Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Waspada Warga Pati dan Sekitarnya! Sesar Naik Pati Berpotensi Picu Gempa Hingga M 6,5

Sesar Naik Pati berpotensi memicu gempa dari Semarang hingga Tuban dengan magnitudo hingga M 6,5. Ketahui lebih lanjut tentang ancamannya di sini!

IMAGE GENERATOR
ILUSTRASI: Gempa Pati Thrust. Sesar Naik Pati berpotensi memicu gempa dari Semarang hingga Tuban dengan magnitudo hingga M 6,5. Ketahui lebih lanjut tentang ancamannya di sini! 

Sumber: kompas.com

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Wilayah pantai utara Pulau Jawa, termasuk Semarang, Blora, Lasem, Rembang, dan Tuban, berpotensi diguncang gempa karena berada di jalur Sesar Naik Pati atau Pati Thrust.

Sesar ini merupakan garis sesar aktif yang membentang dari arah timur laut hingga barat daya di selatan Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Dosen Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada, Salahuddin Husein, menjelaskan bahwa Sesar Naik Pati memiliki panjang yang signifikan dan bisa memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai M 6,5.

Sesar ini memiliki laju pergeseran sebesar 0,1 mm per tahun, dan dinamai Pati Thrust karena mekanisme anjaknya yang terdorong naik di permukaan daerah perbukitan Sukolilo, Pati.

Salahuddin menyebutkan bahwa penilaian keaktifan Pati Thrust diambil dari berbagai data seperti catatan geologi, data kegempaan, dan Global Positioning System (GPS) yang diukur dengan satelit.

Adanya Pati Thrust telah teridentifikasi dari pola kelurusan yang memanjang dari selatan Semarang ke arah timur laut melewati daerah Lasem dan menerus hingga Laut Jawa.

Riwayat Gempa Sesar Naik Pati

Riwayat gempa akibat Pati Thrust mencatat beberapa kejadian gempa merusak sejak abad ke-19.

Salahuddin mencatat beberapa gempa besar yang diakibatkan oleh sesar ini, termasuk gempa tahun 1836 di Rembang hingga Tuban dengan skala intensitas VII MMI, dan gempa tahun 1847 yang merusak daerah Lasem.

Pada tahun 1890, gempa kuat dengan magnitudo M 6,8 melanda Pati, menyebabkan kerusakan parah dengan skala intensitas VI-VII MMI dan radius kerusakan sekitar 500 km.

Dalam catatan sejarah, Sesar Naik Pati beberapa kali memicu gempa kuat yang merusak.

Salahuddin juga mencatat gempa lebih baru pada 18 Desember 2019 di wilayah antara Pati, Lasem, dan Blora.

Pada hari itu, terjadi dua gempa dengan magnitudo M 2,9 dan M 2,7, serta gempa ketiga pada 25 Desember 2019 dengan magnitudo M 3,6, yang semuanya berada tepat pada jalur Sesar Naik Pati.

Potensi Magnitudo Gempa Pati Thrust

Secara energi, gempa Pati Thrust tidak sebesar Megathrust karena perbedaan mekanisme pensesaran.

Megathrust terjadi akibat pergeseran lempeng di kerak bumi, sedangkan Pati Thrust adalah "sobekan" di dalam lempeng yang bergerak setiap tahunnya.

"Jadi kalau Pati Thrust hanya batuannya saja yang bergerak, sedangkan Megathrust itu batas antar-lempeng besar yang bergerak,” jelas Salahuddin.

Meskipun magnitudonya relatif lebih kecil dibandingkan Megathrust, Sesar Naik Pati tetap berpotensi memicu gempa yang dapat merusak, seperti yang pernah terjadi pada 1890-an dan 1930-an.

Mengingat fakta keaktifan Sesar Naik Pati dan sejarah gempa kuat yang pernah terjadi, Salahuddin mengimbau masyarakat dan pemerintah di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan berbagai langkah mitigasi.

Dengan mitigasi yang tepat, risiko kerusakan akibat gempa dapat diminimalisir untuk melindungi masyarakat di kawasan pantai utara Pulau Jawa.

Mitigasi dan Kewaspadaan

Masyarakat di wilayah yang berada di sepanjang jalur Sesar Naik Pati diharapkan untuk selalu waspada terhadap potensi gempa.

Pemerintah daerah juga didorong untuk memperkuat infrastruktur dan menyediakan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi situasi darurat gempa bumi.

Langkah-langkah ini penting untuk memastikan keselamatan warga yang tinggal di daerah rawan gempa akibat aktivitas Sesar Naik Pati.

Dengan meningkatnya aktivitas gempa tektonik di kawasan ini, langkah mitigasi seperti pemetaan risiko, pembangunan infrastruktur tahan gempa, dan peningkatan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengurangi dampak bencana.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved