Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Kisah Anak Penderes Karet Dilantik Jadi Anggota DPRD Pati, Sosok Santri Tapi Aktivis

Dari 50 legislator yang dilantik, terdapat sosok santri yang terlahir dari latar belakang keluarga petani kurang mampu.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
Ist
Anggota DPRD Pati 2024-2029 dari PKB, Kastomo alias Bung Tomo.   

Berkat semangat dan tekad yang kuat, Bung Tomo mampu menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma). 

Sepulang kuliah, sambil mengajar dia tak meninggalkan habitatnya sebagai aktivis. 

Suami dari Siti Mudrikah ini aktif sebagai takmir masjid, hingga menjadi pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor tingkat Kecamatan Winong dan pengurus cabang (PC) Pati. 

Bapak satu anak ini juga menjadi wakil ketua pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Winong. 

Selain organisasi sosial dan keagaaman, Kastomo juga terjun di partai politik sebagai kader PKB Pati mulai 2009. 

Dia pernah menjadi sekretaris dan juga ketua DKC Garda Bangsa Pati, sebuah organisasi sayap PKB. Saat ini dia tercatat sebagai wakil Ketua DPC PKB Pati, sekaligus ketua PAC PKB Kecamatan Winong. 

Dia pun berkisah jika pencapaiannya saat ini tidak terlepas dari dukungan keluarga. 

Meskipun dalam kondisi kurang mampu, orang tuanya tak pernah membatasi dirinya dalam beraktivitas positif. 

Orang tuanya juga mengajarkan nilai kerja keras, ketekunan, dan kejujuran. 

"Orang tua saya mengajarkan karakter kuat sebagai anak desa dan santri. Meskipun penuh keterbatasan kami tetap harus kuat dan bisa adaptif dalam setiap kondisi," kata dia.

Lahir dari daerah Pati selatan yang mayoritas masyarakatnya petani tadah hujan menjadikan Kastomo kuat menghadapi banyak rintangan.

Di wilayah lahan kering, tidak banyak yang dapat dilakukan petani. Mereka hanya bisa panen sekali dalam setahun. 

Itu membuat orang tuanya, Sarmo dan Muklin, merantau ke Sumatra untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. 

Di tanah rantau, mereka bekerja sebagai penderes karet. Ketika orang tuanya merantau, Kastomo diasuh sang nenek. 

"Perjuangan orang tua yang begitu keras menjadikan saya semangat untuk belajar dan bertekad menjadi orang sukses. Segala daya upaya saya lakukan untuk berjuang memperbaiki keadaan keluarga. Semua tidak terlepas dari peran besar orang tua saya," tandas dia. (mzk)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved