Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ungaran

Kisah Yono, Kusir Sejati yang Pertahankan Tradisi Delman Wisata di Ungaran

Sejumlah delman atau kereta kuda masih kerap ditemui di sekitar pusat kota Ungaran, Kabupaten Semarang.

TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Delman wisata keliling melintasi kawasan Exit Tol Ungaran, Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (25/8/2024) siang. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sejumlah delman atau kereta kuda masih kerap ditemui di sekitar pusat kota Ungaran, Kabupaten Semarang.

Sebagian besar dari mereka masih bertahan untuk mengantar penumpang, baik untuk transportasi mau pun wisata.

Satu di antaranya yakni Yono (46), warga Kecamatan Ungaran Timur.

Baca juga: Duet Adik Bupati - Ketua PGRI Sragen Resmi Daftar Pilkada, Naik Delman Diantar Ribuan Pendukung

Dia membuka jasa wisata keliling kota dengan kereta kudanya setiap Minggu pagi hingga siang dari kawasan Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur.

Rute yang dilewatinya yaitu di sekitar Kalirejo dan Sidomulyo, melewati Exit Tol Ungaran, kawasan perumahan, kawasan Makam Gatot Subroto hingga kembali ke alun-alun.

Tarif yang dipatok bervariasi sesuai jarak, mulai dari Rp45 ribu hingga Rp60 ribu sekali jalan.

Satu keluarga menyewa jasa wisata keliling naik delman di Ungaran, Kabupaten Semarang
Satu keluarga menyewa jasa wisata keliling naik delman di kawasan Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (25/8/2024) siang.

Yono mengaku bahwa masih ada sejumlah keluarga yang ingin mencoba naik delman meskipun hanya beberapa.

“Kalau siang ngetem (mangkal) di luar untuk keliling-keliling, kalau malam di dalam pasar malam di alun-alun ini,” kata dia ketika ditemui Tribunjateng.com, Minggu (25/8/2024).

Selain saat akhir pekan, Yono juga membuka jasa transportasi bagi para pedagang maupun konsumen di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat.

Menjadi kusir diakuinya merupakan satu-satunya pekerjaan utamanya.

Penghasilan yang diterima setiap bulannya sudah cukup untuk menyekolahkan anaknya.

“Buat sehari-hari cukup, tidak punya sisa (tabungan). 

Sisanya ya untuk menyekolahkan anak saja,” imbuh dia.

Dia menekuni dunia perkudaan sejak SMP.

Sejak awal, dia sudah bekerja untuk para pemilik kuda dan diajari melatih dan menunggang kuda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved