Dibalik Pasangan Wiwit - Hajar, Ada Dukungan Pawoko Tokoh Jepara

Harus diingat bersama kompetisi menuju Jepara 1 adalah kegiatan yang sakral maka jangan dinodai dengan kampanye hitam atau bahkan usaha pecah belah.

"Devide et Impera, politik pecah belah, politik adu domba adalah gaya politik yang dilakukan Penjajah Indonesia di masa silam," ujarnya.

Menurutnya, siapapun yang memecah belah masyarakat atau umat islam, mereka berarti berprilaku seperti penjajah Indonesia.

"Saya berpesan pada Mas Wiwit dan Hajar, politik hari ini harus di laksanakan dengan riang gembira, selalu ingat dengan tujuan mulia untuk membangun Jepara," katanya.

Bagi masyarakat jepara, kompetisi ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, sehingga jangan ada perpecahan antar keluarga ataupun tetangga hanya karena politik.

Deklarasi dukungan terhadap Wiwit-Hajar ini dilaksanakan di Posko Kemenangan yang berada di Potroyudan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, dan dihadiri oleh 10 pimpinan partai politik. 

Partai-partai yang hadir di antaranya adalah PPP, PDIP, Gerindra, Demokrat, Golkar, PSI, PKS, Prima, dan Partai Buruh. 

Kehadiran sejumlah pimpinan partai ini menunjukkan bahwa Paslon Wiwit-Hajar mendapatkan dukungan yang cukup luas dari berbagai kalangan politik.

Konsep "Mulus" ini menjadi inti dari kampanye mereka dan diharapkan dapat menarik simpati dan dukungan lebih banyak dari masyarakat Jepara.

Lebih lanjut, Mas Wiwit menekankan pentingnya pelaksanaan Pilkada yang berjalan dengan lancar dan damai. 

Ia menyatakan harapannya agar Pilkada kali ini bisa menjadi ajang demokrasi yang "happy" atau menyenangkan bagi semua pihak. 

"Kami ingin Pilkada yang happy," ujarnya. 

Hal ini menunjukkan komitmen Paslon Wiwit-Hajar untuk menciptakan suasana Pilkada yang kondusif dan bebas dari konflik, demi menjaga kedamaian dan persatuan di Jepara.

Selain itu, Witiarso Utomo juga menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Jepara. 

Dia menyadari bahwa harapan masyarakat Jepara adalah untuk mendapatkan pendapatan yang lebih layak, infrastruktur yang memadai, dan pendidikan yang berkualitas.