ada salah satu tersangka menghubungi kelompok Lempuyangan, akhirnya mereka datang dan ikut menganiaya korban F.

Baca juga: Nasib Apes 2 Kurir Sabu Asal Medan, Gagal Terima Upah Rp40 Juta, Tertangkap Setibanya di Yogyakarta

Baca juga: Gojek Dukung Pariwisata dan Lingkungan di Bandung, Semarang, Solo, dan Yogyakarta

"Sampai malam itu, sampai dimasukkan kamar, dihajar di dalam kamar, kemudian dini hari dibawa ke rumah sakit Lempuyangan."

"Itu mulai dari pukul 15.30 hingga pukul 22.00, secara bergantian," beber Kompol Probo Satrio.

Sebelumnya, Polresta Yogyakarta mengungkap kasus penganiayaan hingga meninggal dunia dengan modus samarkan penganiayaan seperti kasus kecelakaan.

Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio menjelaskan, perkara kasus pengeroyokan hingga meninggal dunia mengatakan kasus ini awalnya dibuat skenario seolah-olah kecelakaan.

"Jadi perkara ini awalnya dibuat skenario seolah-olah kecelakaan lalu lintas, tapi dalam perkembangannya kami lakukan penyelidikan ternyata ini terjadi pengeroyokan," ujar Kompol Probo.

Kompol Probo menjelaskan kronologis kejadian bermula pada Sabtu (17/8/2024) sekira pukul 08.00, pada saat itu ayah korban mendapatkan kabar bahwa anaknya yang berinisial F sedang dalam keadaan kritis di RS Bethesda Yogyakarta.

Ayah korban lantas bergegas menuju ke RS Bethesda untuk mengecek dan diketahui bahwa F berada di ruang IGD.

"Setelah pelapor (ayah korban nama Mugiyarta) bertemu dokter, dijelaskan bahwa korban saat itu diantar oleh orang tidak dikenal."

"Orang yang tidak dikenal tersebut mengatakan bahwa terjadi kecelakaan lalu lintas," ujar Kompol Probo Satrio. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pria di Yogyakarta Tewas Usai Dihajar Bergilir oleh 15 Orang, Pelaku Ngaku Terinspirasi Kasus Vina

Baca juga: Kemenko PMK Bentengi Cara Bermedia Sosial Remaja Indonesia dengan Cara Ini

Baca juga: Duka Persis Solo, Terjun ke Zona Degradasi Liga 1 Imbas Cetak Hattrick Kalah Beruntun

Baca juga: Sadewo Tegaskan Gandeng PKS Jadi Mitra Koalisi di Pilkada Banyumas 2024

Baca juga: SOSOK Jeje, Menantu Staf Ahli Jaksa Agung Viral Gegara Erina Kaesang, Kerap Difasilitas Pengusaha

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved