Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

ALASAN Pentingnya Insentif ke Masyarakat Pengguna Energi Terbarukan, Bisa Berupa Pengurangan Pajak

Lembaga pembinaan dan perlindungan konsumen (LP2K) Jawa Tengah sosialisasikan inisasi penggunaan energi bersih terbarukan.

Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Lembaga pembinaan dan perlindungan konsumen (LP2K) Jawa Tengah berikan sosialisasi penggunaan energi bersih terbarukan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG-Lembaga pembinaan dan perlindungan konsumen (LP2K) Jawa Tengah sosialisasikan inisasi penggunaan energi bersih terbarukan.

Inisiasi yang disosialisasikan adalah penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Ketua LP2K Jateng, Abdun Muhfid memberikan lampu kuning terhadap  penggunaan energi fosil yang masih menjadi mayoritas penggunaan sehari-hari. Padahal ketersediaan energi fosil semakin menipis.

"Masyarakat kita belum segera move on menggunakan energi-energi terbarukan. Kami selalu mengkampanyekan ini agar pemerintah melakukan langkah-langkah untuk mengkonversi," jelasnya saat sosialisasikan inisasi penggunaan energi bersih terbarukan, di hotel Grasia, Kamis (5/9/2024).

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata 192 MWp, Terbesar di Asia Tenggara

Baca juga: Jateng Jadi Percontohan Pengembangan Energi Baru Terbarukan Nasional

Menurutnya, pemerintah perlu memberikan insentif agar masyarakat yang telah melakukan konversi penggunaan energi bersih.

"Apa insentifnya ini yang harus dipikirkan agar masyarakat tertarik. Insentif itu misal masyarakat memiliki bangunan  telah menggunakan PLTS pajaknya bisa dikurangi," imbuhnya.

Menurutnya masyarakat akan enggan melakukan konversi jika tidak insentif. Pemerintah seharusnya belajar dari pengalaman melakukan konversi penggunaan minyak tanah ke gas elpiji.

"Kenapa ini bisa berhasil karena insentif jelas. Masyarakat dapat kompor gratis dan tabung gas gratis. Setelah gratis minyak tanah harga dinaikkan sehingga masyarakat tidak ada pilihan," tuturnya

Ia mengatakan masyarakat masih merasa nyaman dengan penggunaan energi konvensional. Masyarakat masih bergantung dengan PLN maupun energi lainnya.

"Maka perlu masyarakat disadarkan. Harus ada energi alternatif energi lainnya," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Prov Jateng Boedyo Dharmawan menuturkan sejak tahun 2018, pemerintah provinsi setiap tahun memberikan sambungan listrik gratis kepada 15 ribu rumah. Hingga akhir tahun 2023 sambungan listrik gratis telah terpasang di 90 ribu rumah.

"Ke depan dari RPJ kami menargetkan memberikan sambungan listrik gratis kepada warga kurang mampu," tuturnya.

Menurutnya, program sambungan listrik diperuntukkan warga tertinggal, terluar, dan tidak mampu. Jadi pemberian bantuan listrik berdasarkan data DTKS Kemensos.

"Dari data itu dikorelasikan dari data PLN," tuturnya.

Terkait energi terbarukan, menurutnya merupakan perubahan lifestyle (gaya hidup). Sementara konversi merupakan program. kebijakan untuk masyarakat tidak mampu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved